(TAHAP REVISI)
Best rank!
#1 in unpredictable (13/07/2019)
#1 in conflict (23/05/2020)
#1 in ambition (13/07/2019)
#1 in tangled (31/12/2019)
#1 in trust (13/07/2019)
This story's based on my idea, if you find a lot of similarities inside, it is out...
Kita simak cerita cinta segitiga antara Anna, Dave dan Grace...
Oh ya, Turn on the song above! Lagunya enak buat nemenin kalian baca😂
Let's enjoy the story...
***
Anna sedang duduk di kamarnya, ditemani novel favoritnya yang sudah beberapa kali ia baca. Entah kenapa kali ini ia tidak bisa fokus pada kegiatannya, seperti ada yang mengganggu fikirannya, tapi ia tak tau apa itu? Hatinya gelisah, tapi ia tak mengerti apa sebabnya? Ia bahkan berkali-kali menutup dan membuka kembali bukunya.
"Sebenarnya ada apa dengan diriku? Kenapa aku jadi gelisah seperti ini?" Monolog Anna kesal saat resah yang ia rasakan tak juga hilang. Ia meletakkan bukunya diatas nakas dan bermaksud membasuh wajahnya, mungkin fikirannya juga akan menjadi lebih segar setelah membasuh wajah nanti.
Anna melangkahkan kakinya keluar kamar, menuju kamar mandi tentunya. Tapi langkahnya terhenti akibat suara ketukan pintu dipintu depan.
Tok Tok Tok
"Siapa yang bertamu malam-malam begini" ucap Anna pada dirinya sendiri. Lagipula ini sudah jam delapan malam, dan Anna tidak memiliki banyak kenalan disini, jadi siapa yang datang saat ini?
Meskipun ragu, ia tetap melangkahkan kakinya kearah pintu, mungkin saja itu penting, fikirnya.
Ceklek
Pintu terbuka, menampilkan sesosok pria dengan seragam yang melekat ditubuhnya, entah seragam apa itu?
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Anna.
"Ada kiriman paket untuk Nona" ucap pria tersebut, ah! Ternyata seragam yang pria ini kenakan adalah seragam para pekerja pengantar paket.
"Paket? Dari siapa?" Seingat Anna ia sedang tidak membeli pakaian ataupun barang online lainnya.
"Nama pengirim tertera didalam paket, Nona. Sebaiknya Nona segera tanda tangan disini"
"Hmm, baiklah" Anna mengambil kotak paket tersebut lalu menandatangani kertas yang tadi dimaksud si tukang paket.
"Kalau begitu saya permisi, Nona" ucap pria itu seraya pergi menjauh dari Anna.
"Ada apa dengan pria itu? Kenapa sikapnya aneh sekali?" Monolog Anna, kenapa pula pengirim paket itu seperti sedang terburu-buru?
Setelah beberapa saat, Anna pun segera masuk dan menutup pintu rumahnya, ia memandangi paket yang kini ada ditangannya, sebenarnya ada banyak pertanyaan di kepala Anna, tapi ia tak mau mengambil pusing hal itu, lebih baik ia segera membuka paket itu agar tau apa isi paket tersebut.
"Bunga?" Ucapnya saat mendapati satu bucket bunga mawar merah yang tertata rapih disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.