Part 7

12 2 1
                                    

Guru itu melirik ke arah nametag milik Tarancce, lalu memperbaiki kacamatanya, "Tarancce Olivia Oktafianus! Ikut saya!"

'huh, ruang BK lagi deh'batinnya.

Saat SMP dulu Tarancce sangat sering terlambat, hingga Papi dan Maminya harus dipanggil. Dan dia telah berjanji untuk tidak mengulangi hal tersebut saat SMA nanti.

Tarancca kaget, dia pikir guru BK ini akan membawanya ke ruangan BK, ternyata dia hanya di bawa hingga di depan pos satpam.

"kamu jelaskan saja disini!"tanpa dijelaskan dua kali Tarancce sudah mengerti.

Setelah menjelaskan,"Ibu gak mau tau! Pokonya kalau kamu telat ya tetep aja telat, mau itu telat berapa jam kek, berapa menit kek. Kamu bakal di hukum! Kamu tunggu disini!"

'guna gue ngejelasin apa!?' batinnya.

Tarancce terkejut, kenapa? Karena yang datang adalah abangnya--wakil ketua OSIS, kak Bryan Michael Ivander--Ketua OSIS dan yang tak kalah mengejutkan Daniel juga ikut bersama mereka.

Troy kaget bukan main, "Tarancce!? Lo telat!?". Tarancce hanya mengangguk ria.

Bryan heran,"adek lo, Troy?"melirik Troy. Troy mengangguk, “Bryan kenalin ini adek gue, Tarancce. Tarancce kenalin ini temen gue sekaligus Ketos, Bryan.” Tarancce mengarahkan tangannya, Bryan menerimanya--sebagai tanda perkenalan mereka.

***

Yap,
Disinilah Tarancce sekarang--koridor kelas 12, menyapu koridor hingga jam istirahat berbunyi. Itulah hukumannya.

'kenapa sih harus koridor kelas 12!? Nanti kalau Kak Tan bisa lihat, apes gue! Hadeh....' batinnya.

Kringgg...Kringgg...

'Akhirnya penderitaan berakhir, gue harus cepet-cepet, sebelum Kak Tan ngelihat gue' batin Tarancce. Belum sempat ia melangkahkan kakinya, “Tarancce!” ada yang memanggil namanya. Dia mengenali suara itu, “ngapain lo pegang-pegang sapu?”belum sempat membalikkan badan, ternyata dia sudah berada di belakang Tarancce.

Yap! Saat Tan keluar dari kelasnya tiba-tiba saja dia melihat orang yang sepertinya ia kenal. Ternyata dia adalah Tarancce.

"gue...gue..habis...habis...eh, iya. Tadi gue disuruh sama Bu pramu ambil nih sapu," Tarancce mengangkat sapunya.

"dia bohong, dia habis nyapu koridor," entah sejak kapan Troy sudah berada di belakang Tarancce.

"kok bisa?" Tan kebingungan.

"telat," Troy menjawab dengan enteng.

"astaga Tarancce, kok bisa sih lo telat. Lo harus gue hukum. Gue ga terima penolakan, lo harus bersihin motor gue sama Troy selama satu bulan!" ujar Tan.

"kok gue sih yang dihukum! Kan itu salah lo berdua! Siapa suruh ninggalin gue, udah ninggalin gue bangunin gue aja juga enggak! Huh!"
Tarancce sengaja langsung pergi dari situ, karena dia nggak mau dapat  ceramah lagi dari Tan dan Troy setelah diberi hukuman.

Tarancce berlari meninggalkan mereka dan menundukkan kepala. Karena tidak memperhatikkan jalan, menuju kelasnya.

Bruk...

"kalau jalan pakai mata dong!" bentak Tarancce ke sembarang orang.

"Tarancce?"

'kayak suara??? Daniel!?' batinnya. Taranccce mengangkat kepalanya.

Tarancce cengingiran,"eh, elo Dan. Hehe, gue pikir siapa, sorry ya gue kurang perhatiin jalan, buru-buru soalnya." langsung saja Tarancce meninggalkan Daniel.

'kok bisa sih gue nabrak Daniel? Kenapa gak nabrak orang lain aja?' umpat Tarancce dalam hati.

***

Daniel menjatuhkan dirinya ke tempat tidurnya. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu. Merenung,"kok gue ngepikirin Tarancce terus ya?" Daniel berbicara sendiri.

Entah mengapa, sejak Tarancce menabrak dirinya tadi. Dia jadi terus memperhatikkan Tarancce saat berada di kelas. Dia diam-diam melirik ke arah meja Tarancce yang jaraknya tak terbilang jauh dari mejanya.

Seminggu setelah kejadian itu, Daniel memutuskan untuk duduk di samping Tarancce.

***
Tarancce's POV
'ada apa ya belakangan ini sama Daniel? Kok dia mau duduk dekat gue? Gue-kan jadi enggak bisa normal, gila! Bisa salting terus gue kalau dia terus duduk dekat gue!' batinku.

"iya mam, bentar" Mami memulai konsernya saat gue lagi asik-asiknya mikirin Daniel.

***

Disinilah gue sekarang, nemenin Mami belanja. Kenapa Mami enggak sama Kak Tan atau Kak Troy?, kata Mami dia "mau belanja sama anak gadisnya, emang gak boleh ya?"

Waktu udah sampai di pasar, Gila, gue terkejutnya bukan main, gue ngelihat di pasar itu ada Mamanya Daniel, buset!

Waduh, gak beres nih.

Mama Daniel ternyata juga melihat Mami yang berjalan menghampiri"eh, jeng Oline, belanja juga?"

Yaelah, pakai 'jeng' 'jeng'-an segala lagi. Batinku.

"eh, iya nih. Sendiri aja, jeng?"

Aelah, Mami malah nambah topik lagi.

"enggak kok jeng, tadi aku pergi bareng itu loh anak cowokku. Daniel"

Gue dengan susah payang mencoba bernafas dengan normal, setelah mendengar nama 'Daniel'. Tapi dimana Daniel?

Suara yang gue kenal maemasuki daun telinga gue,"Ma, ini paprikanya mau di taruh dimana?"

Ternyata eh ternyata bener dugaan gue, itu Daniel. Yaelah, mau di sekolah sama di luar sekolah ni anak tetep aja stay cool. Ya ampun, tolongin gue malaikat gue, gue udah mau terbang.

Mama Daniel menoleh ke arah Daniel,"eh, Daniel ini loh ada Mamanya Kak Tan, kamu masih ingatkan sama keluarga mereka?"

Daniel menyalimi Mami, "masih kok Ma. Hai Tante, hai Tarancce,"

"eh,............"

Berlanjut ke part selanjutnya!
Kalau ada komentar atau kritikan boleh disampaikan kok di komentar.

Author, pamit undur diri

DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang