•3•

7 6 2
                                    

"Hai" sapa Arian. "Hhh jangan buat aku lebih kesal lagi" ucap Fisha kesal. "Ada apa ? Aku hanya menyapa saja" ucap Arian membela diri. Fisha pun langsung lari ke kelas meninggalkan Malya, Rianti, dan Arian.

"Sudahlah kami juga ingin pergi" ucap Malya. "Pergilah" ucap Arian tak acuh. Sebenarnya Arian bingung kenapa Fisha sangat marah seperti itu ? Dia hanya bisa diam saja. Percuma kalau Arian mendekatinya, dia pasti malah tambah marah.

Fisha berlari sangat kencang dan tidak sengaja ia memasuki ruangan musik. Fisha melihat ada Sargam yang sedang bermain gitar disana. Saat merasa ada orang yang masuk, Sargam menghentikan permainan gitarnya.

"Cih, kau lagi" ucap Sargam tak acuh. "Maaf" Fisha pun langsung lari dari ruangan musik tersebut. Sargam melihat wajah Fisha yang pucat pun langsung mengejarnya.

Fisha duduk di sebuah bangku yang berada di taman sekolah. Sargam melihatnya lalu duduk disampingnya. Perlahan mata Fisha mengeluarkan air mata.

"Ada apa ?" tanya Sargam. Fisha kaget karena disebelahnya ada orang. "Eh tidak, aku tidak apa apa" jawab Fisha berbohong. "Cerita saja kalau kau mau cerita. Aku tidak akan cerita kepada siapapun" ucap Sargam.

"Baiklah. Aku akan cerita. Sebenarnya di hari pertama aku ingin mendapatkan banyak teman tetapi aku malah mendapatkan musuh" ucap Fisha. "Musuh ?" tanya Sargam tidak paham.

"Iya. Ada seorang prempuan yang telah membuatku kesal saat di kantin tadi. Jadi, aku membalas perbuatannya" jelas Fisha. "Jangan khawatir. Kau tinggal minta maaf saja" saran Sargam. Lalu Sargam pergi meninggalkan Fisha sendiri.

Fisha kembali ke kelas. Pelajaran dimulai. Disisi lain, Malya dan Rianti tidak fokus belajar karena memikirkan Fisha. Bel pulang pun berdering.

Fisha, Malya, dan Rianti berkumpul di tempat yang sama. Katylin langsung menghampiri mereka. "Hey, kalian masih tenang, membuatku seperti ini ?" Katylin marah.

"Tolong jangan memancing emosiku lagi!" teriak Fisha. Christ datang menghampiri mereka. "Katy, please!" ucap Christ. Katylin langsung pergi meninggalkan Fisha, Malya, dan Rianti.

"Kalian tidak apa apa ?" tanya Christ. "Kami baik" jawab Malya. "Aku ada janji dengan seseorang. Jadi, kalian pulang dulu" ucap Fisha. "Janji ?" tanya Rianti. "Iya" jawab Fisha. "Tapi kau harus lebih mengontrol emosi" ucap Malya. Fisha hanya mengangguk lalu pergi. Malya dan Rianti pulang ke asrama berdua.

Fisha pergi ke perpustakaan. Sebenarnya ia tidak berjanji pada siapapun. Ia hanya ingin menyendiri saja. Fisha yang sedang melamun pun tersadar karena ada suara alat musik yang sangat merdu.

Fisha mengikuti suara itu. Asal suara itu adalah dari ruang musik. Siapa yang bermain piano ? Fisha tidak tau. Karena rasa penasarannya, Fisha membuka pintu ruang musik tersebut lalu masuk.

Fisha kaget, ternyata yang bermain piano itu adalah Arian. "Ternyata kau juga bisa bermain alat musik" ucap Fisha yang membuat Arian menghentikan permainan pianonya.

"Sejak kapan kau disini ?" tanya Arian kaget. "Baru saja. Permainan pianomu lah yang telah membawaku ke sini" ucap Fisha. "Kau suka ?" tanya Arian. "Kalau aku tidak suka, untuk apa aku kemari ?" tanya Fisha balik.

"Artinya kau suka ?" tanya Arian lagi. "Kenapa kau tidak masuk kelas musik saja. Kau sepertinya jago sekali memainkan alat musik" ucap Fisha. "Aku disuruh masuk ke kelas sastra oleh kedua orang tuaku" ucap Arian.

"Oh." Fisha hanya bisa menjawab itu saja. "Ada apa ? Sepertinya tadi kau sangat marah" tanya Arian. "Bukan apa apa" tawab Fisha. Fisha kembali ke asrama.

Diperjalanan Fisha menuju asrama, ia bertabrakan dengan Kynan lagi. "Eh, maaf" ucap Kynan. "Kau lagi ?" Fisha terkaget. "Mau ke asrama bareng ?" tawar Kynan. Fisha hanya menganggukkan kepalanya.

Saat sampai di asrama, mereka berpisah ke ruangan masing masing. Di ruangan Fisha, Fisha melihat ke seluruh penjuru ruangan. Ia tidak mendapati sosok Malya dan Rianti. Lalu Fisha menuju ke kamar dan langsung mandi.

Selesai mandi, Fisha tiba tiba merasa rindu pada keluarganya. Fisha pun menelpon keluarganya yang berada di Indonesia. Tak lama kemudian, seseorang mengangkat panggilan dari Fisha.

"Halo, ini siapa?" tanya Momy Fisha. "Ini Fisha, mom" jawab Fisha. "Apa kabar? Kamu udah tau sesuatu tentang Fasha?" salah satu dari dua pertanyaan itu membuat Fisha bingung.

"Fisha baik baik saja. Fasha kenapa?" Fisha memutuskan bertanya untuk melepaskan kebingungannya itu. "Kau mungkin akan tau beberapa hari lagi." ucap Momy Fisha yang sepertinya tengah menyembunyikan sesuatu.

Entah kapan Malya dan Rianti pulang, mereka langsung ingin mengagetkan Fisha yang sedang menelpon Momy-nya. Dorrr ucap Malya dan Rianti bersamaan yang membuat Fisha kaget.

"Ih, kalian apaan sih?" tanya Fisha kesal. "Kamu pulang kapan?" tanya Malya. "Dari tadi." jawab Fisha. "Sudah ya, Mom. Fisha tutup dulu telponnya." ucap Fisha mengakhiri telponnya dengan Momy-nya.

Ada kejutan apa ya dari momy nya Fisha ?

Vote, please!

Thank you for the reading

By : author (nadya khan) ❤nya Aryan Khan

Berawal dari LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang