Lamaran

31 4 0
                                    


"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. (HR. Abu Dawud)"

-##-

Siang hari yang terik. Selepas dzuhur Tio sudah bergelung dengan kasur kesayangannya yang 'posesif' kalau pemberitahuan dosen mata kuliah hari ini berhalangan hadir.

"Tio!!"

Suara nyaring diiringi pintu kamar Tio yang digedor-gedor memekakkan telinga. Tio menutup telinganya dengan bantal, baru saja dia memejamkan mata 5 menit yang lalu. Ada saja setan yang ganggu! Memang ya kalau dipikir-pikir hidup Tio tidak pernah lepas dari gangguan setan-tidak Yudha tidak Farisa. Mereka satu paket lengkap yang suka merepotkan.

"Tio!!!"

Suaranya makin kencang saja! Ini sih frekuensi pendengaran Kelelawar.

"Berisik!"

Farisa tidak kehabisan akal. Dia mencari ajumma Soo ke lantai bawah.

"Ajumma, kunci cadangan kamar Tio dimana?"

Perempuan cantik berkulit putih khas wanita Korea itu sedang berkutat dengan gambar desain baju-bajunya. "Di laci bawah lemari kaca Risa-ssi, ada tulisan hangeul '방 김' "

"Farisa ambil ya?"

"Ne"

Ceklek.

Bantal malang menjadi sasaran pertama kali Farisa untuk memukul badan si empunya kasur. Berhasil-tapi hanya membuat laki-laki itu mengerang lalu kembali menutup telinga dengan bantal kepalanya dengan dalam.

"Tio! Gue mau pinjem mobil!"
Nasibnya anak perempuan yang memiliki Ayah protektif, Farisa tidak diizinkan memiliki mobil sendiri. Jadilah jika seperti ini ia akan meminjam mobil Tio-itupun kalau laki-laki itu mau, lagipula dia masih memiliki motor besar. Tapi Farisa yakin dia akan mau kali ini!

"Hm.. Buat apa?"
Tio berbicara-tanpa rajin-rajin membuka mata.

"Gue mau ada acara sama Rahila"

Seperti orang kesetanan, Tio bahkan langsung membuka mata dan bangkit dari kubur-tidak maksudku dari tidur. Benarkan tebakannya?

"Apa? Rahila? Mau kemana?"

"Gue mau nganter dia ke rumah temen Rahila ada acara"

"Sama Rahila?"
Sepertinya Tio masih setengah sadar, tapi dipaksakan untuk sadar.

"Yaiyalah, walaupun lo gak bisa nganter dia sendiri. Setidaknya mobil lo punya kesan-diduduki Rahila" bujukan yang bagus Farisa! Gadis itu menaikturunkan alisnya.

"Gue ikut?!"

Tangan Farisa refleks saja memukul kepala Tio. "Ladies time! Lagian nanti lo rusuh di acara orang. Malu-maluin gue"

Laki-laki itu kembali merebahkan dirinya di kasur. Menutup mata, "Ladies-ladies, sejak kapan lo jadi cewek?"

"Ye! Songong!" bantal guling yang dipegangnya dijatuhkan ke badan Tio begitu saja. "Mana kuncinya cepet udah jam setengah dua!"

"Tuh di seolab"
Tio memiringkan badannya membelakangi Farisa sambil memeluk guling.

Gadis itu berdecak, memang dasar kebo! Tio tidur dengan boxernya yang tersingkap diatas lutut, padahal jelas batas aurat laki-laki dari pusar hingga lutut. Sejatinya Farisa dan Tio hanya sepupu-mereka bukan mahram dan dapat menikah. Saat ini pemahaman islam di kehidupan semakin terkikis.

ChangedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang