(TAHAP REVISI)
Best rank!
#1 in unpredictable (13/07/2019)
#1 in conflict (23/05/2020)
#1 in ambition (13/07/2019)
#1 in tangled (31/12/2019)
#1 in trust (13/07/2019)
This story's based on my idea, if you find a lot of similarities inside, it is out...
Saat ini sudah pukul sepuluh malam dan aku tak tau harus melakukan apa? Ah ya, aku sudah pindah ke rumah baruku seminggu yang lalu. Setelah cukup lama berdebat dengan Mommy, akhirnya ia mengizinkan aku dan Dave untuk pindah ke rumah ini. Dave benar, Mommy akan mengerti maksud dan alasan kami pindah ke sini.
Sebenarnya tidak ada yang berbeda dari rumah ini, hanya saja, rasa sepi memang kerap kurasakan saat Dave sedang tidak ada di rumah. Seperti saat ini, Dave sedang pergi ke luar kota, ko Honduras, tempat dimana proyeknya sedang dibangun saat ini. Karena ini memang proyek usulan dirinya, alhasil harus ia yang memantau langsung proses pembangunan awal resort itu. Dan ini sudah hari ketiga ia tidak ada di rumah.
Awalnya kufikir semuanya akan baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja meski Dave tak berada di sampingku. Tapi ternyata aku salah. Ini kesekian kalinya aku merasa kesepian dan merindukan Dave dengan sangat. terutama di malam hari seperti ini, rasanya seperti ada yang kosong. Biasanya Dave akan menjahiliku, atau jika tidak, kami hanya akan berbaring di tempat tidur sambil mengobrol hal-hal sederhana. Ia akan mengelus rambutku hingga aku mengantuk, lalu akhirnya aku akan tidur lebih dulu darinya.
Pagi harinya, aku yang akan bangun lebih dulu, dan dia akan menungguku keluar dari kamar mandi sambil duduk di tempat tidur dengan wajah bangun tidurnya. Rambutnya masih berantakan, matanya terkadang masih setengah terpejam menahan kantuk. Aku hanya bisa tersenyum melihat suamiku seperti itu.
Aku tak bisa tidur jika kau sudah tidak di sampingku
Itu yang selalu dia katakan setiap aku menyuruhnya melanjutkan tidurnya. Tapi biarlah, toh setelah itu ia akan membersihkan dirinya dan aku akan menyiapkan sarapan untuknya. Tak lupa pakaian kerjanya sudah lebih dulu kusiapkan di wardrobe.
Sebenarnya Dave sempat menawarkan mencari asisten rumah tangga sebelumnya, dan setelah berbicara cukup panjang, kami sepakat untuk menggunakan jasa asisten rumah tangga hanya untuk membersihkan rumah ini. Untuk urusan memasak dan menyiapkan keperluan Dave, itu sudah tugasku dan tidak bisa diganggu gugat. Lagipula Dave benar, aku sepertinya tidak akan sanggup membersihkan rumah sebesar ini sendirian.
Ok, lupakan itu semua! Kembali ke awal...
Karena aku benar-benar tak tau harus dengan apa mengusir rasa bosanku ini, aku memutuskan untuk pergi ke ruang kerja Dave. Barangkali rasa bosanku bisa hilang di sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku melangkah masuk, tak ada yang istimewa sebenarnya, semuanya sama seperti ruang kerja pada umumnya. Tapi ternyata dugaanku salah. Ada di ruangan favorit Dave (setelah kamar tentunya) tidak benar-benar mengusir kebosananku. Sebaliknya, aku justru semakin merindukan Dave.