Saat Zia membukakan pintu ia mendapati Galih menyilangkan tangannya di dada dengan tatapan tajamnya. Zia hanya berjalan menunduk menuju kamarnya, saat dia mulai menaiki undakan tangga...
"Sejak kapan Zeri jadi supir taxi?" tanya pria itu dengan tegas membuat Zia menghentikan sejenak langkahnya, lalu melanjutkan perjalanannya menuju kamar.
Zia masuk ke kamarnya melempar tasnya ke sembarang arah dan membantingkan tubuhnya ke ranjang.
"Kenapa lo jadi gini sih Zer? Kurang apa gue sama lo?" ucapnya lirih.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok pria tampan dengan badan tegapnya.
"Lain kali, abang gak akan biarin kamu pulang sendiri" tegas pria itu.
Dengan cepat Zia mengusap air matanya, karena setetes airmata kesedihan Zia merupakan emosi bagi pria itu. Pria itu mendekati Zia dan langsung memeluknya, Zia menangis sejadi-jadinya di dada bidang pria itu.
- - -
Waktu menunjukan pukul 7 malam dua orang kakak beradik itu sedang berada di ruang TV.
Kriuk..Kriuk.. Suara yang timbul dari mulut Zia membuat Kakaknya menoleh dan merebut kaleng kripik di tangan adiknya.
"Lu apaan sih gue lagi makan juga"
"Balikkin gak?"
"Ogah"
"Heh tuyul balikkin kripik gue"
"Tuyul tuyul, mana ada tuyul ganteng gini"
"Ganteng kalo dibandingun sama monyet ragunan, dasar belek cacing"
"Kutil kuda"
"Anak curut"
"Berarti lo juga anak curut"
Zia hanya mendengus kesal, dan langsung berjalan menuju kamarnya dengan menghentakkan kakinya. Saat memasuki kamar, ia mendapatkan hpnya yang sedang bergetar menandakan panggilan masuk.
Drrt...Drrtt... Nama Zeri terpampang di layar ponselnya.
"Malem sayang"
"Malem"
Dengan susah payah Zia berusaha agar suaranya tidak terdengar biasa saja oleh Zeri.
"Lagi ngapain?"
"Lagi tiduran aja"
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi gak disini"
"Terus?"
"Sekarang gue jemput lo"
"Udah malem"
"Bentar doang"
"Itu tikus masih aja lo ladenin" teriak Galih dari luar kamarnya. Membuat Zia mau tidak mau segera menutup telponnya.
"I-iya"
"Gue Otw"
Zia langsung menutup telponnya dan segera mengganti baju lalu turun menghampiri maminya di kamar lantai bawah.
"Mi Zia pergi dulu yak"
"Udah malem ini, kamu mau pergi sama siapa?"
"Sama temen"
"Jangan bilang sama si Zeri tikus yang tadi gak jadi jemput kamu"
"I-iya, tapi katanya ini sebagai permintaan maaf" terpaksa Zia berbohong pada maminya.
"Yaudah, kalo sampe dia bikin kamu lecet
Mami siap jadi Tom yang siap bunuh tuh si Zeri" ucap mamanya dengan tangan yang seperti siap menyakar."Hehe mami, yaudah Zia pamit" lalu Zia mencium tangan Maminya.
"Jangan terlalu malem! Jangan macem-macem. Kamu lecet sedikit si Zeri kena sasarannya. You Understand?" cerocos maminya yang sok inggris itu.
"Iyaaa" Zia langsung meninggalkan maminya.
Gadis yang menggunakan celana jeans dan jaket berwarna pink dengan rambut terurai itu membuka pintu utama, ternyata Zeri sudah tiba dengan mobilnya. Zia langsung menghampiri Zeri. Zeri langsung membukakan pintu mobil untuk gadis cantik itu. Mereka menuju taman yang sudah di siapkan Zeri sebelumnya. Zeri membukakan pintu mobil untuk Zia
"Ayo, tapi kamu harus tutup mata" Zia hanya mengangguk tak mengerti, Zeri menutup mata Zia dengan tangannya dan menuntunnya menuju area taman.
"Sekarang buka mata kamu" Zia membuka matanya dan menelan salivanya dengan susah payah.
Ditaman itu terdapat lilin lilin dan balon berbentuk hati. Dihiasi bintang malam yang menambah kesan romantis malam itu.
"I-ini buat apa?" tanya Zia polos
"Ini buat kamu, aku sengaja siapin ini"
"Dan malam ini, aku mau ungkapin isi hati aku"
Zia menatap Zeri lekat yang menggenggam tangan Zia erat.
"Aku sayang kamu, kamu mau jadi pacar aku?" ungkap Zeri.
Zia hanya diam, dia juga sangat menyayangi Zeri tetapi dia kecewa dengan perbuatan Zeri tadi siang. Sungguh jantungnya berdetak 10 kali lebih cepat dari biasanya.
"Zia" ucap Zeri yang menyadarkan Zia dari lamunannya.
"I-iya, aku mau" jawab Zia dengan senyum manisnya. Dan melihat senyum di wajah Zeri mengembang.
"Aku sayang kamu" ucap Zeri, dan Zia hanya mengangguk ragu. Lalu Zeri memeluk erat gadis yang kini berstatus pacarnya itu.
Zia memang menyayangi Zeri, tapi entah kenapa saat Zia menerima cinta seorang Zeri ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.
Pendek banget part ini😂
Maaf banget nih, up nya pas lagi gabut;((
Jan lupa Voment👍
Mohon dukungannya.
.
.
SeeYou~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Lagi
RomanceCerita kehidupan masa putih abu yang mengajarkan betapa pentingnya arti menghargai, dan juga mengajarkan betapa manisnya hasil dari sebuah perjuangan. Tawa dan luka masa remaja terdapat didalamnya. Raka Jufariel Sayudha seorang pria tampan yang naka...