Capitulum VII : Di Padang Rumput Erilight

1.9K 279 17
                                    

Padang rumput Erilight. Di sinilah murid-murid kelas L-V termasuk aku berada. Pagi ini, Mr. Milovan mengajak kami untuk mengendalikan kekuatan kami di padang rumput yag mengandung banyak [Nature Counter] ini. Entah kenapa aku juga ada di sini, secara, aku 'kan tidak bisa memakai sihir.

     Mr. Milovan menepuk tangannya beberapa kali, "Oke, sekarang, kalian semua bisa duduk dan dengarkan penjelasanku. Setiap individu memiliki [Counter] untuk menghasilkan sihir mereka. Walaupun individu tersebut hanya seorang manusia biasa, pasti memiliki [Counter] untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.

     "Karena ada [Counter] maka, juga ada suatu hal yang dinamakan [Lost]. [Lost] adalah keadaan dimana seorang individu menggunakan [Counter] miliknya secara berlebihan. Akibatnya adalah, tubuhnya akan memiliki perubahan. Seperti menjadi hewan, menjadi benda, atau menjadi kecil. Semuanya tergantung pada sihir individu tersebut. Namun, manusia tidak akan pernah mengalami [Lost] karena mereka tidak mengeluarkan [Counter] secara nyata.

     "Sekarang, aku tahu kalian memiliki sihir yang berbeda-beda. Namun, kalian memiliki wujud [Counter] yang sudah pasti sama. Sekarang, yang akan kulakukan di sini adalah sebuah tes. Tes ini akan menggambarkan seberapa banyak [Counter] yang kalian miliki, oke? Kalian lihat bola sihir di depan? Itu adalah media untuk menghantarkan [Counter] milik kalian. Dan, ada lima bola sihir lagi.

     "Kuning, sangat lemah. Hijau, lemah. Merah, normal. Biru, kuat. Ungu, sangat kuat. Sihir kalian akan dinilai berdasarkan warna yang bersinar. Ada satu bola sihir yang bening, itu sengaja kuletakkan di sana agar jika warna sihir yang dimiliki seseorang tidak satupun dari kelima bola sihir, bola sihir bening itu akan memperlihatkan warna [Counter] miliknya yang sebenarnya. Sekarang, ambil nomor undian."

Satu persatu dari kami mengambilnya dan ketika giliranku muncul, aku mengambilnya secara acak dan silakan tebak. Berapa nomorku? 24! Itu artinya aku menjadi orang terakhir yang mengetes warna [Counter] milikku! Aku menghela napas lega dan duduk di tempatku semula. Nomor satu adalah Raziel. Warnanya Ungu. Uwah!


     "Keren!" seruku spontan.

     "Iya! Hebat! Kalau begitu sih, kamu bisa bersaing dengan Marco Blake!" seru Xenia.

Tapi, ini membuatku bingung. Apa Raziel ini sengaja memasukkan dirinya ke kelas L-V? Secara, hasil deteksi [Counter] miliknya saja ungu.

Setelah Raziel semuanya pun telah bergilir maju. Menurut pengamatanku, rata-rata dari kami memiliki warna merah. Yang artinya, kami semua normal. Tuh, kan? Kami itu tidak lemah! Bahkan sedikit lebih kuat dari anak-anak biasanya!

     Archel : [Ya, ya, kau bisa berseru sebanyak mungkin, Reizh.]

     Eh? Siapa nih?

     Aegis : [Tadi itu Archel. Ini aku, Aegis. Oh ya, giliranmu habis ini kan?]

     Iya. Doakan aku. Semoga saja aku tidak mendapat warna kuning.

     Luz : [Itu pasti. Aku percaya bahkan kamu lebih kuat dari warna merah, Reizh. Percaya diri saja.]

     Thanks, Luz.

     Luz : [Kau tahu ini aku?]

     Tentu saja. Setelah kudengarkan, frekuensi suara kalian berbeda. Jadi aku bisa mengenali kalian dalam sekali dengar.

The Sacred Imperium Legacy : Resurrection [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang