CHP. 1 | 7🌟

8.4K 493 47
                                    

Warn!
Semua yang terjadi dalam cerita ini adalah fiksi dan murni khayalan saja. Author tidak bermaksud jelek terhadap setiap tokoh yang terlibat.
Jangan jadikan cerita ini sebagai patokan di kehidupan nyata!

Enjoy The Story
__________________________________


"Ayo semuanya! Jangan hilang fokus! Tempo kalian akan berbeda jika lengah sedikit!"

Seruan itu terdengar nyaring, berusaha mengalahkan suara musik yang diputar di dalam studio latihan dance tersebut.

"Jin-ssi! Tempomu berbeda dari yang lain! Fokus!"

"NE HYUNG-NIM!"

•••

Latihan telah usai, tujuh pemuda yang kini bermandikan peluh itu terkapar di lantai ruang latihan.

"A-aku ketoilet dulu." Ujar salah satu dari mereka.

"Jungkook-ah. Sekalian bawakan minum lagi, ne?" Ujar yang paling tua kini tengah berbaring terlentang di lantai.

Jungkook tersenyum dan mengangguk mengiyakan lalu melangkah keluar ruang latihan menuju toilet.

Sesampai di toilet, Jungkook menghadap cermin dan bertumpu pada wastafel dihadapannya. Tatapannya sayu, ia mendesis pelan saat merasa dadanya sesak dan kepalanya pening.

Tangannya merogoh saku celana trainingnya. Mencari benda seukuran genggam tangan itu disakunya. Setelah mendapatkannya, ia mengangkat tangannya dan mengarahkan benda itu pada mulutnya. Menekan bagian layaknya tuas pada bagian atasnya hingga gas didalamnya keluar dan dihirupnya. Menekannya dua kali hingga ia merasa lebih baik.

Disimpannya kembali obat miliknya tadi kemudian menyalakan keran dan membasuh wajahnya. Tidak baik jika ia keluar dengan wajah kacau nan pucat.

Setelah Jungkook merasa wajah terlihat lebih segar, ia keluar dari toilet. Melangkahkan kakinya dengan santai menyapa ramah dan membungkuk sopan jika berpapasan dengan beberapa staff. Langkahnya kini terhenti tepat di depan mesin minuman. Setelah memilih beberapa minuman isotonik untuk hyungnya yang lain juga untuk dirinya sendiri, Jungkook membawa botol-botol itu dengan lengannya. Begitu berbalik untuk kembali ke ruang latihan, betapa terkejutnya dirinya mendapati seseorang telah berdiri di belakangnya.

"Ya Tuhan! Hyung mengejutkanku!"

Jimin tertawa melihat wajah lucu Jungkook yang terkejut dan kini kesal padanya.

"Maafkan aku. Habis kau terlalu lama, jadi aku menyusul saja." Ujar Jimin. Ia mengulurkan tangan untuk meminta Jungkook membagikan setengah bawaannya padanya.

Tangan Jimin terdiam kaku dengan mata membola kaget dan serangan panik terlihat jelas dimatanya.

"Jungkook-ah! K-kau.. Kau mimisan!"

Jungkook pun terkejut mendengarnya. Refleks ia mendongakkan kepalanya keatas dan Jimin dengan cepat menurunkan semua yang dibawa Jungkook, meletakan semuanya di lantai.
Ditariknya Jungkook menuju toilet dengan hati-hati tentunya saat kondisi Jungkook sekarang ini tengah mendongak keatas.

Sesampai di toilet, Jimin menyalakan keran air.

"Tundukkan kepalamu. Biarkan darahnya keluar, jangan sampai masuk ke jalur pernafasanmu." Ujarnya dan Jungkook menurut, ia membersihkan darah yang masih menetes dari hidungnya.

Seven Stars With Love ||Brothership||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang