Now Playing : BTS Jungkook- 2U Cover
"Aku bukan pengingat yang baik,
Namun ntah mengapa aku bisa mengingat setiap hal kecil yang ada padamu.
Bukan, ini bukan sekedar memori biasa, bahkan aku ingat aroma tubuh yang menyeruak menyelimuti indera penciumanku.
Mungkinkah ini karena kau sudah menjadi bagian yang penting ?"
***
Malam ini Ara jadi sedikit melow, perkataan Ravel sore tadi sedikit menyentil hatinya
'Maksud dia apa coba bilang gue ceweknya ?'
"AHHHHH GAK NGERTIII !!!" teriaknya frustasi
"Berisik looooooooo pendekkkkkk !" Suara barusan membuat Ara kaget dan tergelak di kursi meja belajarnya, hampir saja Ara jatuh ke belakang kalau dia tidak segera menyeimbangkan tubuhnya.
Ya itu adalah suara Arsen, yang ntah sejak kapan sudah berada dikamar Ara. Ara yang sedari tadi ada di kamar pun tidak sadar dengan hawa keberadaan Arsen. Apa mungkin abangnya ini punya ilmu menghilang.
Melihat Ara yang melongo menatap ke arahnya membuat Arsen semakin bingung. Kemudian balas menatap adiknya dengan cengiran. "Kenapa lo ngeliatin gue gitu, gue tau gue emang ganteng."Kata Arsen dengan percaya diri sambil menempatkan jari telunjuk dan jempol di bawah dagunya, membuat Ara yang melihanya mendengus jijik dan kemudian tersadar akan sesuatu.
"EH bang ! Lo tadi ngatain gue pendek kan, dasar abang durhaka, tau gak lo itu namanya body shaming bang. Gara-gara lo juga gue hampir terjungkang. Gimana kalo tadi gue jatuh, terus jadi amnesia, mau tanggung jawab lo bang? " maki Ara dan melempar pulpen yang sedari tadi di pegangnya ke arah Arsen.
"Iya deh iya, sorry." Jawab Arsen malas. Mata Ara memincing, Ara mendeteksi dan tidak ditemukan tampang bersalah di wajahnya abangnya itu . Ara tau dia tidak sungguh-sungguh merasa menyesal telah mengejek adiknya yang sebenarnya sedang butuh kasih sayang saat ini. "Mau ngapain lo ke kamar bidadari ? Udah gitu gak ngetuk pintu lagi, gak sopan lo ! Gue aduin lo ke bunda, biar lo disunat ulang !" Maki Ara menggebu-gebu. Cukup sudah Ravel membuat mood nya hancur, kali ini abangnya juga tidak memberikan ketenangan dirumah, dan justru membuat moodnya semakin buruk.
Arsen yang sedari tadi pagi bersender di belakang pintu kamar Ara, maju mendekati adiknya yang tengah duduk di atas kursi meja belajar dengan muka yang terlihat kesal.
"Gue udah ngetuk," tekannya, "Bahkan udah manggil-manggil nama lo kayak orang gila, tapi lo nya kaga nyaut-nyaut, terpaksa gue menerobos masuk. Eh tau-tau gue liat lo ngomong-ngong sendiri terus teriak-teriak gak jelas. Untung belum gue panggilin ustad lo udah sadar, syukurlah adikku yang malang..." lanjutnya memberikan penjelasan sembari menekan-nekan pucak kepala Ara dengan sengaja.Ara yang kesal karena kepalanya terus ditekan-tekan oleh Arsen, balas memukul tangan abangnya dengan kekuatan penuh, walaupun Ara ikut kena imbasnya, dia lupa kalau tangan Arsen itu ada di atas kepalnya, jadi kalau dia memukul tangan Arasen, dia juga akan merasakan sakit. "Gak usah sentuh-sentuh gue lo abang gila, yaudah to the point, mau ngapain lo, mau pinjem duit ? Gak akan gue kasih kalo itu."
Arsen kontan melotot mendengar penyataan tak masuk akal dari adiknya, lalu reflek menonyor kepala sang adik agar segera di sadarkan. "Yeee gue tau lo kere, jadi gua gak minat pinjem uang ke lo ! Gue mau ambil komik gue yang lo 'colong' kemaren."
"Enak aja, aku bukan nyolong, tapi pinjem bang." Protes Ara lalu balas menonyor jidat sang kakak. Yang satu ini tolong jangan dicontoh ya saudara-saudara.

KAMU SEDANG MEMBACA
HS 1 : Monokrom
Teen Fiction"Mau dilahirkan berapa kalipun kedunia, Gue gak akan pernah mau sama orang itu !!! Dasar manusia jadi-jadian, Alien, cowok astral !! " "Gue bukan cemburu ! Gue cuma gak suka ngeliat lo sama dia, gue gak suka lo bahagia, titik" Ara dan Ravel, dua man...