Warn!
Mon maap buat yg nama'a typo, Anda sedang famouse di sini:)
Enjoy The Story
__________________________________
"Itu adalah sel kanker yang mulai bertumbuh."
Dada Seokjin seolah dihantam batu besar. Waktu terasa berhenti disekelilingnya seketika, matanya samasekali tak teralihkan dari titik yang ditunjuk oleh sang dokter. Dan Yoongi bersumpah bahwa ia baru saja menitikan air matanya dengan hati yang terasa berlubang.
"Dan ini memasuki stadium dua."
Tak ada suara setelah sang dokter menyampaikan kabar yang bagikan sambaran petir di siang bolong. Bahkan Sejin-hyung pun terdiam juga. Namjoon berdehem kecil.
"Maaf sebelumnya.." Namjoon membuka suara yang terdengar sedikit parau. Ia menelan ludahnya sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Bukan bermaksud tidak menghargai Anda sebagai dokter. Tapi apakah ini benar adanya? Bukan hanya diaknosa belaka?"
Sang dokter menghela napas, ia melepaskan kacamatanya dan kembali menatap serius keempatnya. "Jika ini hanya diaknosa, maka saya akan mengatakannya bahwa ini diaknosa." Dokter menjeda sejenak, "Namun, apa yang saya katakan ini adalah murni hasil pemeriksaan secara keseluruhan. Kalian bisa lihat berkas hasil memeriksaan yang dilakukan hari ini."
Maka dokter memberikan beberapa berkas hasil pemeriksaan Jungkook hari ini pada keempat orang di depannya yang langsung dibaca satu per satu dengan teliti. Tentu saja Sejin lebih dahulu membaca semuanya. Ia mengusap wajah pelan dan mendapati wajah-wajah tegang, bercampur kalut dan sedih pada tiga member asuh BigHit yang sedang bersamanya ini.
"Oh God..." Gumam Namjoon pelan dengan kepalan tangannya di depan bibir.
Yoongi memejamkan matanya sambil menarik napas dalam. Meletakan berkas di tangannya tanpa satu patah kata keluar dari mulutnya.
Seokjin menaruk napas dalam sebelum mengeluarkan suaranya, "Kemo.. Apa Jungkook harus kemo?"
"Usaha pencegahan agar sel kanker tidak semakin menyebar, itu satu-satunya jalan. Berdoa saja agar sel kanier mengecil dan memperbesar kemungkinan sembuh." Ujar sang dokter.
Sejin menghela napas dalam. "Baiklah.." ia menjeda lalu menoleh pada tiga member tertua Bangtan. "Kalian bisa keluar." Lanjutnya.
Paham maksud sang manager, ketiganya keluar dari ruangan tersebut. Ketika diluar, Seokjin merasa lemas seketika. Namjoon langsung menahan Seokjin agar tidak jatuh.
"Hyung.." Panggil Namjoon pelan dan menuntun Seokjin untuk duduk di kursi tunggu tak jauh dari mereka. Seokjin tertunduk dengan tangan menutup wajahnya dan kemudian tiba-tiba duduk dengan tegap dengan mata memandang lurus dan hampa.
"Namjoon-ah, bisa kau pukul aku? Keras-keras saja."
"Hyung?" Namjoon mengerut samar menatap Seokjin yang masih memandang lurus.
"Pukul aku, Namjoon-ah." Seokjin menarik tangan Namjoon namun Namjoon menahan tangannya.
"Hyung.. Jebal.." Namjoon pun terlihat sangat-sangat kacau. Seokjin lihat itu. Ia menunduk lemas, dengan suara serak ia bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Stars With Love ||Brothership||
FanfictionHIATUS. ___________________________________________________________________ "Sekalipun salah satu bintang kami telah hilang, selamanya kami akan selalu menjadi Tujuh Bintang Dengan Cinta yang akan terus bersinar terang di hati." (It's very slowly to...