Perjodohan?

35 4 0
                                    


"Yakin aja. Pilihan Allah yang terbaik"

--##--

Rahila sudah siap dengan gamis syarinya yang sekarang sudah dilapisi dengan almamater kebanggaan kampus. Karena diluar sana banyak sekali yang ingin berada di posisinya sekarang apalagi lewat jalur undangan dari Universitas.

"Oy!"

Untung saja Rahila tidak kagetan. Farisa terkekeh karena tidak berhasil membuat gadis itu kaget. Entah kenapa melihat Rahila tuh adem ayem saja, tenang.

"Kok lo gak kaget sih Ra?

Rahila terkekeh, tapi tidak menoleh biar Farisa yang menyamai jalannya.

"Wuih! Cantik banget Ra. Baru liat lo pake baju biasa gini"

Rahila tersenyum menundukkan kepalanya.

"Tuh Ra pada liatin lo dari tadi"

Rahila menggelengkan kepalanya. "Bisa jadi liat kamu"

"Hai Rahila Assalamualaikum!"

Farisa berhenti mendadak sambil memegang lengan Rahila. Berdecak, "Ngapain kalian?"

"Risa"
Bima tersenyum. Kali ini terlihat lebih laki. Loh? Farisa hampir jantungan. Sejak kapan gerak-gerik manjanya hilang?

"Kenapa tuh anak?"
Farisa berbisik pada Tio.

"Abis dapet pencerahan Abi!"

"Abi Khalil?"

Tio mengangguk. Farisa tertawa terbahak-bahak. Kemudian Tio menepuk-nepuk bahu Farisa. "Sasa! minta nomer Rahila dong"

Farisa menghempaskan tangan Tio, menatap sinis laki-laki itu. "Gak!"

Tio mendesis, "Ya!"
Aksen Koreanya keluar. Tio memang asli Korea, tapi wajahnya tidak 'plastik'. Appa Tio kenal dekat dengan Harabeoji Yudha yang juga asli Korea.

"Btw guys, leader kalian kemana?"
Farisa mengabaikan Tio yang mencak-mencak.

"Lah lo gatau?"
Laki-laki berkulit cokelat tapi cukup manis dipandang yang menyahut.

"Nabrak pohon, ditolongin temen lo itu. Tangannya patah, tulang kakinya geser"

Farisa menoleh pada Rahila. Bagaimana bisa? Rahila bingung ditatap semua orang sedemikian rupa.

"Lo nolongin Yudha Ra? Kok bisa?"

"Aku ke warung waktu itu, gak tahu tiba-tiba motor yang dikendarai Ka Yudha tabrak pohon di sebrang jalan"

Farisa ber"oh" ria. Rahila jadi tambah bingung, kenapa Farisa akrab dengan Yudha dan teman-temannya?

"Nih anak sepupu gue kalo lo bingung"
Farisa terkekeh. Meninju lengan Tio.

Rahila menganggukkan kepalanya. Jadi tempo hari pantas saja Farisa tahu  tentang Yudha.

"Sa!"
Tio merengek.

Farisa mengapit lengan Rahila. "Ayo Ra! gue anter lo ke fakultas, gue ngeri lo di jegat nih makhluk pada"

Tio gemas, ingin menampol kepala Farisa kalau-kalau dia laki-laki. Sayang, dia makhluk berjenis perempuan-tapi sifat seperti pria. Turun harga pasar kalau orang-orang-terutama Rahila tahu Tio memukul perempuan.

Rahila dan Farisa sudah berjalan menjauhi tujuh laki-laki primadona kampus-yang seharusnya ada delapan.

"Ra gue duluan ya! Ada matkul pagi, gue telat. Maaf nih gak jadi nganter lo ke fakultas tadi gue cuma hindarin lo dari mereka"

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang