Jisung Samchon

7.1K 703 412
                                    

Kamus author;

Ji-chun = Ji-Samchun (Ji-Samchon dengan aksen lebih imut/ga)

Warn; warning pokoknya! Tekan tombol back sebelum kamu menyesal😂🙈🙈



...

Chenle menatap lapar pada berbagai menu makanan yang tersaji di hadapannya. Lidahnya berdecak tidak sabar ingin segera menikmati masakan buatan sang Ibu.

Chenle mengusap kedua telapak tangannya antusias. Setelah memastikan Ayah dan Ibunya sudah duduk manis di kursi masing-masing, dengan semangat bocah itu berseru. "Selamat makaaaaan!"

Antusiasme Chenle mengundang kekehan sang Ayah. Pria berusia pertengahan empat puluh tersebut mengusap surai emas puteranya guna menyalurkan rasa gemas.

"Pelan-pelan, sayang." Teguran halus sang Ibu membuat Chenle yang tadinya menunduk, mengangkat kepalanya dan memamerkan cengiran khasnya pada kedua orang tuanya. "Lele lapar, Eomma, Baba."

"Yasudah, lanjutkan makannya." Titah sang Eomma. Chenle mengangguk semangat dan melanjutkan kegiatan favorite-nya itu.

Setelahnya, keadaan ruang makan itu hanya diisi keheningan dan suara dentingan sendok serta garpu yang beradu.

"Noona, aku datang." Sebuah suara barithone menginterupsi kedua orang dewasa yang sedang menikmati makan malamnya itu. Sedangkan Chenle masih sibuk dengan mangkuk dan piring penuh makanan.

"Ah, kau sudah datang rupanya." Sooyoung -Ibu Chenle- menyambut kedatangan pria berusia sekitar dua puluh lima tahun itu dengan senyum hangat.

Kecupan ringan mendarat di pipi Park Sooyoung, hadiah dari sang adik. Setelah mengecup pipi sang noona, pria itu beralih pada pria dewasa yang duduk di samping noona-nya -kakak iparnya- untuk memberikan pelukan sekilas.

"Duduk dulu, Jisung-ah. Kami baru saja memulai makan malam."

"Aku sudah makan di kantor, sebelum datang kesini, Yuan-hyung. Aku akan langsung mandi saja." Jisung menolak halus perintah sang kakak ipar, Zhong Yuan.

"Kalau begitu, noona akan buatkan cokelat hangat untukmu. Kau mandi dan beristirahatlah dulu."

"Ne, noona. Kamsahamnida."

Sebelum benar-benar meninggalkan ruang makan, Jisung menghampiri sang keponakan yang sedari tadi menghiraukan kedatangannya. Chenle masih mengunyah makanannya tanpa peduli dengan Samchon-nya itu.

Dengan jahil, Jisung mengangkat mangkuk penuh nasi itu dan menjauhkannya dari Chenle. Membuat sang keponakan merengek sembari mengayunkan kedua kakinya. "Ji-chuuuun! Eommaaaaa, Ji-chun mengganggu Leleee!" Protesnya pada sang Eomma.

"Huuuu anak manjaaa!" Ledek Jisung yang langsung di hadiahi tatapan merengut dari Chenle. Bibir pemuda berusia delapan belas tahun itu melengkung kebawah.

"Babaaaa! Ji-chun menggodakuuuu!" Setelah mengadu pada sang Eomma, kini targetnya adalah Ayahnya, yang biasanya akan luluh jika mendengar rengekkan Chenle.

Kedua orang tua Chenle hanya menggelengkan kepala, sudah terlalu terbiasa mendapat pemandangan seperti ini.

"Maaf-maaf, begitu saja sudah akan menangis." Jisung meletakkan kembali mangkuk nasi milik Chenle ke tempatnya semula. Pemuda Park itu membungkuk menyamakan tingginya dengan sang keponakan. Kemudian mengecup seluruh permukaan wajah Chenle dengan gemas dan bertubi-tubi.

Chenle tertawa kegelian saat Jisung berkali-kali mendaratkan kecupan ringan pada kedua bilah pipi gembilnya. Dengan refleks, pemuda itu melingkarkan kedua lengannya pada leher kokoh sang paman.

ᴏᴜʀ ᴘᴀɢᴇ : ᶜʰᵉⁿˢᵘⁿᵍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang