Warn!
Mon maap buat yg nama'a typo, Anda sedang famouse di sini:)
Enjoy The Story
__________________________________
Keningnya mengerut dalam, keringat telah membasahi pelipis. Nafas lebih cepat, otot tubuh menegang. Tangannya mencengkram selimut dan seketika kedua mata itu terbuka lebar dengan tubuh yang melonjak langsung pada posisi duduk.Napas Jungkook tak beraturan, jantungnya berdegup cepat. Dua onyx itu berpendar tak fokus.
Apa yang terjadi?!
Tatapan Jungkook melihat sekelilingnya mencoba fokus namun ia tak bisa.
Apa?!
Tidak mungkin!
Cklek~
Pintu terbuka, Jimin langsung menutup pintu dan melesat menghampiri Jungkook.
"Hei, Jungkook-ah! Kau kenapa?! Hei, tenanglah. Bernapas pelan-pelan!" Jimin memegang kedua bahu Jungkook.
"H-hyung! A-aku.. takut! Aku tidak mau pergi! Ak-aku.." Racau Jungkook. Tatapannya tak bisa fokus. Rasa panik menyerang dirinya.
"Hei, hei. Jungkook-ah! Kau dengar aku?! Hei! Lihat aku!" Jimin sedikit menyentak Jungkook, "Bernapaslah perlahan! Lihat aku! Tenangkan dirimu!"
Jungkook mencoba fokus pada Jimin dengan mengatur nafasnya seperti yang Jimin katakan. "H-hyung.."
"Sshh.. Aku di sini. Tenanglah. Pelan-pelan, tarik napasmu." Jimin memeluk Jungkook. Mengusap punggung berlapis kaus si maknae lembut.
Jungkook memejamkan matanya dan mulai bernapas normal ketika ia merasa pelukan Jimin mulai menenangkannya.
Jimin terus mengusap punggung Jungkook pelan. Ia terkejut sekali saat baru saja masuk kamar Jungkook, niat awal ia hanya ingin melihat keadaan Jungkook. Apakah anak itu sudah tidur nyenyak atau malah berkutat dengan komputer atau ponsel. Tapi keadaannya justru tak seperti yang dibayangkan. Ia tak tahu sejak kapan Jungkook memiliki yang namanya panic attack?Dirasa Jungkook sudah tenang dalam peluknya, Jimin buka suara. "Sudah lebih baik?"
Jungkook mengangguk. Matanya masih terpejam sesaat sebelum ia menarik diri dari pelukan Jimin.
Tangan Jimin masih mengusap bahu dan lengan Jungkook hingga yang lebih muda mengangguk padanya, memberi kode bahwa ia sudah lebih baik, baru Jimin menghentikan usapannya.
Tatapan Jimin masih tersirat khawatir namun juga bercampur sorot lembutnya.
"Mimpi buruk?" Tanya Jimin dengan suara pelan.
Jungkook mengangguk. Dalam hati ia bersyukur pada dua hal. Pertama, Jimin datang pada waktu yang tepat dan berhasil menenangkan dirinya. Kedua, bersyukur ia bisa ditenangkan begitu saja oleh Jimin sehingga asmanya tidak kambuh.
Jimin tersenyum menenangkan. Jungkook menatap Jimin lalu mulai membuka suaranya, "Terima kasih, hyung."
Jimin mengangguk, "Ya, sama-sama. Uh- Aku baru tahu kau punya.. panic attack seperti itu?"
Jungkook menggeleng kecil, "Entahlah, hyung. Kurasa ini baru pertama kali." Jawabnya jujur.
Jimin mengangguk mengerti, "Mau tidur lagi?" Tanyanya.
Jungkook menggigit bibir bawahnya ragu. Entah kenapa ia jadi takut untuk kembali tidur. Mimpi itu masih berputar di kepalanya.
"Mau tidur bersama?" Tawar Jimin ketika melihat ekspresi ragu Jungkook, "Kurasa kau butuh teman malam ini?" Tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Stars With Love ||Brothership||
FanfictionHIATUS. ___________________________________________________________________ "Sekalipun salah satu bintang kami telah hilang, selamanya kami akan selalu menjadi Tujuh Bintang Dengan Cinta yang akan terus bersinar terang di hati." (It's very slowly to...