"Riz ayo riz beli hoodie, keburu abis itu nanti. Soalnya kan diskon" ucap Dio yang sedari tadi merengek ingin membeli hoodie berwarna putih yang sudah lama dia inginkan, kepada Fariz.
"Iya yo iya nanti dulu si, sebentar. kita harus urus pengajuan buat KKN dulu" celetuk fariz yang sedari tadi sibuk dengan berkas-berkas pengajuan KKN.
Dio dan Fariz merupakan seorang mahasiswa di salah satu Perguruan tinggi negeri di daerah Malang. Mereka saat ini sedang menjajaki semester 5, dimana mereka harus memilih untuk mengikuti PKL/KKN. Tetapi tentunya, sebagai mahasiswa dengan jurusan sosiologi yang amat peduli dengan kehidupan sosial. (halah pencitraan) mereka lebih memilih untuk pergi KKN dan mengabdikan diri kepada para warga desa. Mereka sudah paham jika mereka harus melakukan KKN disebuah desa yang sunyi, bahkan dengan peradaban yang masih sangat sederhana, di salah satu pelosok di daerah Jawa Timur.
*Bunyi freecall line*
Dengan sigap Fariz mengambil ponselnya dan langsung menjawab panggilan tersebut, tanpa melihat siapa yang menelponnya. Dia sudah hatam jelas siapa yang menelponnya.
"Hallo? iya ini sama dio abis ngasih berkas pengajuan KKN"
"..............."
"iya iya. abis ini langsung ke mcd. Lu sama Tata udah sampe?"
"..............."
"Iya ini langsung otw"
"siapa riz? Qiqa ya?" Tanya Dio sembari memainkan ponselnya.
"Iye siapa lagi, skuy lah" jawab Fariz yang kemudian berjalan ke arah parkiran motor di belakang gedung kampusnya.
Fariz terbiasa membawa motor ke kampus, bahkan motor scoopy putih merahnya ini kerap kali dijadikan tempat tebengan teman-temannya, karena hanya dia yang membawa motor ke kampus.
Jarak dari gedung kampus mereka ke tempat mereka berkumpul tidak jauh, bahkan berjalan pun tidak akan lelah. Tetapi Fariz lebih memilih membawa motornya, toh nanti dia tidak akan kembali lagi ke kampus setelah makan di kedai.Sesampainya mereka di kedai, mereka langsung menuju ke sebuah meja yang telah diisi oleh 2 teman perempuan mereka, Qiqa dan Tata.
Selesai memesan makanan, mereka melakukan perbincangan mengenai tugas KKN yang akan mereka jalani. yup mereka 1 jurusan dan sudah berteman sejak menjadi mahasiswa baru. Setiap KRS mereka selalu merencanakan untuk berada pada 1 kelas dan jadwal yang sama, tanpa terkecuali pada KKN kali ini. Mereka mendaftar pada tempat yang sama dan berharap ada keridhaan dari Allah agar mereka berada di kelompok yang sama. Karena dalam penentuan tugas KKN ini setiap kelompok yang ada bersifat random. Anggotanya dikocok oleh pihak akademik.
"Eh gimana tadi kalian udah kelar belum ngurus pemberkasannya?" Tanya Qiqa sembari memakan kentang gorengnya dengan lahap. Laper atau doyan neng hahahaha.
"Udah beres si masalah pemberkasannya. Tinggal nunggu pengumuman kelompok kan ya, 3 Hari lagi ga si?" Jawab Dio sembari memainkan ponselnya.
"HEH TARO GA TU HP" ucap Qiqa sambil menarik ponsel Dio.
"Dih iyaiya ini lagi buka jadwal KKN dulu si" eluh Dio dengan muka memelas karena ponselnya berada ditangan Qiqa.
"HAHAHAHA MAMPUS. Jangan dikasih qiq alesan doang dia" seru Tata sembari tertawa geli melihat wajah Dio yang menatapnya seperti diem-gak-lo-gausah-ikut-ikut.
"Eh eh eh kalian tau ga si, katanya tempat KKN kita angker tau" celetuk Fariz disela-sela kegaduhan teman-temannya.
"Ih apaansi riz. Udah deh gausah ngomongin yang kaya gituan" ucap Qiqa dengan air muka yang tadinya terlihat membunuh dengan ponsel Dio yang berada ditangannya menjadi diam dan mulai menunjukkan ketakutannya.
"Kata siapa lu riz? Coba ceritain dong" ucap Tata dengan nada yang sangat antusias.
"Ih enggak ah udah jangan ngomongin gituan" erang Qiqa dengan wajah yang terlihat ingin sekali meninggalkan teman-temannya. Qiqa memang merupakan wanita yang penakut jika sudah berkaitan dengan hal-hal yang tidak kasat mata.
"Elah gapapa qiq, cepetan riz ceritaa kan bisa jaga-jaga juga kalau udah tau dari sekarang" ucap Tata sembari memakan kulit ayam spicynya yang sejak awal membelinya, sudah ia jaga dari tangan Qiqa dan Dio yang ingin mencuri.
"Eh udah jangan bahas gituan. Ntar parno lagi pas nyampe sana" ucap Dio sembari melirik kulit ayam Tata.
"Alah bilang aja lu takut kan. Heh gausa liatin kulit ayam gua" sindir Tata yang sadar bahwa Dio akan mencari-cari kesempatan mencuri kulit ayamnya. Siapa yang rela bagi-bagi kulit ayam cui? Spicy lagi? Yang pasti orangnya bukan Tata.
"Iyeudah tar gua ceritain ke Tata aja pas balik dah, kalo lu berdua gamau tau" ucap Fariz berusaha untuk melerai teman-temannya.
"NAH" seru Tata, Qiqa dan Dio berbarengan.
Lalu mereka tertawa bersama, karena mengucapkan kata yang sama, diwaktu yang sama.
Selesai makan, mereka semua pulang ke kosnya masing-masing. Seperti biasa Tata nebeng sama Fariz, mereka melewati sebuah jalan turunan yang lumayan curam, sehingga memberikan rasa menggelitik pada perut mereka, seperti naik prosotan."Eh riz ceritain" celetuk Tata tiba-tiba di perjalanan ke arah kosnya.
"Ntar aja dah ta ditelepon. Ga enak ngomong dijalanan, ntar ada yang denger lagi" jawab Fariz yang masih fokus mengendarai scooternya.
"Yah. Ga enak ngomong ditelepon. Kalau ngopi aja deh ceritanya" jawab Tata yang tidak setuju dengan ide Fariz.
"Iyauda. Entar pas ngopi gua cerita" ucap Fariz menyetujui usulan Tata.
Matahari sudah enggan memunculkan wajahnya, dikarenakan Bulan bersikeras untuk hadir pada shift nya. Fariz, Dio, Qiqa dan Tata sudah berada di dalam kosnya masing-masing. Mereka fokus dengan kesibukannya masing-masing. Ada yang sedang membuat proposal, nonton vlog YouTubers,duduk, dan menggambar anime-anime pada sketch booknya.
*Line*
Group Chat
BARBARIN AJAErnita C. Charolline : woi diem-diem aja. Ngopi ngapa ngopi
Farizki : tar aja ta jam 10
Dio Arya Pratama : maaf ya fans gua sibuk malam ini
Qiqa : wkwkwk
Ernita C. Charolline : @azizah woi ikut ga lu
Azizah : engga deh, lagi mager wkwk
Akhirnya pada malam itu, hanya Fariz dan Tata yang pergi untuk ngopi di daerah Malang, bernama Kopi Sawah. Mereka masuk ke dalam kedai Kopi yang telah biasa mereka datangi, dan memesan 2 Thaitea. Ga bercanda. Tapi kalau bilang mau ngopi tuh pasti yang dibeli bukan kopi wkwkwk.
"Nih ta. Gua denger cerita ini dari kating Kita yang dulu KKN disana" ucap Fariz sembari meminum Thaiteanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN : Kuliah Kerja Nyata atau Kuliah Keancam Nyawa
TerrorSemua ini berawal dari pilihan Dio, Fariz, Qiqa, Tata dan Azizah yang memilih untuk melakukan tugas KKN daripada PKL di perusahaan. Kabar-kabar burung yang bersiulan mengenai ke angkeran tempat KKN mereka terus terdengar. Tata dan Fariz yang telah m...