24 - Good Bye:)

360 23 0
                                    

Mata seorang laki - laki mengerjap beberapa kali sebelum matanya benar - benar terbuka. Ketika ia sadar, cahaya putih dan bau obat yang menusuk langsung menyambutnya. Ia tau ia dimana. Ia masih berada di rumah sakit.

Laki - laki itu mengangkat kepalanya dan menatap wajah seorang gadis yang terlihat begitu tenang ketika sedang tertidur.

Laki - laki itu tersenyum bahagia. Hari ini ia berhasil membuat gadis itu menjadi wanita terbahagia. Senyuman tidak pernah hilang dari wajah gadis itu.

Drrt... drrt...

Laki - laki itu segera mengambil handphone yang ia simpan di saku celananya.

Papa is Calling...

"Hallo Pa," sapa laki - laki itu dengan nada suara kecil agar gadis yang tengah tertidur lelap di dekatnya itu tidak terbangun karena suaranya.

"Kamu dimana, Alda?"

"Masih di rumah sakit, Pa. Alda gak tega ninggalin Safira," ucap laki - laki itu sambil tetap menatap Safira.

Terdengar helaan nafas dari seberang sana sebelum menjawab ucapan Alda. "Ini sudah jam berapa, Alda? Kamu harus istirahat untuk besok. Kamu juga belum menyiapkan perlengkapan kepindahan kamu,"

"Tapi, Pa, Safira lebih penting sekarang,"

"Cukup, Alda. Sudah satu hari kamu habiskan untuk Safira. Belum cukup juga?"

Alda menghela nafas kasar. Ia memijit kepalanya yang terasa sakit. Ia terlalu banyak berpikir akhir - akhir ini.

"Yasudah, Alda pulang sekarang,"

Tut...

Alda menatap wajah Safira. Ia tidak ingin meninggalkan Safira. Hari ini ia berhasil merubah gadis itu menjadi bahagia, namun ia tidak tau bagaimana perasaan gadis itu besok ketika ia harus pergi jauh.

"Safira, aku pergi dulu. Besok aku akan kembali. Aku akan melihatmu untuk yang terakhir," bisik Alda sambil mengelus puncak kepala Safira.

Sebelum pergi, Alda mengecup kening gadis itu dengan penuh kasih sayang.

"Good bye. I love you,"

Alda mulai melangkahkan kakinya menjauh. Memang raganya menjauh, namun hatinya menetap disana. Pada gadis yang tidak tau apa - apa tentang kepergiannya.

Good night. I love you.

*

"Om Johan?"

Johan yang duduk di sofa sambil membaca koran langsung mengangkat kepalanya ketika mendengar panggilan dari ranjang pasien.

"Kenapa udah bangun?" Johan menyimpan korannya dan berjalan mendekati Safira sambil membawa gulungan kertas yang diikat dengan pita berwarna merah.

"Emang kenapa kalau Safira udah bangun?" Safira balik bertanya dengan matanya yang tertuju pada gulungan kertas tersebut. "Itu apa?" Tanya Safira sambil menunjuk gulungan kertas tersebut.

Johan tersenyum. Ia menyerahkan gulungan kertas tersebut pada Safira yang tampaknya begitu penasaran.

"Kalau begitu, Om keluar dulu ya," ucap Johan ketika gulungan kertas itu sudah berada di tangan Safira.

Safira tersenyum sebagai jawaban. Setelah Johan pergi, Safira langsung mendudukan dirinya dan mulai membuka gulungan kertas tersebut dan mulai membaca isinya.

Selamat pagi, Safira:)

Kamu baru bangun? Gimana tidurnya? Ayo senyum dulu:)

Sebelum kamu membaca selanjutnya, kamu harus janji dulu sama aku. Kamu janji kamu ga bakal nangis dan senyuman itu ga bakal hilang dari wajah kamu.

PHILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang