Sticky Notes - 1/2

37 10 0
                                    

     HARI terakhir MPLS, Agam, yang sedang menjadi kakak pembimbing, lupa membawa pulpen untuk mencatat sesuatu, jadi, ia berinisiatif untuk meminjam kepada murid baru yang duduk di meja terdepan.

"Dek, pinjam pulpen dong," pinta Agam. "Ada?"

"Oh, ada, tapi cuma satu." Cewek itu dengan sigap mengubek-ubek tasnya, lalu memberikan Agam pulpen miliknya. "Ini. Jangan lupa dibalikin, Kak. Cuma satu."

"Iya." Agam terkekeh. "Siapa nama lo?"

"Ayu," jawab cewek itu. Matanya melirik jas OSIS yang dikenakan Agam. "Kak... Piagam?"

"Agam aja," koreksinya. "Nggak usah pake 'kak' juga nggak masalah."

Lalu, keduanya bersitatap selagi pulpen Ayu berpindah tangan pada Agam.

Tidak lama setelah itu, kegiatan MPLS mereka usai. Dan Agam lupa untuk mengembalikan pulpen milik Ayu.

     "Tis, lo ngebimbing cewek yang duduk di depan itu kan?" tanya Agam saat hendak pulang selepas MPLS kepada temannya (yang juga menjadi kakak mentor di kelas yang sama).

"Yang mana?" Tissa bertanya balik. "Ayu?"

"Iya, Ayu," sahut Agam.

Tissa mengangguk. "Iya, kelompok gue. Emang kenapa?"

"Pulpen dia belum gue balikin. Nggak enak jadinya. Ada ID LINE-nya nggak, Tis?" Agam menunjuk ponsel Tissa yang sedang cewek itu genggam.

"Yeee, bilang aja lo mau modus!" Tissa tertawa, kemudian membuka ponselnya dan mengutak-atik sesuatu di sana.

"Bukan modus, dih!"

"Hm, masa?"

"Dia bilang harus dibalikin karena pulpennya cuma satu."

"Terserah deh. Tuh, udah gue kirimin kontaknya."

"Oke."

Sebulan kemudian.

     Agam memasuki kelas X IPA-2 sembari matanya melirik-lirik. Tidak tahu harus ke mana, akhirnya ia bertanya pada seorang murid di sana.

"Eh, Nana, si Ayu duduk mana?" tanya Agam.

"Situ, Kak." Nana menjawab sembari ia menunjuk ke kursi belakang.

"Oh, oke." Agam tersenyum sekilas sebelum akhirnya menghampiri orang yang dicarinya. "Ayu! MPLS doang lo ya, rajin duduk depan."

Ayu yang sedang menyalin PR, terkesiap tatkala kakak kelasnya itu menggebrak mejanya. Ayu mengelus dadanya sedetik kemudian.

"Lo tuh pake salam dulu kek, Gam. Atau nyapa dulu, hai, hai, gitu," omel Ayu. "Nggak mencerminkan kakak kelas baik."

Yang diomeli hanya cengir-cengir.

"Eh, lo harus tahu, Yu," katanya, "Ada sticky note lagi."

"Apa isinya?" tanya Ayu. "Seru nggak?"

"Biasa aja. Nih, lihat sendiri," jawab Agam sambil tangannya menyodorkan kertas tempel berwarna merah muda.

Ayu menatap kertas itu dengan datar.

Hai, have a good day.
-RKN

"Gila, Yu. Udah dua kali gue dikirimin ginian dalam seminggu. Gue penasaran banget deh, siapa yang ngirim ini, kira-kira?"

Ayu mendengus. "Mana gue tahu. Salah kirim aja kali. Seharusnya, itu sticky note dikirimin buat lokernya Kak Bagas. Lo sama dia kan sebelahan lokernya."

"Lo kok gitu sih! Emang Bagas doang apa yang mau populer? Gue kan mau juga!"

"Ya ya ya."

     Beberapa pagi selanjutnya, Agam menemukan kembali sticky note di dalam lokernya. Kali ini isinya kelihatan lebih panjang dari biasanya.

Agam, today is your birthday. Selamat ulang tahun! Wish you all the best.

Tell me, if my every-morning-message is bothering your days. Semoga Agam nggak keganggu.

-RKN

Penerimanya tersenyum kecil saat membaca kertas tempel itu. Sedikit-banyak, ia merasa terhibur dengan adanya pesan-pesan singkat yang (sudah seminggu ini) setiap hari ditempel di lokernya.

Sedikit-banyak pula ia penasaran akan orang yang selama ini menulis kata-kata itu. Tapi, memangnya Agam bisa mencarinya lewat mana?

Di setiap kertas ada RKN tertulis di bagian akhirnya. Agam berpikir, RKN itu sudah pasti nama singkatan kan?

(Bersambung ke bagian 2/2.)

Kepingan: Prosa Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang