CHP. 3 | 7🌟

5.4K 372 18
                                    

Warn!

Mon maap buat yg nama'a typo, Anda sedang famouse di sini:)



Enjoy The Story
__________________________________

Jungkook membuka matanya, beberapa kali mengerjab ketika cahaya lampu menyilaukannya.

Putih.

Putih.

Hanya warna itu saja yang Jungkook dapati. Keningnya berkerut dalam saat merasa kepalanya berdenyut sakit. Pergerakan tangan Jungkook terhenti saat hendak memegang kepalanya. Tangan kirinya terpasang infus. Lebih tepatnya punggung tangan kirinya.

Ini rumah sakit? Tanya Jungkook dalam hati.

Pandangan Jungkook mengedar dan ada dua orang pria dengan kaos polo hitam yang bertuliskan Staf di punggungnya.

"Hyung-nim.." Panggil Jungkook pelan.

Kedua pria tadi dengan cepat menoleh dan menghampiri Jungkook. Membungkuk sekilas, "Jungkook-ssi, anda butuh sesuatu? Atau apakah ada yang sakit? Saya akan memanggilkan dokter." Ujar salah satunya.

Jungkook menggeleng lemah, selemah sebuah senyum yang berusaha ia lukis di wajah pucatnya kini. "Ani. Aku tidak apa-apa. Hyung-nim bisa tinggalkan aku sendiri?"

Dua pria tadi saling berpandangan, "Maaf, kami diminta manager-nim untuk menjaga Anda, Jungkook-ssi." Ujar salah satunya.

Jungkook mengerutkan keningnya, "T-tidak, tidak apa-apa. Kalian bisa berjaga di luar saja." Ia mengambil nafas sejenak. "Aku ingin sendiri."

Setelah mendengar itu, kedua staf BigHit tersebut mengangguk dan membukuk sopan lalu keluar.

Setelah pintu tertutup kembali dan dua orang tadi telah meniggalkan dirinya sendiri, Jungkook meringis. Ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut sakit, ia tahan sejak tadi karena tak ingin orang lain melihat kesakitannya.

Mendesis kecil menahan sakit di kepalanya. Sakit sekali.

Jangan lemah, Jeon Jungkook. Tunjukan jika kau memang maknae yang kuat. Kau bisa melewati ini.
Hyung-deul, maaf. Aku belum bisa menunjukan semuanya pada kalian. Batin Jungkook.


Bibirnya ia gigit sembari menahan sakit di kepalanya. Hingga beberapa saat kemudian rasa sakit itu perlahan berangsur-angsur menghilang.

Jungkook menurunkan lengannya kemudian melirik jam dinding yang ada di sana. Hampir tengah hari dan pastinya Jungkook yakin ia melewatkan semua jadwal BTS hari ini karena kondisinya sekarang. Ia merasa sedih. Tak pernah Jungkook berpikir akan mengecewakan para penggemar dengan dirinya yang tidak tampil bersama para hyungnya.
Semua pasti sedang mengkhawatirkan dirinya saat ini. Terlebih para penggemar dan hyungdeulnya. Jungkook berharap jadwal terselesaikan tanpa masalah dan dirinya segera keluar dari sini.

|seven stars with love|

Pukul delapan lebih dua puluh lima menit. Beberapa manit yang lalu Jungkook baru saja selesai makan malam. Awalnya ia tak mau makan, beralasan jika dirinya ingin makan bersama hyungdeulnya, tapi manager-hyung yang menyempatkan diri mampir memaksanya makan, berkata jika member lain tidak akan menjenguk Jungkook jika si maknae itu tidak makan. Akhirnya dengan terpaksa Jungkook makan dan meminum obat yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Seven Stars With Love ||Brothership||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang