Author pengen ngasih yang manis-manis aja di chapter ini...
Terimakasih buat reader yang masih setia ngikutin cerita ini...
Terus vote and commend ya...
Semoga kalian ga pernah bosan mampir...Happy reading guys 😍
***
Anna terus menatap cermin di hadapannya yang memperlihatkan gambaran dirinya saat ini. Seorang gadis berusia 21 tahun, anak angkat dari pasangan Smith yang memiliki masalalu tidak sempurna. Kini ia sudah terbalut gaun indah dengan riasan yang semakin membuat penampilannya lebih sempurna, namun tidak dengan kenangan masalalunya.
Benar, hari ini adalah hari pernikahan Anna dan Dave. Hari di mana hidupnya akan menapaki tingkat yang baru, hari di mana hidupnya akan beralih pada hubungan dan status yang baru, yaitu menjadi isteri dari David Joseph Walter, mempelai prianya.
Entah apa yang ia rasakan saat ini? Jujur ia merasa senang, senang bisa berdampingan dengan orang yang ia cintai di atas altar, senang bisa menjadi bagian dan menyatukan dua keluarga bahagia ini, itu membuat dia benar-benar merasa kembali memiliki keluarga seperti dulu. Tapi di sisi lain, ia juga sedih. Di hari bahagianya ini, orang tuanya sendiri tak bisa menyaksikan ia menyatakan janji dengan mempelainya, ayahnya tak bisa menggenggam tangannya untuk menenangkan kegugupannya, dan ibunya juga tak bisa memeluknya untuk ikut berbahagia bersamanya. Andai mereka masih ada di sini, mungkin hari ini akan lebih sempurna lagi.
**
Flashback
"Ayah, lihat! Apa aku terlihat cantik mengenakan gaun ini?" Anna menghampiri ayahnya yang sedang memeriksa pembukuan restoran miliknya. Ia menunjukan gaun baru yang dibelikan ibunya tadi siang untuknya. Katanya, itu untuk hadiah karena ia berhasil menyelesaikan ujiannya dengan baik.
"Wah... Anak ayah cantik sekali! Kau terlihat seperti seorang puteri dengan gaun itu" William, ayah Anna menutup bukunya seraya memerhatikan puterinya yang terus berputar-putar dengan gaun barunya.
"Ibu yang membelikannya. Ibu bilang ini hadiah, tapi aku bahkan baru menerima hasil kelulusanku besok pagi, dan ibu sudah lebih dulu membelikan hadiah untukku" ucap Anna sambil duduk di samping ayahnya.
"Memang kenapa jika ibu lebih dulu membelikan hadiah untukmu?" Ucap Regina, ibu Anna.
"Hadiah ini sudah bukan kejutan lagi besok"
"Memang apa bedanya, toh itu sama-sama hadiah, sekarang atau besok, itu akan tetap menjadi hadiah kelulusanmu bukan?" Regina memberikan secangkir teh panas pada William.
"Ibumu benar, Anna. Lagipula kami khawatir tidak sempat memberikannya besok" ucap William sambil meneguk tehnya sedikit.
"Maksudnya? Aku tidak mengerti?" Bayangkan betapa polosnya wajah Anna saat ini.
"Begini saja... Jika mungkin, besok kita beli hadiah baru untukmu. Bagaimana?"
"Sungguh?" Ucap Anna dengan mata berbinar-binar.
"Tentu, sayang. Semoga besok kita masih bisa membeli hadiah untukmu" ucap Regina sambil mengelus kepala puterinya itu.
"Yee... Besok aku ingin membeli mainan baru, boneka baru, alat masak baru, semuanya...!"
Anna terus mengoceh ini dan itu, menyebutkan jenis mainan satu dan lainnya. William dan Regina hanya mampu tersenyum melihat puteri mereka terlihat begitu gembira. Entah bagaimana besok? Yang jelas mereka hanya ingin puterinya tetap seperti ini, tersenyum bahagia tanpa duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANGLED (Dave-Anna Story) COMPLETE
Romance(TAHAP REVISI) Best rank! #1 in unpredictable (13/07/2019) #1 in conflict (23/05/2020) #1 in ambition (13/07/2019) #1 in tangled (31/12/2019) #1 in trust (13/07/2019) This story's based on my idea, if you find a lot of similarities inside, it is out...