Chapter 3

30.8K 3.5K 356
                                    

Gue duduk disalah satu kursi dekat dengan jendela. Gue menunggu kak Renjun, yang pergi ke toilet sebentar sementara pelayan udah nyamperin gue dan nanya mau pesan apa.

Daripada gue nyuruh pelayan nya pergi, gue ngambil buku menu yang dikasi sama pelayan dan merhatiin apa aja makanan yang disediakan. Walau sebenarnya gue udah hapal banget apa yang disediakan oleh cafe ini.

"Saya pesan nasi goreng nya satu terus es teh manis nya satu, sama.." gue menggantungkan ucapan gue.

Gue mikir. Apa gue harus pesenin makanan buat kak Renjun, sementara gue gak tau makanan kesukaan kak Renjun apa. Gue lalu mikir keras dengan otak gue yang jarang banget buat mikir. Kak Renjun biasanya selalu makan ayam, setiap kita makan di cafe ini atau makan ditempat lain, ayam gak pernah absen dari piringnya.

Membuat satu asumsi datang dengan sendirinya, kalau kak Renjun suka banget makan ayam.

"Ayam satu. Es teh manis nya tambah satu." Bilang gue terus senyum sambil ngembaliin buku menu sama mbak-mbak pelayan nya.

Mbak pelayan nya bales senyum terus pergi dari hadapan gue kemeja kasir.

Gue yang hendak melihat kearah luar gak sengaja melihat kearah kak Renjun, yang tersenyum sambil menghampiri gue.

Kita pada akhirnya pulang bareng, tapi atas usulan kak Renjun yang tanpa sengaja dengar perut gue berbunyi, kita singgah dulu ke cafe yang biasa kita datengin dulu didepan komplek gue.

"Udah pesan?" Tanya kak Renjun duduk dibangku kosong, didepan gue.

Gue mengangguk, "kakak ayam kan?"

Tidak menjawab, kak Renjun cuma senyum sambil ngangguk kecil.

Gue tersenyum tipis, lalu memainkan ponsel gue yang daritadi mau gue mainkan tapi ada aja yang menghalangi. Kayak mbak-mbak pelayan tadi, terus kak Renjun yang selalu berhasil nyuri perhatian gue.

Gue curi-curi pandang kearah kak Renjun, yang ternyata juga mainin ponselnya sambil senyum-senyum Gaje. Ah, liat senyum nya gue jadi luluh gak jelas terus dag-dig-dug makin gak jelas.

Tapi, terbesit sedikit sakit hati dimana senyum kak Renjun bikin hati gue tercubit. Hanya karna satu pertanyaan yaitu, siapa sih? Dan apa sih? Yang bikin kak Renjun senyum-senyum Gaje?

Apa dia udah punya pacar?

Apa dia udah move on?

Apa dia lagi gebet tante-tante? Biar gak nganggep pacarnya itu adeknya lagi, tapi ganti jadi mama nya?

Otak gue jadi pusing seketika. Mungkin karna hari ini gue terlalu sering maksa otak gue buat mikir, padahal selama ini yang gue tau otak gue ini masuk dalam jajaran malas mikir.

Seakan sadar kalau gue tatap dia sedaritadi, kak Renjun mendongak terus menatap gue membuat mata kita bertemu.

"Ada apa Jen? Muka gue ada yang salah, ya?" Tanya nya duduk tegak, sudah melupakan ponselnya.

Gue menggeleng, terus ikut meletakkan ponsel gue diatas meja tidak lupa mematikan nya.

Gue tatap kak Renjun serius, walau ragu-ragu. Sebenarnya ada satu hal yang pengen gue tanyakan dan ucapkan ke dia, tapi keberanian gue dan ke gengsian gue mengalahkan keinginan gue.

Pengen banget gue tanya sama dia, kalau dia selama ini benar-benar anggap gue Adek?

Pengen gue tanya, pernah gak dia benar-benar suka kayak gue suka sama dia?

Gue pengen tanya, dia tau kan perasaan gue sampai saat ini ke dia itu gimana? Dan gimana dengan tanggapan nya?

Gue tatap kak Renjun lagi, mencoba untuk melupakan apa yang bakal gue tanyakan, dan menanyakan hal-hal wajar seperti kabar orangtuanya dan lain-lain.

terlihat jelas, kak Renjun keheranan melihat gue, menunggu gue berbicara karna terlihat jelas gue sendiri kegelisahan.

"Kenapa?" Tanya kak Renjun buat gue menghela napas.

"Kakak masih tau kan kalau aku suka sama kakak?"

Entah kenapa dari beribu macam pertanyaan, pertanyaan itu keluar dengan sendirinya mulus dari mulut gue. Seakan-akan pertanyaan itu dari hati gue, membuat gue kayak cewek bodoh yang masih berharap dengan mantannya padahal cuma dianggap Adek doang.

Padahal gue udah bilang ke diri gue sendiri, kalau gue mau nanya hal yang wajar seperti kabar orangtuanya. Sekarang, tampaknya kekuatan hati gue mengalahkan ke gengsian gue.

Kak Renjun berdehem menanggapi pertanyaan gue. Terlihat jelas di muka nya kalau dia memikirkan pertanyaan gue, terus bertanya tanpa sadar dari mukanya seakan bilang "kenapa bahas ini tiba-tiba?" Saat dia natap gue.

"Lo tau kan? Kalau gue cuman anggap lo itu Adek—"

Sebelum kak Renjun melanjutkan omongan nya itu, gue udah menyerbu dia terlebih dahulu.

"Tapi kan, cuma kakak yang anggap aku Adek! Sementara aku menganggap kakak beda!" Potong gue cepat, sedetik nya gue menyesal lagi.

Gue merasa sekarang jadi cewek paling bodoh sedunia, dan pelaku yang berhasil membuat gue beranggapan seperti itu adalah kak Renjun yang entah kelewat brengsek atau baik.

Menganggap gue adiknya, dan memperlakukan gue bak adiknya. Bukan pacarnya.

Ups, gue lupa kalau gue udah berubah status jadi mantan nya.

Kambing emang :))

Kita diam-diaman, merasa kelu untuk berbicara lagi setelah ucapan gue terakhir kali. Dia tidak berani natap gue, persis kayak dia yang coba mikir untuk mutusin gue waktu itu.

"Silahkan mbak, mas.." ucap mbak-mbak pelayan yang lima menit lalu mengantarkan buku menu pada gue, dan kini mengantarkan makanan pesanan yang tadi gue pesan.

Gue dapat dengar kak Renjun menghela napas lega, mungkin lega karna mbak-mbak pelayan ini datang di waktu yang tepat.

Walau sedikit kesal karna tidak ada respon dari kak Renjun, gue memilih makan nasi goreng gue untuk menaikkan mood gue.

Walau gue mendikte diri gue sebagai cewek paling bodoh di dunia, setidaknya gue berterima kasih pada sisi kebodohan gue. Karna dirinya, gue bisa tau kalau kak Renjun benar-benar menganggap gue cuma adeknya.

Buktinya? Dia gak bisa jawab padahal tau kalau gue selama ini mengharapkan dia, dan gak pernah merasa baik-baik aja pas kita putus.

Makasih kak,

***

Yuk semua baca BoyFriend!

BoyFriend menunggu kedatangan kalian untuk baca, Vote, sekaligus komen hal yang menarik gaes!

Tiga hal yang walau dilakukan salah satu aja, buat Dyu semangat menulis!!

Thank youuu💚

Thank youuu💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mantan | Renjun✔️ [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang