HAPPY NEWYEARS 2018~~~~~~
*
Dengan terburu-buru gue cepat cepat memakai jaket, membawa kunci motor lalu mengambil helm. Tanpa basa basi gue meminta izin untuk pergi ke keluar sebentar. Sekitar 15 menit yang lalu Naja menelpon, dia meminta tolong dengan nada yang khawatir, bagaimana tidak gue gak kaget, dia langsung memutuskan panggilan telpon.
Sebenarnya gue ga hapal hapal banget arah kerumah Naja, makanya gue pun dibantu Maps dengan sedikit mengebut karena benar-benar gue khawatir kepadanya. Setelah memastikan kalau memang benar gue berhenti di depan rumahnya gue langsung menelpon dia, Tapi terlihat dari luar seperti dalam keadaan sepi tanpa siapa-siapa
"gue didepan ini" memberi tau dengan rasa degdegan parah karena takut terjadi sesuatu yang buruk. "oke sebentar" jawab dia dengan kebiasaannya yaitu memutuskan panggilan secara sepihak. Pintu gerbang terbuka dan terlihatlah Naja dengan celana jeans sobek selutut dan kaos oblongnya tanpa ekspresi.
Dia menyuruh gue masuk, dan dia membantu memasukan motor gue ke halaman rumahnya.
Dia membuka pintu dan mempersilahkan gue masuk.Secepat mungkin gue meraih tangannya dan dia menghampiri gue lagi. Gue tatap dari atas sampai bawah dengan detail siapa tau memang ada perban atau luka atau hal yang berdarah-darah tapi tak ada. " You okay?" tanya gue dengan sungguh-sungguh dan dibalas anggukan ringan
"serius ja" masih dengan sungguh-sungguh
"iya, kenapa emangnya" masih dengan ucapan ringan pula. " trus tadi nelpon kenapa? Main matiin tiba-tiba lagi" masih gue selidiki"oh nyuruh kamu kesini kan".
"buat?"
"bantuin ngetik tugas heeee" dia memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan membuat gue lemas.
" eh kenapa?" tanya dia lagi.
"bangsing Lo, sialannnnnn, saus tar tarrrrrrr, pasta ikannnnn,..." rutuk gue sambil menjengut jengut rambut gue sendiri.
" gue khawatir bodoh, gue buru-buru kesini karena nada lo yang bikin gue khawatirrrr dan sekarang gue udah disini ternyata lo .. aaaarggggggg" gue pukul dia.
"aduh aduh.. ih kasar banget sih" dia mengaduh
"yahabisnya looo" dengan cemberut gue mengepalkan kedua tangan siap memukul dia lagi
"udah dong, malu yoo masuk dulu malu diliatin orang nanti"
Lalu gue menurut, ngekorin dia. Masuk kedalam rumahnya, mat ague mulai mengelilingi setiap sudut rumahnya. Sederhana tapi terlihat elegant, bentuk dalam rumah yang terlihat aneh buat gue tapi unik.
Deretan foto-foto pernikahan, mungkin pernikahan kakaknya, karena dia pernah cerita kalau dia mempunyai seorang kakak laki-laki. Dan juga ada deretan foto keluarganya.
Gue mengambil satu poto yang paling menarik perhatian gue, gue pernah melihat poto itu poto yang memperlihatkan keluarga yang bahagia, benar kan dia hanya mempunyai seorang kakak saja. Yaa Naja adalah anak bungsu dari keluarga ini.
"ehmmm"
Gue melirik dan menyimpan kembali foto yang tadi gue lihat.
"diatas saja, rumah lagi sepi Cuma ada bibi yang beresin rumah, kalo mau minum bawa aja sendiri yaa, dapur nya sebelah kiri. Kalo mau makan tinggal ambil juga"
Gue Cuma mengangguk dan mengekor lagi dia kebelakang rumah lalu menaiki tangga yang cukup tinggi.
"bisa?" nada Naja yang ragu, mungkin karena dia melihat ekspresi muka gue yang aneh melihat desain rumahnya
YOU ARE READING
Just For You
ChickLitDuduk diam di koridor kampus dengan lalu lalang banyak mahasiswa. Tapi Nami masih merasakan kesepian. Ditengah panas terik dia tertawa dengan teman-temannya tapi dia tau di dalam hatinya terukir luka yang cukup dalam oleh seorang yang ia harapkan me...