13 - One Day With(Out) Love

403 18 0
                                    

Hari ini Safira harus tinggal sendiri di rumah milik Johan. Selama seminggu ini, Bagas dan keluarganya berada di Bali untuk menjenguk Neneknya yang sakit. Om Johan sudah mengajak Safira ikut, namun Safira menolak karena alasan pelajaran di sekolah. Jadinya, kini Safira benar - benar sendiri di rumah itu.

Bagas : Dimana?

Safira : Di jalan

Bagas : Mama nanya, kamu tadi sarapan apa?

Safira : Kayak biasa

Bagas : Oyauda. Hati hati ya sayang:)

Safira : Iya Bagas iya:)

Sayang.

Safira seketika tertawa membaca kalimat dari Bagas. Bagas begitu berani dalam chat, namun jika berbicara langsung, Bagas tidak akan seromantis ini.

Ini adalah hari pertama Safira sendirian tanpa Bagas dan keluarganya. Safira memang sempat kesulitan sedikit tanpa Yuna, namun Safira perlahan bisa mengatasinya.

Sesampainya di sekolah, Safira langsung turun dari angkot yang mengantarnya sampai depan. Mata Safira seketika melotot ketika melihat siapa laki - laki yang berdiri di depan gerbang. Laki - laki itu menatapnya dengan senyuman yang terlukis di bibirnya. Mau tidak mau Safira harus ikut tersenyum untuk membalas senyuman laki - laki itu.

"Bagas mana? Tumben sendiri," ucap laki - laki itu santai.

"Bagas ke Bali. Jenguk Neneknya selama seminggu,"

"Jadi selama seminggu kamu tanpa Bagas?"

"Iya,"

Laki - laki itu tersenyum miring yang seketika membuat Safira takut dengan laki - laki itu.

"Kamu ingat kejadian kemarin?" Tanya laki - laki itu yang langsung dijawab anggukan polos oleh Safira.

"Kamu inget apa yang aku bilang? Aku bilang aku nggak bakal memperjuangkan kamu lagi 'kan?"

Safira mengangguk lagi.

"Aku tarik lagi,"

"Maksudnya?"

"Setelah aku pikir - pikir, kenapa aku harus melepas orang yang masih sayang sama aku?"

Safira tidak bisa menahan rasa kagetnya. Detak jantungnya sudah bisa ia dengar ke telinganya sendiri.

"Aku bakal memperjuangkan kamu, Safira. Aku masih sayang kamu dan kamu juga 'kan?"

Deg!

Safira tidak tau harus berbuat apa lagi. Ia kira masalahnya akan selesai kemarin, nyatanya Alda kembali berulah. Alda kembali menghancurkan pertahanannya.

"Aku mau kita balikan,"

Safira terdiam. Jika saja ia tidak kasihan atau berbalas budi pada Bagas, ia tidak mungkin menerima Bagas sebagai kekasihnya, karena nyatanya, Safira masih sangat mencintai Alda. Alda begitu sempurna baginya. Alda tidak pernah menyakitinya. Jika bukan karena suruhan sang Ayah, ia tidak akan melepas Alda yang menjadi penyemangat dalam hidupnya.

PHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang