aku, kau, dan lagu bertema sedih.

15 1 0
                                    

catatan:

waktu aku tidak semenyedihkan ini, semua lagu sama saja bagiku. musik yang asyik, lirik yang dinamik–bahkan aku hampir tak pernah memerhatikan makna dari rentetan liriknya.

namun, akhir-akhir ini, semua lagu bertema sedih terasa diciptakan dan dirilis hanya untuk mendongengkan isi hatiku dan mengolok-olokku dengan jahat.

aku masih ingat betul malam sebelum kau pergi. aku menyalakan daftar putar lagu kesukaan yang biasa kita putar saat kita mengelilingi ibu kota. lalu, aku masih ingat, malam itu, dua tanganku merengkuh tubuhmu yang belakangan ini terlihat lebih ringkih. dua tanganmu membalas rengkuhanku dengan rela.

begitu hangat dan dingin secara bersamaan.

hatiku janggal merasakanmu semakin jauh saat kupeluk. jadi, pada saat itu, dengan bodoh kueratkan pelukanku, begitu erat, hingga nyaris aku merasakan debar jantungmu. tapi, itu tidak membantu sama sekali. lama kelamaan kesedihanku malahan merasa diundang dengan ramah untuk merangsak masuk ke dalam setiap rongga-rongga tubuhku. tenggorokanku dicekat, seluruh tubuhku terasa dicekal.

di antara lagu-lagu bajingan melankolis yang berputar tanpa henti itu, aku mengajakmu berdansa pelan untuk meredakan sedihnya. alih-alih reda, aku malah merasakan bendungan pada ujung pasang mataku dan matamu runtuh berbalasan.

di tengah tetes-tetes hujan yang membasahi pipi kau dan aku, kita berhenti berdansa, tanpa melepas peluk. kau dan aku menukar kesah tanpa sepatah kata pun yang meluncur dari bibirku dan bibirmu. lalu, pada 5 lagu selanjutnya, kita tetap menangis, saling menggenangi sisi bahu kita yang berlawanan.

tanpa tertulis dan terucap, kita setuju untuk menikmati dan merayakan sendu. karena itu tandanya rasa kita belum mati, 'kan?

***

catatan 2:

setelah kau lelah, aku mengantarmu pulang cukup sampai pagar. selepas itu, aku kembali ke kamarku yang nyaman–terlalu nyaman, hingga aku tergoda untuk meredam nestapa dengan nelangsa di atas bantal.

masih dengan daftar putar lagu yang sama.

Kepingan: Prosa Tentang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang