01 | of the owner of my heart

707 104 20
                                    

AKU sudah menyukainya sejak jauh sebelum hari pertama kami duduk di ruang kelas yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKU sudah menyukainya sejak jauh sebelum hari pertama kami duduk di ruang kelas yang sama. Ketika udara bulan Desember sedang dingin-dinginnya kendati para tuan dan nyonya salju masih terlalu malu untuk menjatuhkan diri mereka ke bagian kecil bumi bernama Seoul.

Tatkala sepasang kakiku kupaksa secara sadar berhenti di tempat dan waktu yang tidak semestinya meski mereka sudah berkali-kali berontak. Saat segalanya terjadi begitu cepat seperti datangnya kilat dan tiba-tiba, demi aku yang sejatinya tidak pantas menerima kebaikan hati dari siapa pun, ia memaksa dunia berputar jauh lebih lambat.

Hwang Hyunjin namanya. Penghafal handal segala jenis bunga; bukan perasaanku. Oknum licik penyuka ritme dan melodi; bukan diriku. Sosok kekanakan yang gemar membuat kaum hawa uring-uringan tanpa sengaja. Terlalu berharga untuk dibenci dan terlalu mahal untuk dicintai oleh seorang aku, Hwang Yeji. Sang pemilik hati, harapan terakhirku.

Suara langkah kaki samar-samar menyapa indra pendengaran, semakin lama semakin terdengar jelas. Aku memperlambat langkah, menanti dengan sabar kehadiran tuan pemilik langkah kaki yang nyaring itu. Iramanya terdengar seperti ketukan musik saat aku berlatih menari. Atau mungkin memoriku saja yang mengalami distorsi, sebab sudah dua bulan terakhir ini latihanku selalu ditemani oleh pujaan hati pemilik langkah kaki yang kini sudah sejajar dengan langkah kecil-kecilku.

"Nanti latihan lagi?"

Suara khas laki-laki remaja itu milik Hyunjin. Pagi-pagi sudah membuat jantungku berdegup kencang kendati yang ia lakukan hanya bertanya. Tiga kata dan diakhiri tanda tanya tak kasatmata.

"Iya. Pulang sekolah kamu bisa, kan?" jawabku seraya menoleh ke arahnya, mendapati pemuda itu berjalan di sampingku dengan surai masih setengah basah sehabis keramas, juga tas ransel hitam dengan gantungan kunci lambang stray kids, kelompok musiknya. Dari jarak sedekat ini, aroma parfumnya menggelitik indra penciumanku dengan nakal. Harum khas Hyunjin sekali.

Hyunjin berpikir sejenak sebelum menjawab, "Bisa, kok. Tapi paling lama cuma sampai jam lima, ya, karena habis itu aku ada latihan sama stray kids. Ngga masalah?"

Aku tersenyum. "Sampai jam empat aja sudah cukup, kok, Hyunjin. Makasih."

Hyunjin membalas senyumanku, sekilas, karena detik berikutnya langkah kami sudah mencapai ambang pintu kelas 3-2, tempat kami merangkai satu atau dua interaksi sederhana setiap harinya.

Dan senyumnya sudah bukan ditujukan untukku lagi.

Dan senyumnya sudah bukan ditujukan untukku lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FALLEN PETALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang