S E M B I L A N

84 9 3
                                    

~Dreamer~

~Dreamer~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raja Habaek kini sudah berada didekat sungai Niger, rombongannya sudah bersiap dengan kapal milik kerajaan.

Kapal itu sudah lama berada disana dan memang dialokasikan untuk menyebrangi sungai Niger. Body dari kapal itu cukup untuk menampung beberapa prajurit dan kuda milik mereka.

Sudah sejak lama kapal itu tidak digunakan oleh Habaek. Dahulu ia sengaja menempatkan kapal itu untuk berburu ikan dan juga buaya yang ada di sungai ini bersama dengan Helen.

Namun semenjak istri pertamanya mati, ia tak pernah lagi mengunjungi sungai ini.

"Yang mulia sepertinya kapal ini kehabisan bahan bakar" ucap panglima saat mencoba mesin namun masih tidak menyala.

Habaek berpikir sebentar, mengingat apakan ia pernah menyimpan bahan bakar atau tidak.

"Coba kalian cek dibawah, aku dulu menyimpan beberapa drum bahan bakar" ujar sang raja.

Ia memberi isyarat agar para prajurit turun kebawah dan mencari bahan bakar yang mereka perlukan.

"Hati-hati dibawah sana mungkin ada beberapa ular"teriak sang raja.

Ia menatap sekeliling, hutan yang sama tempatnya tertawa dulu. Kini hutan itu berubah mengerikan semenjak para perampok membuat sarang di daerah sini.

Untung saja Kapal ini masih berada kokoh ditempatnya dan tidak ada yang mencuri kapan kerajaan itu.

"Yang mulia, apakah kita perlu obor untuk menyusuri sungai ini ?" Tanya wakil panglima.

Melihat rimbunnya pohon diberbagai sisi wakil panglima bisa menebak jika semakin masuk kedalam sana, pasti akan sangat gelap.

"Hidupkan untuk berjaga-jaga, namun kapal ini sudah dilengkapi cahaya yang dibuat oleh para wizard. Tapi aku tidak tau apa mantra itu masih bekerja atau sudah hilang" tutur sang raja.

Pria yang ada didepan raja hanya mengangguk patuh. Lalu mencari batu untuk menghidupkan sumbu dari beberapa obor tersebut.

"Kami menemukan 3 drum bahan bakar yang mulia" salah satu prajurit menghampiri Habaek.

"Bawa satu drum kemari, kita akan isi kapal ini. Itu lebih dari cukup untuk menyebrangi sungai ini" prajurit itu kemudian kembali ke sisi bawah kapal.

Ia memberi tau kawan seprajurit agar membawa satu drum bersama keatas awak kapan.

"Hati-hati kawan" tegur salah satu prajurit.

Pria yang ditegur itu hanya menunduk "Maaf".

"Perhatikan jalanmu agar tidak terjatuh dan membahayakan seluruh awak kapal" prajurit bertubuh tegap itu kembali mengingatkan temannya.

Mereka membawa drum dengan hati-hati.

Setelah sampai diatas mereka langsung pergi mengisikan bahan itu.

"Sudah selesai yang mulia" ujar mereka.

"Kita akan berangkat sekarang, berhati-hatilah karena hutan ini banyak binatang berbahaya"

Alonzo kini menyamar sebagai rakyat biasa. Ia memakai pakaian yang dipakai oleh para pedagang.

Pria itu pergi untuk mencari mangsa atau korban lain yang memiliki darah murni.

Matanya tertuju pada gadis yang memakai hiasan bunga dikepalainya, ia tersenyum culas.

"Permisi apakah nona mau membeli dagangan saya" tanya Alonzo dengan tenang.

Gadis itu menoleh kearah Alonzo dengan tatapan tidak bisa diartikan. Ia melihat pria itu dari atas hingga bawah.

"Untuk apa aku membeli makanan dari orang kotor seperti mu" ucap gadis itu dengan nada tinggi.

Alonzo mengeram kecil, ia harus sedikit bersabar kali ini. Karena entah kenapa pasar sedikit ramai orang berlalu lalang. Tepatnya berjalan menuju istana Api.

"Tolonglah nona, aku belum makan" bujuk Alonzo lagi.

Karena setelah gadis itu memakan buah yang Alonzo bawa, ia sepenuhnya akan menjadi budak nya dan mengikuti apa yang Alonzo perintahkan.

Gadis itu tertawa,"Kau tinggal pergi ke istana mereka mengadakan perayaan atas kembalinya sang putri"

Mendengar itu senyum licik Alonzo kembali mengembang.

Lalu gadis itu pergi dari hadapan Alonzo, kali ini ia melepaskan gadis bunga itu karena ada yang lebih ia pentingkan saat ini.

Otaknya bergerak cepat, Alonzo sudah menyiapkan rencana dalam sekejap.

Seorang Alonzo menganggap ini adalah saat yang tepat untuk mengambil kembali putri itu dan membuat Zeus lemah. Pria itu melihat sekelilingnya, ia mencari sesuatu untuk membantu dirinya masuk ke istana lebih mudah tanpa ada yang mengenali jati dirinya.

Saat ia mencari cara, Alonzo melihat dari jarak yang cukup jauh dari tempat segerombolan orang yang memakai baju pedagang tengah bermai-ramai berjalan menuju tempat yang diinginkannya. Istana Api.

Ia bergegas untuk menaruh kembali buah itu dan pergi bersama rombongan pedagang lain yang ingin menuju istana.

"Hai kawan kau akan keistana juga kan" teriak Alonzo.

Mereka melihat pria itu sekilas lalu tertawa,"Benar ayo pergi bersama-sama kawanku"

Salah satu lelaki yang Alonzo taksir adalah pemimpin gerombolan itu memeluk pundaknya. Ia hanya mengangguk dan ikut tertawa sebagai salam pertemuan.

"Kita akan berjumpa lagi tuan putri"

"Kita akan berjumpa lagi tuan putri"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung....

_______🍭_______

SEE U NEXT CHAPTER :)

_______🎬_______

10/07/19
~ Wednesday ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang