-Sulit membedakan antara Ilusi dan kenyataan-
✨"Bagaimana keadaannya" tanya pria bertubuh tegap tanpa menoleh kepada pelayan yang sedang berdiri dibelakangnya.
"Semoga pangeran panjang umur. Tabib bilang dia masih lemah pangeran. Tubuhnya juga banyak kehilangan darah" pelayan itu menunduk sambil membawa nampan yang berisi buah-buahan serta susu sapi segar.
"Berapa hari dia akan sadar" Tatapannya tetap lurus pada gadis itu. Ia ingin marah kepada keadaan yang membuat seseorang yang ia cintai menjadi seperti ini.
"Maaf pangeran tabib tidak bisa memastikan hal tersebut" ucap pelayan itu.
Zeus meninggalkan kamar tersebut. Matanya berwarna biru, tatapannya seolah membunuh siapa saja yang mentapnya. Pelayan itu membungkuk ketika Zeus melewatinya.
Laki-laki itu mehempaskan dirinya diatas ranjang king size. Hatinya sangat terluka melihat sirine terbaring lemah, dan ia bertekat untuk membunuh siapapun yang membuat gadis itu celaka.
"Ares" Ia memanggil tangan kanannya hanya dengan suara batin.
Mereka sudah terhubung sejak mereka lahir. Karena menurut kitab yang ada, raja dan tangan kanan akan selalu terhubung dalam ikatan batin yang terjadi secara turun menurun.
"Semoga pangeran panjang umur. Ada apa pangeran memanggil hamba" Ares menunduk hormat kepada Zeus.
"Cari siapa yang mencelakai Sireine" Ares langsung menegang mendengar nama Sireine, pasalnya gadis itu sudah hilang selama 14 hari. Semua orang sudah menganggap gadis itu sudah tewas.
"Siap pangeran. Akan hamba laksanakan perintah pangeran"
🎓
Disisi lain gadis itu mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam iris matanya. Ia melihat atap yang berwarna seperti galaksi. Indah. Batinnya.
"Apa aku sedang berada disurga" ia menghela nafas.
"Sudah kuduga aku akan mati" Pelayan yang tak sengaja menoleh kearah Ana yang membuka matanya langsung menghampiri gadis itu.
"Semoga tuan putri panjang umur. Apakah putri membutuhkan sesuatu" tanya pelayan itu dengan sesopan mungkin membuat kening Ana berkerut. Apa disurga juga ada pelayan, seru sekali. Pikirannya ber oh ria.
"Putri ada yang bisa saya bantu" Ana menoleh kearah pelayan itu.
"Nama ku Ana. Bukan putri" Ucap Ana lirih. Pelayan itu tersenyum mendengar perkataan ana barusan.
"Baiklah putri, saya akan panggilkan tabib terlebih dahulu" gadis yang berpakaian seperti putri kerajaan bak dalam dongeng menyiritkan dahinya, ia berfikir kembali.
Apakah disurga ada tabib ?
Gadis itu masih diam pada tempatnya, ia mencoba untuk duduk dan bersandar. Ana terkagum kagum melihat semua berwarna biru, matanya berbinar karena itu adalah warna kesukaannya ditambah lagi langit-langit dikamar ini berwarna galaksi dengan gelemerlap bintang disemua sisinya. Surga yang tak pernah Ana duga.
"Indah sekali" Ana mencoba menapakkan kakinya yang masih lemas pada karpet yang ada dibawah tempat tidurnya, ia ingin berkeliling disurga ini.
"Apa yang kau lakukan" Gadis itu kaget dengan suara yang baru saja menyentak pikirannya.
Laki-laki mengeram melihat Ana bangkit dari tempat tidurnya, tatapannya sangat dingin membuat gadis itu beringsut dan duduk kembali.
"Siapa kau" Laki laki itu menangkup wajah ana.
Mata biru itu betubrukan dengan manik matanya. Membuat kepala berputar mengingat sesuatu.
Ia memegang kepalanya yang seolah berputar, orang-orang aneh bermunculan dalam ingatannya. Dan ia melihat dirinya mengenakan pakaian ala dewi kerajaan yunani."Cepat panggil tabib" Suara Zeus menggemma diseluruh penjuru kamar, pria itu mengertakkan giginya dana nafas pria itu juga memburu.
Seketika semua kaget karena burung-burung bereterbangan dari sarangnya, hal itu terjadi akibat kemarahan zeus. Tabib mempercepat langkahnya menuju kamar itu, sesampainya disana ia dihadiahi tatapan dingin oleh pria yang tengah memeluk gadis bertubuh mungil itu.
"Kenapa kau lama bodoh, dia sedang kesakitan" Zeus membaringkan tubuh ana. Ia bangkit dari ranjang memberi ruang agar tabib segera mengobati gadis itu.
"Kenapa diam. Cepat obati. Atau kau mau mati ?" Tabib itu segera duduk dengan tubuh bergetar ketakutan.
Tabib memeriksa denyut nadi ana dan ia meramalkan beberapa mantra kedalam sebuah gelas berisi ramuan lalu meminumkannya kedalam mulut gadis itu."Uhhuk" gadis itu memuntahkan darah pekat dari dalam mulutnya.
Zeus langsung mencekal leher tabib itu "Apa kau ingin membunuhnya", mata zeus berubah menjadi merah. Tubunya juga bergetar menahan amarah."Ma-maaf ppp---pangeran, itu adalah racun yang keluar dari tubuh tuan putri" Zeus melepas cekalannya, tabib itu terhempas ke lantai.
Zeus menyeka darah yang keluar dari gadis itu, matanya sayu. Zeus tidak tega melihat hal itu.
"Aku akan menyembuhkanmu" Laki-laki itu mulai merapalkan mantra nya, dan seketika langit menjadi hiam dan bergemuruh dengan suara petir yang menyambar beriringan.
Karena saat seorang pangeran yang ditunjuk alam semesta menggunakan kekuatannya, ia harus menghadapi rasa sakit luar biasa. Bahkan jika ia tidak mampu mengendalikan diri nyawa menjadi taruhannya.
Zeus mendekat kepada kening Sireine dan mengecupnya pelan, gadis itu masih diam dengan mata sayunya setelah itu Zeus menempelkan tangannya kepada kening gadis itu, cahaya keluar dari tubuh lelaki itu cukup lama.
"S'agapo ¹ " kata terakhir yang diucapka zeus sebelum pandangan lelaki itu menghitam.
1. S'agapo = I Love you
_______ ✨ _______
SEE YOU NEXT CHAPTER
_______ 🎓 _______
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince World
Fantasy"Akhhhhhhhhhh kenapa dengan kepalaku" Ana menjerit kesakitan. "Panggilkan tabib bodoh" Pria bertubuh tegap memberi instruksi para pelayan yang ada di sana. Mata hazelnya tajam seperti elang. Membuat bergidik setiap orang yang bertubrukan dengan iris...