"Reva! Cepet nanti kalian telat loh!" Teriak Andini dari lantai bawah.
"Iya, ntar ma. Lagi pakek baju." Sahut reva dari lantai atas.
Andini hanya bisa menggelengkan kepalanya. Memang ia mempunyai anak kembar, tapi sungguh kelakuan dan sifatnya sangat berbeda.
Anak pertamanya, Reza Kenandiaz selalu disiplin dan tegas walaupun terkadang ia suka jahil dengan adiknya yang berbeda dengannya beberapa menit.
Dan anak keduannya, Revalin Astiany putri kecil Andini yang selalu berfikir rasional tapi selalu ceroboh dan cerewet. Reva mengingatkan Andini saat ia masih muda.
"Adik kamu itu ya, nggak pernah bisa tepat waktu kalok bangun. Mandinya aja sampai 1 jam. Heran mama." Omel Andini pada putra sulungnya yang tengah sibuk menyantap roti bakar dan susu coklat kesukaannya.
"Mau gimana lagi ma, namanya juga bawaan lahir." Canda Reza sebelum menghabiskan rotinya.
"Nggak baik tau ceritain orang dari belakang." Rengek Reva yang tiba tiba muncul dibelakang Reza.
"Gue udah siap makan. Gue tunggu dimobil 5 menit, lu nggak ada gue berangkat duluan." Ucapnya sambil menyalim dan berpamitan pada Andini. Tak lupa juga ia mencium pipi Andini.
Reva hanya bisa menghela nafas kasar. "Liat tu ma, anak mama dingin banget sama Reva" adu reva pada mamanya sambil mengambil dua roti bakar yang memang sudah disiapkan di meja.
"Udah ah, cepet sana! Nanti kamu ditinggal kayak kemaren lagi." Bukannya membela Andini malah memihak Reza. Gimana lagi? Memang Reva yang salah.
"Iya iya deh, reva pamit ma." Ucapnya setelah mencium pipi Andini.
"Hati hati, jangan kemana mana pulang sekolah."
"Siap boss!" Jawab Reva sambil hormat pada ibunya.
"Ada ada saja" ucap Andini melihat kedua anaknya itu.
***
Sambil membersihkan bekas sarapan ia berfikir dengan kejadian di masa lalu.
Tak terasa sudah 15 tahun berlalu setelah kejadian itu. Kejadian yang hampir membuat Andini putus asa. Dibenci, dihina, dikucilkan-
Ting tong
Bunyi bel rumah tiba tiba berbunyi mengguyarkan Andini dari hayalannya.
Ada yang ketinggalan kali ya? Pikir andini
"Iya rev, ada apa la-" ucapannya terputus ketika melihat pria yang ada diambang pintu.
Pria masa lalunya.
***
Mobil jazz hitam terparkir dihalaman sekolah yang bertuliskan Tunas Bangsa. Memang bukan sekolah elit tetapi ini salah satu sekolah terfavorit di Jakarta.
"Za." Panggil Reva.
"Ya?" Jawab Reza singkat.
"Kelas kita kenapa harus beda sih?" Rengek Reva pada kakaknya. Padahal mereka sudah di depan kelas Reva.
Memang dari sd hingga smp memang mereka selalu satu kelas, tetapi ternyata SMA mereka harus berbeda kelas. Reva dikelas X IPA 1 dan Reza di X IPA 2.
"Udahlah pasrahin aja. Kelas juga sebelahan kali, lebay amat lu" ledek Reza. "udah masuk sana, biar ketemu temen baru." Ucap Reza sambil meninggalkan Reva sendiri dikoridor.
Dasar kodok! Ucap reva dalam hati sambil melihat kakaknya memasuki kelasnya.
***
Hari pertama sekolah memang selalu begini tak ada pembelajaran ataupun yang lain, hanya perkenalan diri dan berbagi cerita.
Walaupun Reva itu rewel, ia lebih senang belajar dari pada menghabiskan waktu dengan hal tak jelas seperti ini
Bukannya mos udah cukup pengenalan ya? Pikir Reva dalam hati.
Sekarang ia hanya menopang dagu dan melihat teman kelasnya satu persatu memperkenalkan diri.
Bosenin!!
Dilain sisi....
"Perkenalkan nama saya Reza Kenandiaz, biasa dipanggil Reza."
Reza yang memang tinggi, berkulit putih, berwajah dingin nan tampan serta mata tajamnya langsung digemari khalayak siswi.
"Kamu punya kembarankan?" Tanya guru yang sedang bertugas tiba tiba.
Tentu saja kelas menjadi fokus pada Reza menunggu jawaban. Jarang jarang ketemu orang kembar kan?
"Iya buk, dia dikelas sebelah. Namanya Revalin Astiany." Jawab reza.
Sontak kelas ini ribut ingin melihat kembarannya. Versi laki laki sudah dilihat, tinggal versi perempuan!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Family
Teen Fictionkehidupan saudara kembar Reva dan Reza sangat sederhana. Mereka hidup di rumah yang sederhana, sekolah ditempat yang sederhana dan serba sederhana. Tak ada hal yang ribet dalam hidup mereka, tapi tiba tiba berubah 180° dengan kedatangan pria yang me...