Keesokan harinya, seperti biasa Malya, Rianti, dan Fisha berangkat ke sekolah bersama sama. Namun, saat di pintu keluar asrama, mereka bertemu dengan Kynan. "Hai" sapa Kynan. Malya, Rianti, dan Fisha hanya melambaikan tangan.
"Mari berangkat bersama." ajak Malya. Mereka berempat pun pergi ke sekolah bersama sama. Agar merasa tidak canggung, Rianti mencoba untuk membuka obrolan. "Eum... kau kelas berapa ?" tanya Rianti.
"Kelas 1 sastra regular." jawab Kynan. "Kau masuk sekolah ini dengan beasiswa juga ?" tanya Malya. "Iya, bagaimana dengan kalian ?" tanya Kynan balik.
"Kami juga masuk sekolah ini dengan beasiswa." jawab Fisha. Tak terasa mereka sudah berada di depan 4 gedung tinggi dan saat itulah mereka berpisah untuk menuju ke kelas masing masing.
Pelajaran sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Namun, kelas Fisha kedatangan murid baru yang membuat jam belajarnya di undur beberapa menit. Semua teman sekelas Fisha merasa kagum dengan murid baru itu. Tentu saja karena murid baru itu tampan.
Tetapi tidak dengan Fisha sendiri. Fisha terlihat sangat kaget dengan murid baru itu. Bagaimana Fisha tidak kaget ? Nama murid baru itu adalah Fasha.
Setelah perkenalan, Fasha duduk tepat dibelakang Fisha. Banyak pertanyaan di benak Fisha yang ingin ia tanyakan segera tetapi karena waktu dan tempatnya tidak tepat, Fisha mengurungkan niat itu.
Bel istirahat berbunyi. Fisha segera menarik tangan Fasha menuju ke kantin gedung seni. Sesampainya disana, Fisha langsung menembakkan peluru pertanyaan kepada Fasha.
"Kenapa kamu bisa disini ? Bukannya kamu sekolah di Malang ?" tanya Fisha bertubi tubi.
"Beasiswa." jawab Fasha. Jika sedang kesal, Fasha sangat pelit untuk mengeluarkan banyak kata dari mulutnya.
"Beasiswa-mu kan di Malang." Fisha tampak bingung apa yang dimaksud Fasha tadi.
"Aku dapat beasiswa disini." jawab Fasha.
Disisi lain, Malya dan Rianti sudah berkumpul ditempat yang pertama kali mereka putuskan untuk berkumpul saat hari pertama sekolah.
"Ya ampun, Fisha kemana sih ?" kesal Rianti. "Sabar, Ri. Sebentar lagi dia juga datang." ucap Malya menenangkan Rianti. Beberapa menit kemudian, Fisha tak kunjung datang. Merasa bosan menunggu Fisha, mereka pun berjalan menuju kantin utama.
Fisha teringat seharusnya ia berada di tempat kumpulnya bersama Malya dan Rianti. Fisha pun segera pergi ke tempat tersebut. Sesampainya disana, Fisha tidak melihat 2 orang sahabatnya.
"Mungkin mereka sudah pergi duluan." ucap Fisha pelan. Fisha pun kembali ke kelasnya.
"Hei, kamu!" teriak seseorang yang membuat Fisha menghentikan langkahnya. Merasa dipanggil, Fisha memutar tubuhnya 180 derajat.
"Iya, ada apa ?" tanya Fisha kepada Christ. "Kamu lihat Malya ?" tanya Christ. "Tidak." jawab Fisha.
Tanpa berkata sepatah kata pun, Christ langsung meninggalkan Fisha. 'Aneh' satu kata yang berada di benak Fisha. Fisha pun kembali berjalan ke kelasnya.
Saat sampai dikelas, Fisha melihat pemandangan yang menakjubkan, yaitu barang barangnya yang berserakan kemana mana.
"Apa apaan ini ?" ucap Fisha dalam hati. Terpaksa ia merapihkan barang barangnya itu sendirian. Tak lama kemudian, Fasha masuk ke kelas dan membantu Fisha.
"Siapa yang sudah berbuat seperti ini?" tanya Fasha. Jawaban dari Fisha adalah gelengan kepala. Setelah barang barang Fisha selesai dirapihkan, bel masuk berdering nyaring yang menandakan pelajaran siap dimulai.
Dikelas Rianti, Mr Crush memberikan tugas antar kelompok. Tugas itu adalah membuat sebuah proposal lalu mempresentasikan hasilnya menggunakan Infokus di depan kelas.
Rianti merasa malas untuk mengerjakan tugas itu karena dia merupakan anggota wanita sendiri. Kelompoknya terdiri atas Kelvin, Kalvin, Steven, dan dirinya.
Disisi lain, Malya yang berada di ruang laboratorium IPA sedang praktek mengenai zat zat kimia. "Kalian bisa mencari buku kimia di perpustakaan lalu kalian praktekkan cara cara pencampuran zat yang berada di buku tersebut." ucap guru yang mengajar Malya.
Tak hanya Malya, teman teman sekelas Malya juga menyeretkan kakinya menuju ke perpustakaan dan memilih satu buku untuk di praktekkan.
Setelah memilih satu buku, Malya kembali ke laboratorium untuk mempraktekkan zat zat yang tertulis di buku yang Malya bawa dari perpustakaan.
Satu jam telah berlalu dan bel pulang pun berbunyi. Semua murid pulang ke asrama masing masing. Malya dan Rianti sedang menunggu Fisha di tempat biasa.
Malya dan Rianti terkejut apa yang telah dilihatnya. Fisha sedang berjalan dengan seorang pria. Alangkah terkejutnya lagi, mereka berpegangan tangan.
"Kita tidak bisa diam saja" ucap Rianti. "Kamu mau berbuat apa ? Bukankah mereka sangat romantis ? Kita pulang ke asrama saja yuk!" ucap Malya yang melarang Rianti agar tidak ingin mengganggu Fisha.
Malya dan Rianti pulang ke asrama berdua karena mereka tidak ingin mengganggu Fisha. "Laki laki yang tadi itu siapa ? Kamu kenal?" tanya Rianti yang masih penasaran. "Kamu kepo banget sih. Aku saja tidak tau. Nanti kita tanya Fisha saja." ucap Malya yang menyepelekan pertanyaan Rianti.
Ditaman, Fisha sedang mengobrol dengan Fasha. "Aku tidak menyangka kalau kejutan momy itu kamu. Aku sudah curiga kalau kejutan momy itu tentang kamu. Dan ternyata kecurigaanku benar" jelas Fisha. Fasha hanya menyunggingkan senyum tipis.
"Kau tau apa yang membuatku mendapatkan beasiswa untuk bersekolah disini?" tanya Fasha yang tentu saja jawabannya tidak diketahui Fisha.
"Tidak" jawab Fisha. "Saat tes IQ, IQ ku tertinggi di sekolah. Oleh sebab itu, aku mendapatkan beasiswa itu." jelas Fasha.
"Berapa?" Fisha mulai serius dengan pembicaraannya. "Aku tidak akan menyebutkannya" jawab Fasha yang membuat Fisha kesal.
"Kenapa sih kamu dari dulu sukanya gitu? Buat orang penasaran saja" gerutu Fisha. "Karena aku suka misteri" ucap Fasha lalu menjulurkan lidahnya.
Lalu Fisha ingin memukul Fasha dengan buku yang berada di tangannya. Tetapi Fasha berhasil lari dari Fisha. Terjadilah kejar kejaran bagaikan sinetron India.
"Awas kau!" teriak Fisha. Fasha hanya menjulurkan lidahnya. Ada rasa kesal dan juga bahagia. Bahagia karena mereka bisa tertawa bersama setelah bertahun tahun lamanya.
Di asrama, Malya dan Rianti tengah bosan menunggu Fisha pulang. "Kemana sih Fisha?" tanya Rianti yang sudah mulai kesal. "Jangan jangan..." lanjutnya.
"Jangan berkata yang tidak tidak. Fisha pasti akan pulang sebentar lagi." ucap Malya menenangkan Rianti. "Aku bosan." ucap Rianti. "Bagaimana kalau kita keluar sebentar" usul Malya yang langsung disetujui Rianti.
Mereka bersiap siap menggunakan jaket karena cuaca diluar sangat dingin. Setelah siap, mereka berjalan menuju taman. Sesampainya ditaman, mereka menduduki salah satu bangku kosong yang berada disana.
"Kita beruntung sekali mendapatkan beasiswa di sekolah sebesar ini." ucap Rianti. "Iya." ucap Malya yang setuju dengan ucapan Rianti.
Mereka membicarakan beberapa topik lalu berhenti saat melihat seseorang yang mengenakan baju yang sangat kotor dan dibaju itu berlumuran tanah dan lumpur. Saat orang itu melihat ke arah Malya dan Rianti, Mereka sontak merasa kaget.
Haii dah lama ga update
Bahasanya terlalu baku ya ?
Menurut kalian, Fasha itu siapa sih?
Fasha itu punya masa lalu sama Fisha
Btw namanya kayak kembar ya?Jangan lupa Vote and Coment
Thank you
By : Nadya Ashfa
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal dari London
Genç KurguAwalnya 3 gadis ini hanya mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah di London. Tanpa mereka sadari, hidupnya telah terombak ambik di kota tersebut. Tokoh tokoh yang ada di masa lalu dan akan ada di masa depan mulai berdatangan seperti laron yang da...