chapter 8

48 2 0
                                    

"Bagai bunga putih tipis yang bisa hilang walaupun hanya ditiup angin."


Mungkin hidup gue seperti itu sekarang. Tidak ada yang bisa menyemangati gue lagi. Alvin susah asik dengan dunianya sendiri, Chika pun seperti itu. Entah gue harus berpikir seperti apa. Gue masih SMP, dimana masa masa inilah harusnya kita mulai berpikir seperti apa nanti kehidupan gue.

Mama dan papa seiring berjalannya waktu mereka keadaan mereka kini tidak lagi damai. Setiap harinya ada saja perang mulut, gue bingung harus ngapain. Kuteriak teriak ketika mereka ribut tetap aja gak ada perubahan. Gue nangis gue gini gitu tetap aja gak ada perubahan.  Lelah rasanya gue jalani nih hidup, gak tau mau ngapain.

Gue udah ngelakuin apa yang mereka mau, tapi ketika gue minta untuk mereka tetap damai selalu bersama tetap aja gak bisa mereka wujudkan.
Gue hidup berkecukupan tapi sakit hati, selalu nangis di setiap salat. Gak ada kebahagiaan sama sekali. Gue tau semua orang pasti ada masa masa sulitnya tapi kenapa gue harus terima ini. Harus terima masa sulit gue dengan rasa yang sangat sakit.

Hidup gue seperti udah putus asa. Gak ada sama sekali yang buat gue tenang kecuali ibadah. Papa mama? Gak ada, mereka sibuk urusannya sendiri dan gue harus pendam semaunya sendiri. Tuhan tolong aku.

3 bulan kemudian


Hari ini adalah hari terakhir masa ujian. Akhirnya gue masuk kelas 8 SMP. Tapi keadaan mama dan papa semakin memburuk. Mereka mulai lagi membahas perceraian. Dikepala gue sudah gak bisa mikir. Gue juga gak tau gimana nanti hasil ujian itu. Gue pulang ke rumah dan gue ngeliat mama dan papa lagi lagi perang mulut yang gue sendiri gak tau alasannya apa. Mama ngeluarin koper dan papa diusir.

"Ma, pa" sontak gue teriak

"Alletha, kamu pilih sekarang juga mau tinggal dengan mama atau papa" teriak mama

"Maa gak bisa gitu, gak bisa apa dibicarakan lagi masalahnya" jawaban gue dengan tangisan

"Alletha, kamu pilih sekarang" jawaban papa.

Ketika mereka masih ribut dan gue mutusin pergi, gue lari, gue juga gak tau kemana.
Gue pun mutusin untuk istirahat di taman, mama nelpon gue tapi gue gak tau harus jawab apa. Gue gak mau ikut siapapun itu.

Dan ketika hari mulai didatangi oleh senja barulah gue coba pulang kerumah. Dan disana papa udah gak ada. Mama cerita, kata mama papa gak mau lagi tinggal sama kita.

Disinilah mulai kehidupan gue yang baru lagi. Gue sudah mutusin untuk tinggal dengan mama. Dan pada saat gue baru pulang sekolah gue dapat surat dari seseorang kata-kata itu surat buat mama gue. Dan ketika gue buka isinya adalah surat cerai mama dan papa. Ya, gue langsung nangis lari ke kamar dan ninggalin kartu itu di atas meja kerja mama. Gue gak tau harus curhat sama siapa. Gue sudah gak tau mau ngapain. Dan gue berpikir untuk merahasiakan kalau mama dan papa gue sudah pisah.

Halo semuanya. Ini adalah bagian cerita yang paling singkat. Hanya 466 kata yang dapat tertulis. Author bakal ngelanjutin cerita ini sampai selesai.
Makasih ya sudah mau baca😉.

the secret of alletha's lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang