11

1.9K 120 30
                                    

Hari mereka di sekolah begitu heboh. like everyone's is getting wild. banyak siswa siswa yang mendatangi kelas mereka hanya demi meihat orang yang diberitakan diseluruh sosial media dan juga televisi mereka.

reva dan reza terpaksa harus dikirim keruang konseling karna keributan dan kehebohan yang murid murid buat.

reva hanya duduk tak acuh dan terlihat sangat kesal, sementara disebelah kirinya ada reza hanya bisa menghela nafas melihat adiknya.

didepan mereka berdua ada wakil kepala sekolah Pak Mulyono dan guru bimbingan konseling Pak Zulkifli.

"saya tahu kalian pasti tidak senang dengan keputusan ini, tetapi lebih baik kalian tidak usah masuk sekolah untuk beberapa hari ini." ungkap pak mulyono.

reza langsung melihat terkejut ke menatap pak mulyono tak percaya apa yang keluar dari mulutnya. bekan hanya reza, reva ternyata juga terkejut dan langsung menegakkan badannya dari posisinya yang sebelumya

"bukan hanya kehebohan yang terjadi tadi pagi tetapi juga kerusuhan murid murid sekolah kita menjadi salah satu masalah utamannya."

keduanya terdiam tak tahu harus mengatakan apa. di satu sisi mereka merasa penyataan untuk tidak sekolah dulu sangat tidak adil, akan tetapi di satu sisi lainnya mereka merasa keputusan itu ada benarnya juga. 

"kalian tidak perlu takut akan ketinggalan pelajaran atau apa. pada saat proses belajar mengajar dimulai kalian boleh mulai masuk lagi kok. untuk saat ini siswa kita akan hanya melakukan pengenalan linkungan sekolah, jadi tidak ada masalah sama sekali. semua ini saya lakukan demi kebaikan kedua belah pihak."

"sekarang kalian bisa langsung pulang ke rumah kalian. dan saya juga minta maaf jika ada rasa ketidak adilan dalam keputusan ini." ucap pak mulyono sambil berdiri dari tempat duduknya.

reza dan reva pun berdiri. reva tentu makin kesal dengan pernyataan tsb, tapi masih ia tahan. kan nggak mungkin ngamuk sama wakil kepsek. sedangkan reza hanya menghela nafas mengerti.

"kalau gitu kami permisi pak." ucap reza sambil menunduk sopan tanda berpamitan, begitu pun reva.

***

reza dan reva dapat sampai kedalam mobil mereka dengan tenang karna semua murid sedang ada di aula sekolah yang jarakya lumayan jauh dari parkiran.

keduannya masuk dan duduk didalam mobil tanpa ada yag besuara.

reva menutup matanya lelah, tetapi setelah beberapa waktu berlalu reza belum juga menghidupkan mesin mobil. hal ini membuat reva kembali membuka matanya dan melihat kakak nya yang hanya melihat kosong kedepan, lost in his own thoughts.

"za," panggil reza pelan.

reza yang tadinya diam pun menoleh kearah adiknya sekilas lalu kembali meliat kedepan dan penyenderkan kepalanya.

"va," panggil reza balik

"hm?" sahut reva pelan. baru kali ini ia melihat kakaknya seperti itu. reza terlihat... takut.

"lo ingat nggak waktu gue bilang dunia kita nggak bakal berubah setelah pak deandra hadir dalam hidup kita?" tanya Reza

"yeah." jawab reza

"lo percaya nggak sama gue?"

"jujur ...nggak sih. but, who cares? selama gue puya lo dan mama perubahan apapun nggak penting bagi gue. we're family. that's the only things that matter to me." ucap reva

reza yang mendengar jawaban reva hanya bisa tertawa kecil. lalu mengacak acak rambut reva degan kedua tangannya.

 reva sontak mendorong tangan reza lalu memukul lengan reza cukup keras. "apaan sih lo?! kan berantakan rambut gue kambing!" ucapnya kesal sambil membenarkan rambutnya yang di ucek-ucek reza tadi.

reza hanya tertawa melihat adiknya yang sedang kesal. "thank ya va" ucap reza sambil menghidupkan mesin mobilnya

Reva pun bingung. "for what?"

"being my sister."

***

"Mama, kami udah pulang~" ucap reva sambil melepaskan sepatunya di entrance rumah mereka dengan nada manja diikuti oleh reza tepat dibelakangnya.

"oh, Reza sama reva udah pulang!" ucap Andini seperti tergesa-gesa sambil menghampiri keduanya seperti mengahadang mereka untuk ke ruang tamu.

Reva mengangkat satu alisnya, aneh melihat mamanya bersikap seperti itu. "Mama kenapa sih?" tanya reva sambil memegangang kedua tangan mamanya.

bukan menjawab Andini malah terlihat makin nervous.

"Ma, mama ken-" ucapan reva terhenti ketika melihat siapa yang duduk di ruang tamu mereka.

Deandra. Mata mereka bertemu, mata reva yang tadinya penuh akan kebingungan kini terganti dengan tatapan dingin. sekarang jelas sudah kenapa Andini menghadang keduannya untuk masuk. Reva hanya menghela nafas.

"why is that person here?" tanya reva lembut pada mamanya.

Andini menatap reva ragu lau menatap Reza untuk membantunya menjelsakan keadaan. tapi bahkan sebelum dijelaskan reva langsung tau kenapa pak deandra ke sini.

"ini soal yang kemaren ya?"tanya reva lagi dengan tenang agar Andini tidak semakin bingung dan khawatir.

Andini menganguk pelan, ia masih sangat khawatir jika Reva meledak lagi seperti kemarin dan malah makin memperburuk situasi. reva yang melihat mamanya begitu merasa tidak nyaman, iapun mengerutkan keningnya sebagai tanda ia tak nyama dengan situasi ini.

"Let me just ask one last thing,

...apa kalian berdua udah setuju dengan recana bahwa kita harus tinggal sama pak Deandra?"

lagi-lagi Andini menganguk pelan.

Fuck, this one is really my loss, huh? fikir Reva sambil menutup matanya

Reva hanya bisa menghela nafas lalu membentuk seyum kecil untuk mamanya.

"Kalok gitu biar reva aja yang ngomong sama Pak Deandra." ucap reva

mata Andini dan Reza langsung membelalak. "Rev, lo-" belum lagi menyelesaikan ucapannya reza disela oleh Reva. "Rilex, I'm just gonna talk with him."

Reza dan Adini bukan menjawab tapi menatap satu sama lain masih khawatir.

"...in a CALM manner, of course." lanjut reva memastikan mereka.

Andini harus jujur ia masih takut untuk melepas Reva dan Deandra dalam satu tempat. tapi ini adalah keputusan penting yang harus dibuat oleh Reva. jadi tentunya dia butuh waktu untuk berfikir.

"fine, tapi jangan nggak sopan ya va. mama minta tolong sma kamu." ucap Andini setelah menghelakan nafas kekalahannya.

"mama nggak perlu khawatir." ucap Reva Menyakikan Andini sekali lagi.

TO BE CONTINUED

Pendek kali nggak sih menurut kalian? sorry ya teman, aku masih belum tau panjang 1 chapter yang pas itu semana, jadi tolong bantuannya ya Para Readers. Opini kalian penting untuk saya<3 -author-



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Wrong FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang