BAB 7 : Dissapointed

42 4 0
                                    

Now Playing : I Will- Chelsy (Ao Haru Ride OST)- Lyrics

"Aku tak butuh banyak bintang untuk menemami malam ku.

Yang ku butuhkan hanya satu, dua, yang tak akan pernah berkhianat meninggalkanku"

"ARAAA... Lo kemana aja sih ? Gue cariin juga !" teriakan Monic membangunkan Ara dari lamunannya. Meski kaget dan hendak mengamuk pada Monic, sebenarnya Ara juga merasa bersukyur karena telah disadarkan dari pikirannya yang mulai ngelantur entah kemana.

"Sorry-sorry hehehe. " ucapnya sambil membetulkan letak kamera yang tengah di kalungkan di lehernya. Ara hanya masih belum percaya dengan kembalinya Ravel ke dalam klub. Memang sejak Ravel sudah mengatakannya saat dia datang ke rumah Ara sore tadi, tapi hal itu tak lantas membuat Ara percaya. Menurutnya kebayakan perkataan Ravel hanyalah omong kosong belaka.

"Lo tu ya," sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Monic kembali berujar. Ara baru sadar kalau sejak tadi dia sudah meninggalkan Monic sendirian, wajar saja bila temannya yang satu ini jadi kesal dan marah. Untuk kali ini saja Ara akan berusaha tidak memprotes apapun yang Monic keluhkan.

"Gue tu tadi berasa kayak orang gila tau gak ? Ngomong-ngomong sendirian, gue kira lo ada di samping gue !!" sungutnya kesal.

Ucapan Monic seketika membuat tawa Ara meledak, bukan apa-apa, Ara jadi membayangkan bagaimana tadi ketika Monic berbicara sendiri. Ara masih belum selesai dengan tawanya kaki ini sampai menepuk-nepuk punggung Monic."Sakit geblek."  teriak Monic tak terima.  Sungguh teman yang pengertian, sudah di tinggalkan kemudian ditertawakan, mungkin setelah inu Monic akan sewa tukang santet untuk memberi pelajaran pada Ara.

"Hahahaha idiot lo ngomong-ngomong sendiri" ucap Ara sambil menghapus air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa. Tuh kan benar-benar harus sewa tukang santet. Pikirnya lagi.

"Udah lah pokoknya kelar hunting lo kudh traktir gue ice cream."

Mendengar ucapan Monic disertai ekspresi wajahnya yang menampilkan kekesalan tingkat akut, Ara yang awalnya hendak memprotes, kemudjan sadar kalau dia memang salah, dengan amat sangat terpaksa,  Ara mengiyakannya dengan setengah hati.

"Oke, yang tiga rebuan yee." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan Monic.

"Dasar lo pelit bin medit, yaudah lah dari pada gak sama sekali. Yuk..." Ajak Monic pada Ara, kali ini dia mengapit lengan Ara dengan erat. Monic takut ditinggalkan lagi, dan Monic sudah trauma dengan tatapan orang-orang yang mengejeknya karena berbicara sendiri. Kalau seperti ini nilai pasaran seorang Monic bisa-bisa turun drastis.

***

Senja mulai muncul menghiasi keadaan langit sore itu. Senja salah satu yang sangat disukai Ara. Bagi Ara senja bukanlah sekedar fenomena alam biasa. Terdapat banyak makna yang dapat kita ambil ketika menatap keberadaan senja. Senja adalah sebuah fenomena perpindahan antara siang dan malam. Ketika langit biru mulai berubah jingga lalu menjadi gelap, burung-burung beterbangan bersama kawan-kawannya mengintari langit sore untuk kembali ke sangkar. Senja membawa ketengan dalam diri Ara. Warna jingga yang menghiasi langit di ufuk barat, membawa sahaja bagi orang-orang yang melihatnya. Senja dapat diartikan sebagai kerelaan dan keikhlasan. Mengikhlaskan dan merelakan segala sesuatu yang terjadi hari ini. Percaya bahwa hari esok akan jauh lebih baik dari kemarin. Seperti kamu yang percaya bahwa setelah matahari tenggelam meninggalkan langit, ia akan kembali terbit untuk menyapa alam semesta keesokannya.

Ara percaya hidup itu berjalan seperti fenomena langit, ada masa dimana kamu akan bercahaya dikelilingi oleh banyak orang di sampingmu, namun ada pula masanya kamu merasa hidup dalam kegelapan seolah segalanya tak berarti dan yang ada hanya kehampaan. Namun satu hal yang harus kamu percaya, seperti matahari yang tidak pernah benar-benar meninggalkan bumi, kebahagian juga tak akan pernah meninggalkan siapapun yang percaya bahwa bahagia itu adalah milik setiap orang. Layaknya langit malam yang gelap namun masih memiliki cahaya bulan dan bintang yang siap menemani. Begitu pula kehidupan, seberat apapun ujian yang kita terima, percayalah bahwa kamu memiliki orang-orang yang akan selalu ada di samping mu dan tidak pernah meninggalkanmu sampai bahagia itu benar-benar datang padamu. Seperti malam yang menanti pagi tiba.

HS 1 : MonokromTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang