"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan)..."
(Qs. Fathir:11)--##--
Bu Yeni menunjukkan kamar Tiara. Baru saja Farisa hendak mengetuk pintu kamarnya, tapi gadis itu sudah membuka lebih dulu dari dalam. Tiara mengerjapkan mata. "Loh?""Ya Allah Risa!"
"Ara!"
Farisa berhambur memeluk sahabatnya di SMP itu. Dia masih berkomunikasi dengan temannya yang lain-di gengnya tapi hanya Tiara yang tiba-tiba hilang, nomornya pun sudah tidak aktif di Grup. Sejak mereka kelulusan.
Rahila tersenyum melihat mereka.
"Kok nomor lo gak aktif?" Farisa menyelesaikan pelukannya.
Tiara nyengir,"Hp hilang pas di Lampung"
Lampung kampung halaman gadis itu. "Ayo Ra, Ris ke kamar aku aja"Nuansa biru muda memenuhi pandangan mereka. Bisa ditebak Tiara maniak biru. Cat, gorden, boneka, sprei kasur, lemari-semuanya berwarna biru muda.
Farisa berdecak. "Gak berubah lo Ra"
"Kamu kok belum siap-siap?"
Rahila mengusap bedcover biru muda yang didudukinya sambil memperhatikan seisi ruangan."Udah mandi kok Ra, makasih udah dateng ya Allah padahal kita baru akrab sehari"
"Santai aja Tiara" Gadis itu tersenyum jahil, "Cie yang mau dilamar"
Dapat terlihat Tiara tersenyum malu-malu. Keluarganya memang menerapkan menikah muda. Ia pernah berpacaran dulu ketika SMP-tentu tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Tapi, di SMA dia mulai hijrah dan tidak berpacaran lagi. Tahu pacaran hanya mendatangkan mudarat tanpa ada manfaat.
Jangan anggap perempuan yang pernah berpacaran itu seperti sampah. Karena ketika sudah hijrah dan istiqamah mereka bisa lebih mulia.
"Ra, mau di make up sekarang?"
Perempuan yang Rahila tebak berkisar 6 tahun diatasnya itu memasuki kamar dengan seorang bayi cantik dan mungil digendongannya. Memakai kerudung kecil membuat pipi bayi itu bertambah gembil.
Gemas!
Tiara mengangguk. Lalu merentangkan tangannya, "Gina! Sini sama Tutu"
Mata bulat bayi perempuan itu mengerjap lucu. Rahila tersenyum melambaikan tangan membuat pandangan bayi itu langsung teralih. Dia balas merentangkan tangan pada Rahila dan tersenyum memperlihatkan 2 gigi seri atasnya yang baru tumbuh.
"Mau sama kamu Ra" Tiara tertawa. Membantu mengambil alih Gina kemudian menyerahkannya ke dalam gendongan Rahila. Bayi kecil perempuan itu mendongak melihat wajah Rahila.
"Udah cocok, Dek. Gak mau nyusul Tiara lamaran?" goda Kakak Tiara.
Rahila sulit untuk tidak melebarkan senyumnya. "Belum ada calonnya, Mba"
"Kita doain semoga cepet-cepet nyusul ya"
Farisa dan Tiara berucap Aamiin paling kencang. Rahila terkekeh. Namun mengaminkan juga dalam hati.
--##--
Adzan isya sudah berkumandang sejak tadi. Sebentar lagi acara lamaran Tiara dilaksanakan. Sedari tadi Rahila menahan buang air kecil tetapi Gina masih ingin berada di gendongannya. Sampai-sampai bayi cantik itu tertidur pulas. Rahila menaruhnya di kasur Tiara pelan-pelan.
Kakak Tiara masih sibuk mendandani adiknya. "Katanya keluarga calon kamu udah dateng dari sebelum isya Ra, paling lagi sholat berjamaah di mushola belakang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Changed
SpiritualLaki-laki itu sudah mengangkat tangan hendak mencegahnya tapi gadis itu sudah berlari. "Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua." (HR. Ahmad)" Untu...