"Bilang saja dan jelaskan kepada mereka tentang hubungan kita. Hubungan kita kan hanya sebatas..." Fasha menggantungkan kalimatnya. "Saudara kembar" lanjutnya.
"Iya aku akan secepatnya memberitahu temanku" ucap Fisha.
***
Rianti bosan dikamar. Andai saja ada yang mengajaknya jalan jalan seperti Fisha. Ia mengambil ponselnya lalu mengutak-ngatik sambil membaringkan tubuhnya dikasur.
Pluk!
Ponsel Rianti mendarat tepat dimukanya. "Aduh, siapa sih yang nelpon sampai ponselnya jatuh begini?" kesal Rianti.
Ternyata yang menelponnya adalah Kalvin, teman 1 kelompoknya. Terpaksa Rianti mengangkat panggilannya."Hallo, ada apa?"
"Ke taman sekarang! Kita harus buat proposalnya"
"Oke"Rianti pun merasa senang karena rasa bosannya bisa ia hilangkan. Lalu, dia bersiap siap untuk pergi ke taman. Di ruang tengah, Rianti berpapasan dengan Malya.
"Mau kemana?" tanya Malya. "Ada tugas kelompok" jawab Rianti. "Terus aku sendirian?" tanya Malya lagi. "Iyalah, kan tidak mungkin jika ikut bersamaku" jawab Rianti.
"Ya sudah aku akan berkeliling sekolah ini saja. Tapi berangkat bersama ya" pinta Malya. Rianti mengangguk lalu Malya bersiap siap di kamarnya.
Setelah itu, mereka berangkat bersama. Pandangan Malya berhenti di depan perpustakaan sekolah.
"Aku mau ke perpustakaan saja" ucap Malya. "Mau ngapain?" tanya Rianti. Ke perpustakaan tentu saja untuk membaca buku. "Baca buku lah" jawab Malya malas. "Sejak kapan seorang Malya Kiky jadi suka baca buku?" tanya Rianti heran.
"Temannya rajin bukannya didukung" ucap Malya dengan tatapan sinisnya. "Ya udah kalau begitu bagus, jangan hari ini saja rajinnya" Rianti menyemangati Malya lalu pergi ke taman untuk kerja kelompok.
Tak terasa sudah jam 4 sore. Malya, Rianti dan Fisha harus segera pulang ke asrama.
Malya yang baru saja keluar 1 langkah dari pintu perpustakaan, langsung disambut dengan hujan yang deras. "Yah malah hujan, tidak bisa ditunda dulu ya?" gerutu Malya.
Rianti juga merasa kesal karena hujan tiba tiba turun sangat derasnya ditaman. "Ayo menepi dulu!" teriak Rianti. Mendengar teriakan Rianti, teman temannya pun langsung menepi.
Disisi lain, Fisha. "Fa, bagaimana ini? Diluar hujan deras. Pulang yuk" ucap Fisha panik. "Kamu kenapa panik? Aku kan bawa mobil" ucap Fasha menenangkan Fisha. Fisha yang baru sadar pun menyengir lebar. Mereka langsung pulang ke asrama.
Ditengah jalan, ada kejadian tak terduga, yaitu mobil Fasha mogok. "Yah bagaimana ini?" tanya Fisha. "Kamu selalu panik ya" ucap Fasha santai. Untung saja didekat sana ada bengkel besar. Fasha meminta tolong agar mobilnya dibawa kesana.
Montir montir disana membantu mendorong mobil Fasha. "Mobil bagus tapi terkena air hujan saja sudah mogok" sindir Fisha. "Mungkin sudah takdir kalau kita harus jalan ke asrama" ucap Fasha. "Kenapa?" tanya Fisha semakin panik.
"Kata montirnya, mobil ini harus menginap semalam di bengkel ini" jelas Fasha. Masalah baru bagi Fisha. "Kamu yakin akan berlajan di tengah tengah badai hujan ini?" tanya Fisha. "Ya, why not? Besok kita harus sekolah lagi" ucap Fasha yang membuat Fisha harus berjalan di badai hujan malam ini.
Mereka berjalan dengan hati hati agar tidak terpeleset. Tanpa Fisha sadari, Fasha sudah berjalan jauh dan dirinya berjalan sangat lambat seperti siput. "Fasha tunggu!" teriak Fisha yang tak terdengar oleh Fasha.
Fisha mungkin tak sadar kalau disampinya terdapat sebuah genangan air yang sepertinya cukup dalam.
Byuur!!!
Sebuah mobil melintasi genangan air tersebut. Lalu air itu mengenai pakaian Fisha. Yang anehnya, mengapa hanya pakaiannya saja? Lalu wajahnya bagaimana? Fisha yang tadinya memejamkan mata, mulai membuka matanya perlahan-lahan.
Dilihatnya sesosok pria yang sedang menutupi wajah Fisha dengan jaketnya. Pria itu adalah... Sargam? Ya, dia adalah Sargam.
"Terimakasih" ucap Fisha sambil menyingkirkan jaket Sargam dari wajahnya. Sargam membantu Fisha untuk menyingkirkan jaketnya dari wajah Fisha. Setelah menyingkirkannya, Sargam memakaikan jaket itu ke tubuh Fisha.
"Cuacanya dingin" ucap Sargam. Fisha tidak menolak jaket itu. Memang benar juga, badannya sedang kedinginan. "Kak Sargam kenapa diluar malam malam begini?" tanya Fisha yang mencairkan suasana.
"Kamu?" tanyanya balik. "Gara gara si kembaran Fashelin tuh" Fisha marah. "Fashelin?" tanya Sargam bingung. "Fasha ngeselin" jawab Fisha.
"Kakak belum jawab pertanyaanku tadi" lanjut Fisha. "Pertanyaan kamu tidak ada jawabannya" ucap Sargam yang seperti sandi, yaitu rahasia.
***
"Yah, sudah malam tapi hujannya belum reda. Hujan hujanan deh" ucap Malya kesal. Malya pun terpaksa hujan hujanan. Saat sedang melintasi jalan, Malya melihat Arian. Arian juga melihat Malya.
"Kamu temannya Fisha kan?" tanya Arian. Malya mengangguk. Sekarang Malya dan Arian jalan bersama. Malya juga tidak bisa menolak jalan bersama Arian. Karena tidak akan ada momen momen romantis lagi kan? Eh salah maksudnya kalau malam malam terus ada hujan yang lebat begini kan tidak aman kalau wanita jalan sendirian.
***
"Kami pulang dulu, ya" ucap Kalvin. "Terus aku bagaimana?" Rianti panik. "Aku antar pulang saja. Aku membawa payung" ucap Steven.
Kalvin dan Kelvin pun jalan ke asrama dengan berlari menerobosi hujan. "Yuk pulang" ajak Steven. Ditengah perjalanan, tak sengaja Rianti terpeleset. "Aduh..." Rianti meringis.
Steven melepaskan payungnya lalu membantu Rianti untuk bangun. "Kamu tidak papa?" tanya Steven sambil memapah Rianti. Dasar ini laki, udah tau kepeleset pake nanya 'kamu tidak papa' yang namanya kepeleset ya pasti sakit lah ucap Rianti dalam hati.
"Hanya sakit sedikit" jawab Rianti. "Tunggu, payung kamu kemana?" tanya Rianti yang sadar kalau payung Steven hilang. Mata Steven beredar kemana mana untuk mencari payungnya. Di temuilah si payung ditengah danau.
"Kok bisa disitu ya? Perasaan tadi di taruh disamping sini" Steven menunjuk tempat terakhir ia menaruh payung itu. "Terus mau diambil?" tanya Rianti.
"Siapa yang mau berenang di danau sebesar itu dan mengambil payung ku?" tanya Steven balik. Rianti sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi. Terpaksa mereka hujan hujanan untuk pulang ke asrama.
***
Kira kira yg paling romantis siapa ya?
A. Sargam & Fisha
B. Rianti & Steven
C. Arian & Malya
D. Fisha & FashaMenurut author, yg paling aneh itu si Steven. Masa iya payungnya bisa ada di tengah danau. Wkwkwk
Kalau si Fisha terlalu dramatis. Sedangkan Malya itu memanfaatkan keberadaan Arian.Thanks for reading and coment
ByeBy: Author (Nadya Ashfa) ❤nya Aryan Khan
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal dari London
Teen FictionAwalnya 3 gadis ini hanya mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah di London. Tanpa mereka sadari, hidupnya telah terombak ambik di kota tersebut. Tokoh tokoh yang ada di masa lalu dan akan ada di masa depan mulai berdatangan seperti laron yang da...