"Niat baik itu harus disegerakan. Apalagi soal lamaran, nanti keduluan"
--##--
Zico pikir hanya bertemu kolega bisnis dan berdiskusi soal perusahaan saja yang membuatnya 'takut salah'. Rupanya ada lagi hal yang lebih membuatnya degdegan tak karuan.
Bertemu dan berhadapan langsung dengan Ayah Rahila. Kalau saja Umi tidak menemaninya, Zico sudah ingin pulang saja ke rumah.
Ah tapi tidak, dia laki-laki.
Abi nya masih ada meeting dengan kolega bisnis dari Malaysia. Entah dia dapat berkesempatan menyusul atau tidak.
"Silahkan duduk, maaf rumahnya berantakan"
Wanita belum terlalu tua yang Zico tebak adalah ibu Rahila sebab hanya mereka berdua di rumah ini.
Ibu Rahila begitu ramah menyambut mereka, berbanding terbalik dengan Ayah Rahila yang senyum hanya sekilas itupun pada Uminya saja sebagai bentuk sopan santun.
Zico kudu piye?!
"Saya Zahra, ini anak saya Zico"
Umi tersenyum ramah bersalaman dengan ibu Rahila."Saya Aisyah"
"Zico Pak, Bu"
Zico menangkupkan kedua tangannya pada ibu Rahila. Kemudian bersalaman dengan Ayah Rahila, mungkin tangan Zico sudah bergetar sekarang. Saking gugupnya!
Sungguh, Ayah Rahila tetap mempertahankan ekspresi datarnya.
"Maksud kedatangan saya kesini berniat melamar putri Bapak, Rahila"
Apa Zico terkesan terburu-buru karena langsung to the point menyampaikan maksud kedatangannya?
Ayah Rahila tidak langsung menjawab. Mengalihkan pandangannya ke arah lain, mencoba rileks sepertinya. Karena sedari tadi wajah Ayah Rahila seperti mau mengajak Zico berantem.
"Kamu teman Rahila?"
Bagaimana Zico menjelaskannya ya?
"Saya Kakak dari teman Rahila lebih tepatnya, umur saya 24 tahun. Saya sudah bekerja"
Ayah Rahila menganggukkan kepalanya.
"Anak saya baru kuliah semester awal kamu tahu?"
Zico mengangguk mantap.
"Saya sudah menyampaikan niat saya pada Rahila, Alhamdulillah Rahila memberikan alamat rumah Bapak dan Ibu"
Ada jeda cukup lama. Hingga Ibu Rahila kembali dari dapur membawa minuman dan beberapa cemilan.
"Silahkan diminum"
Zico dan Umi mengucapkan terima kasih.
"Saya terserah Rahila aja, anak saya yang akan memilih. Karena disini juga udah 3 orang yang lamar dia tapi belum ada jawaban"
Zico meneguk ludahnya keras. Baru lulus SMA saja Rahila sudah banyak yang melamar. Gadis itu benar-benar tidak boleh dibiarkan bisa-bisa dia kedahuluan, walaupun jodoh sudah ditentukan tidak salahnya berusaha kan?
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Abi tiba dengan setelan kerjanya seperti biasa, kali ini jas hitam dengan kemeja dalaman berwarna biru dan dasi motif berwarna dongker.
"Maaf saya terlambat,"
Semua orang berdiri dan menyalami Abi. Hingga giliran dengan Ayah Rahila. Mereka berjabat lama ala laki-laki. "Saya Abinya Zico"
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
SpiritualLaki-laki itu sudah mengangkat tangan hendak mencegahnya tapi gadis itu sudah berlari. "Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua." (HR. Ahmad)" Untu...