T U J U H

87 11 9
                                    

-Apa kau tau apa yang lebih menyedihkan dari ketidaktahuan. Yaitu ketika kau merasa sudah mengetahui segalanya-

 Yaitu ketika kau merasa sudah mengetahui segalanya-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari sudah nampak dari sisi sebelah timur hutan katana. Para prajurit mulai mencari sesuatu untuk bisa dimakan oleh mereka sendiri dan tentunya untuk sang raja.

Meskipun rombongan tersebut masih memiliki persediaan makanan tapi mereka memutuskan untuk memakan persediaan itu jika memang sangat diperlukan.

"Kalian cari beberapa buah didekat sini" wakil panglima memberikan instruksi pada beberapa prajurit.

Mereka hanya mengangguk patuh dengan perintah dari sang wakil raja. Mau tidak mau prajurit itu harus mematuhi apa yang dititahkan, mungkin saja mereka akan mati ketika sedang mencari buah.

Namun saat mereka tidak mematuhi perintah. Mereka akan mati ditempat.

Terdengar mengerikan ? Tentu tidak, itu sebanding dengan apa yang raja lakukan terhadap keluarga prajurit itu. Sebelum bergabung dengan tim kepercayaan, mereka terlebih dahulu bersumpah untuk melindungi kerajaan meski nyawa taruhannya.

"Siap laksanakan wakil panglima" seru prajurit itu serentak.

Meski tak enak hati melihat prajuritnya dalam bahaya, raja Habaek tak bisa berbuat apapun selain berdoa pada Tuhan semesta alam.

"Hati hati prajurit ku" ucap sang raja dari tenda tempat ia istirahat semalam.

Setelah itu mereka pergi mencari buah dan makanan apapun yang bisa mereka konsumsi.

Kini hanya tersisa sekitar 8 prajurit berserta raja dan wakil panglima. Awalnya panglima melarang raja untuk pergi dengan sedikit pengawal, karena terlalu beresiko.

Namun atas pertimbangan yang matang akhirnya panglima setuju dengan apa yang dilakukan sang raja, dengan membawa 12 prajurit paling tangguh dari negeri air.

"Samuel" panggil raja pada wakil panglimanya itu.

Ya, nama lelaki yang menjabat sebagai wakil itu adalah Samuel adik kandung dari panglima kerajaan air.

Samuel menoleh kearah rajanya "Semoga yang mulia panjang umur, ada apa memanggil hamba"

Lelaki itu menunduk hormat.

"Berapa hari kita akan sampai ?" tanya sang raja.

Habaek tidak bisa menunggu terlalu lama, ia sangat rindu dengan putrinya.

"Menurut rasi bintang yang hamba baca, badai akan datang esok malam. Dan menurut perkiraan hamba, saat itu kita berada di gurun Artik" papar Samuel.

Prince WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang