L I M A

135 40 43
                                    

-Masalalu tetaplah bagian dari hidupmu-

-Masalalu tetaplah bagian dari hidupmu-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Raja habaek adalah raja termashur, kerajaan air menjadi kerajaan terkuat diantara kerajaan lainnya yaitu kerajaan angin kerajaan api dan kerajaan tanah." baru saja Medusa bercerita namun perkataan itu membuat kening Ana berkerut.

"Apa Raja habaek itu ayahku ?" Pertanyaan itu lolos dari mulut ana. Sekali lagi, gadis itu merasa tidak mengatakan hal tersebut namun entah kenapa ia tiba-tiba berpendapat seperti itu.

Medusa hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ana.

Wanita itu melanjutkan ceritanya.

"Keempat kerajaan tersebut adalah elemen bagi kehidupan manusia. Rakyat kerajaan air makmur saat raja baek memimpin, lalu suatu hari dia datang kemuka bumi dengan tujuan mengabil bunga abadi yang ada dipegunungan himalaya untuk obat adiknya yang sakit keras.” Medusa mengingat dengan jelas kisah ayah Sireine.

“Beberapa hari raja itu mencari, dan dia bertemu manusia lalu jatuh cinta" Medusa menatap Ana. Begitu pula dengan ana, didalam raut wajah gadis itu menyiratkan banyak pernyataan yang ingin dia lontarkan.


"Raja habaek membawa wanita itu kembali ke kerajaan sambil membawa bunga abadi, rakyat awalnya menolak raja menikah dengan kaum manusia karena mereka berbeda dunia. Namun Raja Habaek tetap melaksanakan pernikahan itu, dan setelah beberapa saat permaisuri mengandung dan lahir lah dirimu. Kau diberi nama siriene yang memiliki makna penakluk air atau lautan." Medusa berdiri, mencoba mengingat hal kelam yang sebentar lagi akan ia ceritakan.

"Namaku ?" Ucap Ana.

"Ya" Medusa menjawab dengan singkat.

"Saat usiamu 7 tahun raja mengadakan pesta besar besaran dan mengundang seluruh kerajaan agar ikut merayakan. Dan Ratu mati karena dia meminum air yang sudah dicampur racun.” Medusa menghela nafasnya, melirik sirine.

Ana mengapus kasar air matanya yang mengalir begitu saja, entah kenapa dia menjadi melankolik seperti ini.

“Apa ratu mati setelah menenguk air yang diambil oleh siriene, sehingga banyak orang yang menyangka bahwa dia yang membunuh ratu tersebut ?” Medusa langsung berdiri menatap ana.

“Apa kau ingat ?” wanita itu bertanya dengan saksama. Ana hanya tersenyum tipis.

Dengan hati yang tiba-tiba berkecamuk Ana memejamkan erat kedua matanya. Terasa sangat menyakitkan mendengar kisah tersebut. Padahal Ana sendiri tidak mengenal dan mengetahui orang yang diceritain oleh Medusa.

“Apa yang kalian bicarakan” Medusa menoleh. Zeus tengah berjalan karah gadis yang tengah berbincang itu.

“Cepat sekali pulih ?” medusa mengecek bagian-bagian tubuh zeus, membuat pria itu mengangkat sebelah alisnya.

“Apa kau baik-baik saja ?” medusa mendengus karena pertanyaannya tidak diabaikan.

“Aku baik-baik saja” ana mengerjapkan matanya, bayangan seseorang yang sangat persis dengan dirinya terbesit dalam ingatan gadis itu.

“Dia tidak ingat apapun” mata zeus membulat karena hal tersebut.

“Zeus” laki-laki itu menoleh mendengar ana memanggilnya,”Apa kau baik-baik saja setelah menolongku”

Zeus tersenyum”Ya”, ia lalu mengecup kening ana cukup lama, membuat rasa hangat menjalar kesuluruh tubuhnya. Padahal ana baru saja mengenal lelaki ini tapi batinnya mengatakan hal yang lain, seperti ia sudah mengenal lama Zeus.

“Ehmm” Zeus menyudahi kecupan itu. Keduanya menoleh pada medusa.

“Kau bilang kau tidak ingat” medusa melotot kearah Ana yang disambut wajah datar olehnya.

“Entahlah” Medusa kembali duduk disamping ana, sambil tersenyum devil. Mengerikan. Batin Ana.

“Ya aku sudah tau sekarang. Kau hanya mengingat tentang yang mulia Zeus. Dan kau melupakan yang lain. Ishhhh benar benar kau ya” Medusa yang akan menjutak ana langsung dicegah oleh Zeus.

“Apa kau gila” Zeus menghempaskan tangan itu. Medusa hanya bisa menahan amarah kepada kedua temannya ini. Bisa-bisanya dia menjadi kambing yang tidak dianggap disini.

“Baiklah aku paham. Aku akan pergi sekrang.” Medusa menekuk wajahnya. Ana ingin tertawa melihat ekspresi wanita itu, sungguh lucu.

“Kenapa” tanya Ana tanpa dosa.

“Karena yang mulia raja hanya ingin berdua denganmu” ucap Medusa penuh penekanan, Zeus hanya mentap datar membuat emosi siapa saja yang melihatnya. Medusa langsung melenggang ke arah pintu dan menutupnya dengan keras.

Braak.

_______✨ _______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______✨ _______

SEE YOU NEXT CHAPTER

_______ 🎓 _______

Prince WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang