Prolog

68 9 0
                                    

Sebuah mobil melaju kencang di jalan yang lumayan sepi itu. Tanpa sadar ada makhluk lain yang hendak menyebrang jalan.

Meoow.

Anak kucing berlari kecil ke tengah jalan. Gadis di sebrang jalan melebarkan mata begitu menyadari bahwa hewan lucu itu dalam bahaya. Bagaimana ini? Jiwanya ingin menolong tapi raganya takut kucing. Kalau dia tidak menolong, salahnya jika kucing itu mati tertabrak. Dengan keberanian diujung tanduk ia menghampiri anak kucing itu sedikit berlari, sehingga hewan itu mundur ke belakang. Tapi dirinya berdiri di tengah-tengah. Sekarang dirinya lah yang perlu di selamatkan.

Gadis itu memejamkan mata. Ya Allah..

Dia berharap si pengendara mobil yang sekarang jaraknya sudah dekat ini menyadari keberadaannya.

Ciiiiittt.

"EH!"

Dugg

Si pengendara meringis, mengusap keningnya yang terbentur stir mobil cukup keras. Gila! Gadis itu sudah gila. Berdiri di tengah jalan yang bisa saja membahayakan nyawanya dan membuat kesialan dirinya.

Laki-laki itu menurunkan kaca mobilnya. "Eh de!! Kalo putus cinta jangan bunuh diri! Kasian orangtua dirumah!"

Zico meneriaki gadis yang masih memakai seragam putih abu itu.

"Ada-ada aja anak jaman sekarang, putus cinta ngerasa semuanya mati rasa. Gak abis pikir gue"

Gadis itu membuka matanya. Alhamdulillah, dirinya selamat. Allah masih menyelamatkannya. Dia menoleh ke arah si pengendara yang sejak tadi mengomelinya. Dia tahu dia salah, tapikan bukan karena putus cinta.

Tidak peduli soal itu. Bergegas ia mencari anak kucing tadi. Kemana perginya hewan itu?

"Eh! Tuli ya de?"

Rahila menghembuskan nafas pasrah. Sabar Rahila.

"Saya cari kucing yang tadi mau ditabrak OM!"

Apa OM katanya? Dia memang memakai setelan kerja tapi umurnya masih 26 tahun! Enak saja panggil om.

Zico turun dari mobilnya. Anak jaman sekarang memang susah diajak bicara baik-baik.

Rahila menatap laki-laki yang keluar dari mobil itu. Wah, sepersekian detik dia terpesona. Ternyata masih muda dan tampan. Rahila menggelengkan kepalanya. Tetap saja, walaupun tampan tapi tidak tahu aturan jalanan.

Zico sudah sampai di depan gadis itu. Dia mengerjapkan mata.

Cantik.

Wajah teduh dan manis dengan bola mata cokelat dan bulu mata lentik yang sibuk berkeliaran ke arah bawah, tanpa menatap balik matanya. Darah Zico berdesir.

Zico lo ga pedofil kan?!

"Maaf Om, tapi tadi Om bawa mobilnya kenceng. Ada kucing mau nyebrang, dia bisa mati ketabrak tadi"
Jelas gadis itu. Masih dengan embel-embel Om.

Rasanya seperti angin sejuk berhembus. Bukan lebay, suara lembut gadis ini membuatnya tenang. Entah mengapa. Sangat kontras dengan wajahnya yang juga teduh. Melihat dan mendengarnya Zico merasa..

Jantungnya sulit dikontrol sekarang!

"Mana kucingnya?"

Meooww

"Huaa kucing!"

Rahila bergeser menjauh. Anak kucing itu seperti ingin mengikutinya.

"Om tolong usirin, Om! Bawa ke pinggir  jalan, nanti ke tabrak lagi"

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang