Part 15

19.1K 400 7
                                    

Selamat membaca!!

Aku membalikkan badan dan baru sadar akan semalam, itu seketika membuatku memerah, kalau dipikir lagi semalam itu indah sekali, tetapi itu mengingatkan aku bahwa mahkota ku sudah kuserahkan kepada bosku, kenapa bosku? Karena dia bukanlah pacar atau bahkan keluarga. Tapi dia bisa dibilang teman, jadi aku menyerahkan mahkotaku kepada teman. Aneh bukan?
Jika makin dipikir aku sekarang khawatir, apakah aku menyesal telah menyerahkannya kepada cayden yang statusnya adalah tunangan orang. Kenapa aku semurah ini astaga, tidak tidak aku tidak boleh menyesal terhadap apa yang sudah aku lakukan dan itu sudah lewat bukan?

Tangan kekar yang sekarang memelukku sedang tertidur pulas, dia adalah orang yang sangat kucintai saat ini. Ini sangat nyaman kalau bisa berharap aku ingin tetap seperti ini dengannya, bangun dengan tubuh yang berada di pelukannya, mencium aroma tubuhnya, melihat langsung muka yang terpahat rapi dan gagah.

Aku menyandarkan kepalaku di dadanya. Sangat hangat dan aku suka itu, tanpa sadar aku mulai tertidur kembali.

"Kay.. Bangun, aku lapar" aku merasa terganggu dengan tangan yang mengoyang-goyangkan badanku dan suara yang memintaku bangun

Aku pun bangun dan rupanya itu cayden, kalau dia lapar kenapa panggil aku ya?

"Lapar? Bibi pulang kampung?" tanyaku

"Engga sih.. Aku laparnya yang ini" cayden langsung membungkam bibirku dan mengambil alih dengan menindihku

Astaga rupanya ini lapar yang dia maksud, aku sambil senyum-senyum

"Cabul ah" sindirku

"Tapi suka kan?" sindirnya balik

Aku diam saja dan menikmati apa yang dilakukannya hingga dia puas dan akan berhenti sendiri.

Kita melakukan banyak ronde tak bisa kuhitung lagi berapa ronde yang telah kita lewati hingga tak kenal waktu.

"Aku udah lapar ah kita makan yuk" ajakku

Aku melihat kilat matanya yang mengartikan maksud lain aku pun langsung berkata

"Bukan lapar yang itu, ah" aku langsung memukul dadanya

"Ya sudah ayuk kita ke bawah, kamu pakai kaus yang dilemariku saja"

Aku pun mengganguk setelahnya dan berjalan menuju lemari yang dimaksudnya dan mencari kaus yang cocok denganku karena kaus cayden semua kebesaran, aku memilih warna abu-abu dan ku akui warna bajunya semua adalah warna maskulin dan mataku sakit melihatnya. Ku kira aku harus ke dokter mata habis makan siang.

Aku turun dan duduk di seberangnya, matanya menatapku lama dan setelahnya kembali fokus dengan makanan yang dihidangkan bi inah. PRT yang sudah bekerja sangat lama dan dipercaya cayden.

"Ini nyonya silakan" bi inah meletakkan nasi di depanku

"Eh? Bi.. Jangan panggil nyonya, panggil kylie saja" ucapku karena merasa tidak nyaman dipanggil nyonya

"Baik non kylie" setelah itu dia pergi

"Kay makan, katanya lapar"

Aku tidak sadar telah melamun dan itu membuat cayden risih mungkin.

"Kita gak ke kantor? Aku bolos terus"
Ucapku

"Hari ini tidak usah dulu" katanya

Bi inah berlari menuju cayden, mukanya tampak pucat tanda ada sesuatu yang tidak beres.

"Den.. Nisha datang, yang sering saya liat di tv datang den" bi inah takut

"Sial.. Dia tahu rumahku darimana?"
Cayden panik dan segera menetralkan mimik mukanya

Nisha datang dan aku sedang disini, ini bisa terjadi salah paham, eh? Memang sudah salah karena semalam...

"Bi, boleh bawa saya ke rumah bibi dan kakak yang lainnya?" ucapku

Bi inah dan pekerja yang lain mempunyai rumah yang berada tidak begitu jauh dengan rumah cayden, cayden sengaja membangun rumah itu untuk pekerjanya, untuk kesana kita harus melewati pohon-pohon yang menjulang tinggi seperti hutan.

"Boleh non, ayo cepat" bi inah menggandeng tanganku tapi langsung di tepis nisha yang sudah berada di belakangku

"Ngapain di rumah tunanganku?"
Nisha mencengkram tanganku

Cayden langsung mencengkram balik tangan nisha dan berkata

"Lepaskan tangan orang yang kucintai! Kamu cuma sekadar tunangan yang disetujui oleh kakek dan nenekku tidak denganku"

Nisha perlahan melepas tanganku, dan memakiku lagi

"Dasar pelacur! Dia berubah gara-gara kamu, dia juga sudah mulai membentakku" nisha menjambak rambutku

"Sudah cukup! Aku tidak mau lagi menjadi tunanganmu, kita putus saja" cayden membawaku ke tangga menuju kamarnya

Nisha hanya bisa melotot melihat aksi cayden yang dianggapnya sangat tidak menghargai dirinya

"Halo nenek... Hiks.. Cayden bentak aku, Kakekkk.." nisha hanya perlu 3 detik untuk mengadu kepada orang seberang telepon




















Jangan lupa votenya ya guys!!

















                                                   Salam,
                                                  Author.


Hurt me BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang