Laki-laki Aneh

51 4 0
                                    


"Perempuan memang sejatinya lemah lembut. Namun, dengan kuasa Allah mampu menahan sakitnya melahirkan padahal itu setara seperti 20 tulang rusuk yang dipatahkan secara bersamaan"

--##--

Masih ada setengah jam sampai jam di jadwal masuk tiba. Rahila sudah rapih dengan segala macam atribut ospek dan siap untuk berjalan kaki menuju kampusnya. Suasana jalanan sudah ramai, ada yang membawa sayuran di motornya, Ibu-ibu membawa tas anyaman dengan sayur yang kelihatan didalamnya.

Udara pagi disini masih segar. Bahkan ada kabut di jalanan pertanda suhu disini dingin. Rahila tidak membawa jaket. Suhu badannya aneh karena akan hangat jika suhu lingkungan dingin. Tapi tidak tahu kalau bersalju, Rahila belum pernah ke luar Negeri.

Tepat. Rahila sampai di kampusnya ketika banyak yang baru datang membawa kendaraan-kendaraan pribadi. Ada juga yang berjalan seperti dirinya karena Kos-kosan ada di sebrang jalan. Sayang, Rahila sudah kehabisan kamar saat itu. Jadilah ia menempati kamar kos yang sedikit jauh dari kampus.

Bug.

Astaghfirullah.

Badan Rahila terdorong cukup keras atau mungkin sengaja di dorong?

"Cewek, lemah"

Laki-laki yang kemungkinan mendorongnya berlalu sambil tersenyum remeh. Kenapa? Rahila tidak mengenalnya lalu apa dia punya salah dengan laki-laki tadi?

Tapi sepertinya dia kakak tingkat. Sebab sudah memakai almamater, panitia?

"Lo gapapa?"

Rahila mengalihkan pandangan, lalu tersenyum manis. "Gapapa ko mungkin dia ga sengaja"

Ekspresi wajah perempuan itu terlihat jengah. "Dia Yudha, senior satu tahun diatas kita. Dia emang nyebelin, tapi sayangnya ganteng, pinter dan keluarganya kaya"

Rahila mengernyitkan dahi. "Kok kamu tau?" Pasalnya mereka kan sama-sama baru masuk kampus.

Gadis itu terkekeh, rambutnya terangkat terkena angin. Kerudung Rahila pun berkibar. "Siapa yang gak kenal sama cowok ganteng coba?"

Rahila mengerti. Tapi wajah Yudha yang gadis ini maksud terlihat familiar, tapi Rahila yakin mereka sebelumnya tidak pernah bertemu. Entahlah, ini aneh.

"Yaudah lah ya, kuy masuk! Oh iya, nama gue Farisa. Gue Islam ko kalo lo mau tau"

Rahila mengerjapkan mata. Untung saja dia belum sempat menduga kalau Farisa non Muslim. Pasalnya gadis itu tidak memakai kerudung.

Astaghfirullahal 'adzim. Semoga hati Farisa tergerak untuk menjemput hidayah Allah. Sebab hidayah itu misteri. Tanpa disadari hadir di sekitar kita tapi tidak di sambut.

"Rahila"

Rahila berjalan beriringan dengan Farisa. Memperhatikan gadis itu berekspresi. Farisa ini cantik, apalagi kalau pakai kerudung pasti sangat cantik.

"Lo jurusan apa?"

"Kimia murni"

"Anak F MIPA toh" Farisa mengangguk-angguk.

"Kamu?"

"Teknik Informatika"

Tadinya pun Rahila tertarik dengan fakultas teknik dan jurusan teknik Kimia. Tapi, karena ini kampus negeri fakultas teknik biasanya di isi para laki-laki walaupun ada sebagian perempuan.

"Kamu disini ngekos?"

Farisa tertawa. " Gue asli sini, rumah gue lumayan deket. Kapan-kapan gue ajak main, gue tebak lo ngekos kan"

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang