"Va, kamu mau makan apa?" Tanya andini memecahkan keheningan dimeja makan tersebut.
Sejak Reza dan Reva datang tak ada yang berani memulai percakapan, entah itu Arkana ataupun orang tua Andini.
"Samain sama mama aja." Jawab Reva singkat. Ini pertama kalinya Andini melihat Reva sangat dingin.
"Reza juga ma." Lanjut Reza yang ada disebelah Reva.
"Oh, yaudah." Jawab Andini.
Setelah semuannya memesan pesanan masing masing, Reva melirik Arkana yang terlihat masih canggung.
"Ada keperluan apa sehingga anda memanggil saya dan keluarga saya kesini?" Tanya Reva begitu formal. Nada bicaranya begitu lantang. Juga terlihat ketidaksukaannya pada Arkana.
Pertanyaan Reva membuat semua orang melirik satu sama lain.
"Bukannya kamu sudah tau?" Tanya Arkana balik. Lalu melirik Reza yang juga sama sama terkejut.
Reva bingung. Tau tentang apa?
"Maaf, saya belum bilang ke Reva. Seharusnya waktu pulang sekolah, tapi keburu dijemput sama pengawal bapak." Jelas Reza panjang lebar lalu melirik Reva yang masih tampak bingung.
Jujur Reza masih tidak bisa memanggilnya dengan sebutan 'papa'.
"Kalau begitu, saya yang akan menjelaskannya." Ucap Arkana.
Jujur, ia cemas. Ini pertama kali dalam hidupnya ia bisa secemas ini. Bahkan saat menanda tangani project yang bernilai triliunan ia tak secemas ini. Ini benar benar hal yang berbeda.
"Kamu dan kakak kamu akan tinggal bersama saya mulai saat ini." Ucap Arkana.
Perkataan Arkana membuat Reva mematung. Bagaikan petir yang menyambar disiang bolong, pernyataan Arkana sungguh tak pernah diduga oleh Reva.
Apa apaan ini? Ucap Reva dalam hati.
"Andini dan saya sudah menyepakati hal ini, begitu pula dengan Reza. Semua ini saya lakukan karna-"
"STOP!!" ucap Reva dengan nada keras sambil membantingkan tangannya kemeja.
"Maksud bapak apa?! Bapak mau mengambil saya dan Reza dari ibu kami semudah itu?! Bapak nggak sadar? Kami anak yang dulu bapak bilang anak haram! Anak dari perempuan yang anda buang!" Jelas Reva menggebu gebu.
Tentu saja ia tak terima. Pria yang dulu membuang mereka, sekarang mau mengambilnya lagi? What kind of bullshit is that?!
"Va-" panggil Reza sambil memegang tangan Reva, ia bermaksud untuk menenangkannya.
Reva langsung menepis tangan Reza. "Lo juga! Lo itu begok tingkat apa sih?! Bisa bisanya lo maafin orang ini! Orang ini adalah orang yang buat mama menderita! Lo jangan terlalu baik jadi orang!" Ungkap Reva. Ini pertama kalinya Reva memarahi kakaknya dengan nada setinggi ini.
"Gue mau pulang!" Tegas Reva lalu mengambil tasnya yang ada disamping kursi makannya dan bergegas pergi meninggalkan semuannya yang hanya bisa terdiam.
"Ma, biar Reza aja yang kejar." Ucap Reza setelah sadar apa yang barusan terjadi.
"Mama juga ikut." Tegas Andini.
Reza mengganguk. Bagaimanapun cuma Andini yang bisa menenangkan Reva.
"Andini, tunggu!" Seru Arkana sebelum keduanya melangkah pergi.
"Aku ikut." Ucapnya dengan yakin.
"Kamu gila?!" Tanya Andini tak percaya apa yang diucapkan Arkana. Bisa bisa Reva semakin marah.
"Aku tahu Reva membenciku, tapi ia tetap putriku. Aku tak mau membuat kesalahan yang sama. Aku ingin dekat dengannya, begitu pula dengan Reza. Setidaknya aku ingin mengobati luka yang aku buat selama 15 tahun ini. Aku ingin memperbaiki semuannya." Jelas Arkana.
Semua yang ia katakan benar benar tulus. Sungguh selama ini dia dibutakan oleh egonya. Jika saja ia percaya pada Andini, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.
Andini yang mendengarkan pengakuan Arkana terkejut. Ia tak tahu Arkana berfikir seperti itu.
"Ya- yaudah. Terserah kamu aja." Jawab andini sedikit gugup lalu bergegas pergi dengan Reza. Mengapa Andini gugup? Karna ini pertama kalinya ia mendengar kata putriku dari mulu Arkana.
Setelah mendengar jawaban Andini, arkana juga ikut bergegas pergi.
Sedangkan kedua pasangan yang dari tadi hanya melihat dan mendengarkan, hanya bisa menghela nafas.
Mereka saling tatap tatapan, dengan pikiran yang sama.
Semoga masalah ini cepat diselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Family
Teen Fictionkehidupan saudara kembar Reva dan Reza sangat sederhana. Mereka hidup di rumah yang sederhana, sekolah ditempat yang sederhana dan serba sederhana. Tak ada hal yang ribet dalam hidup mereka, tapi tiba tiba berubah 180° dengan kedatangan pria yang me...