16

243 26 0
                                    

Setelah rapat selesai mereka kembali untuk pulang ke rumah. Karena sesuai hasil rapat mereka akan memulai latihat di tempat Hera atau rumahnya sendiri.

Saat perjalanan, manager teringat sesuatu. "Hera, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Seunghwan pada Hera. Hera mengannguk sebagai jawaban mengiyakan.

"Aku ingin menanyakan, saat awal memasuki ruang rapat kau menyiapakan dokumen untuk semua meja. Dan kau bilang itu adala pekerjaanmu dulu. Apa kau dulu pernah bekerja sebagai..." Seunghwan menggantungkan kalimatnya ia mencoba untuk percari kata yang cocok agar tak menyinggung perasaan Hera nantinya.

"Ya." Potong Hera. "Aku pernah. Dulu aku memulai segalanya dari nol."

"Bisa kau ceritakan?" Tanya Sehun polos. Buru buru ia dicubit ringan oleh Chen.

"Itu kisah yang panjang." Kata Hera sambil mengela nafas.

"Kami pendengar yang baik." Baekhyun tiba tiba berbicara, ia benar benar penasaran.

"Baiklah jika kalian ingin mendengarnya." Jawab Hera.

"Hera, jika tak ingin cerita tak apa." Kata Suho, ia merasa tak enak pada Hera.

"Tadi kan aku sudah bilang ya. Jadi akan kuceritakan." Jawab Hera, ia sangat bertanggung jawab walau hanya dengan hal seperti ini.

"Aku bekerja di HN Group sejak aku kelas 2 SMA, waktu itu..."

~flashback~

Aku bersekolah di SMAN 8 Jakarta, aku menghabiskan masa SMA ku dengan kesepian. Yah, aku tak memiliki teman. Aku sering menjadi bullyan teman teman.

Walaupun hanya dengan ucapan tapi, rasanya.... banyangkan saja jika kalian diolok olok mengenai cara hidup kalian, bagaimana rasanya?

Seperti saat ini, aku tengah berjalan menuju perpustakaan untuk menggembalikan buku, "Hei semuanya, minggir! Tuan putri mau lewat nih!" Seru siswa perempuan yang seangkatan denganku, Cahaya.

Dan setelah Cahaya berkata seperti itu semua siswa yang tengah berjalan di koridor menyingkir sambil tertawa geli. Sedangkan aku hanya cuek melihat mereka, aku berjalan dengan santai seperti biasa.

"Silahkan lewat tuan putri Hera yang sangat kami banggakan." Kata seorang siswa sambil membungkuk bagaikan dia seorang prajurit, Rendy. Aku tau mereka semua tengah mengejekku.

Bukan tanpa alasan mereka memerlakukanku seperti ini. Itu karena, aku sering dimanja oleh kakak kakakku baik saat mereka berkunjung ke sekolah atau sekedar antar jemput. Keluargaku sangat menyayangiku. Dan yang mereka lakukan ini adalah menirukannya dengan cara mengejek.

Kuberjalan terus tanpa memperhatikan mereka semua. Buat apa memperhatikan yang tak penting, itulah fikiranku. Tapi, tiba tiba Candy memotong jalanku sambil membungkuk. "Tak pantas seorang tuan putri membawa buku seperti ini." Katanya sambil membungkuk dan menyerahkan kedua tangannya seolah meminta buku yang kubawa, terlihat jelas bahwa ia menahan tawa.

"Apa kalian tak punya pekerjaan lain?" Tanyaku, aku sudah sangat jengkel untuk sikap mereka.

"Kan, kami melayani tuan putri." Jawab Rendy.

"Aku tau kalian hanya mengolok olok ku!" Nadaku kini mulai agak membentak, karena memang aku mulai emosi.

"Kami tak mengejekmu! Kami hanya menirukan cara kakak kakakmu memerlakukanmu, tuan putri." Cahaya berbicara dengan nada yang enggak banget di telingaku.

Exo Project in Indonesia END (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang