08 - Kembali ke Kegelapan

474 32 0
                                    

Setelah kejadian di pantai kemarin, ternyata membawa kabar baik bagi perasaan Bagas. Bagas yang entah sejak kapan diam - diam menaruh rasa pada Safira, akhirnya ia merasakan pembalasan dari rasa cintanya. Walau Bagas masih ragu untuk mengungkapkan status, namun perasaannya yang sudah dibalas oleh Safira sudah menjadi angin segar baginya.

"Kenapa senyum mulu dari tadi?"

Bagas terlonjak kaget ketika suara terdengar dari arah sampingnya. Bagas menoleh dan ia menemukan kehadiran Alda di sampingnya. Terkejut? Sudah pasti. Alda terlihat begitu santai dengannya, padahal sudah sebulan mereka tidak saling sapa. Bagas seketika mengedarkan pandangannya yang membuat Alda kebingungan dengan tingkah Bagas.

"Cari siapa lo?"

"Pacar lo mana?"

"Pacar gue? Siapa?"

"Alana,"

"Dia bukan pacar gue,"

Bagas sontak menoleh kearah Alda dengan tatapan tidak percaya.

"Dia susah dideketin. Gue mundur aja. Jugaan kita satu kelas, gue nggak mau kita canggung kalau ketemu," jelas Alda.

"Oh," hanya itu yang bisa dikatakan oleh Bagas. Ia masih belum terbiasa dengan Alda sekarang setelah satu bulan memendam dendam.

"Tapi gue mau deketin Safira,"

Sontak Bagas menoleh dengan ekspresi wajah yang kaget. Alda membalas tatapan tidak percaya itu dengan tatapan sinis.

"Kenapa? Lo marah kalau gue deketin Safira?" Ucap Alda dengan nada merendahkan.

Bagas masih diam. Ia diam sebab ia menahan rasa emosi yang seketika menyerangnya. Bagas mengira bahwa jalannya akan mudah untuk mendapatkan Safira, namun nyatanya tidak. Mengingat bahwa Safira masih begitu menyayangi Alda, Bagas tidak yakin dirinya bisa. Ia mungkin hanya dianggap teman bagi Safira. Tidak lebih.

"Lo kira lo bisa dapetin Safira dengan mudah?" Alda tertawa sinis. "Ngimpi lu!"

"Lo juga jangan ketinggian! Safira nggak bakal mau balik sama lo!" Balas Bagas berapi.

"Darimana lo tau? Lo emang siapanya dia? Lo tau apa tentang dia?"

Bagas menahan diri untuk tidak berbicara. Ia memilih berdiri dan segera meninggalkan tempat itu sebelum ia berbicara terlalu banyak hingga rahasia Safira yang ia kubur dalam - dalam akan terbongkar.

Sementara itu, Alda masih menatap punggung Bagas yang perlahan menghilang di belokan. Alda tersenyum miring sambil menatap ke luar kelas.

Drrt... drrt...

Merasa ada getaran di handphone yang ia genggam, ia langsung memeriksa pesan yang masuk.

Safira : Knp?

Alda tersenyum. Setelah bersusah payah kembali menghubungi Safira, akhinya Safira membalas pesan yang ia kirim kemarin. Walau begitu lambat, ini sudah menjadi jalan kalau Safira masih belum bisa jauh darinya.

Dengan segera Alda mengetik pesan sebelum Safira berubah pikiran.

Alda : Ketemu bisa?

Safira : Ga. Gw sibuk

Alda : Cuma sebentar
Alda : Mau ya?
Alda : Atau gue ke kelas lo?

Safira : Dih! Apa apan sih lo?!
Safira : Yaudah dmn?
Safira : Jangan lama - lama!

PHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang