Part 28

10.5K 240 8
                                    

Selamat membaca!!

"Iya ma, aku kangen kalian, bubu sehat kan? Nanti elie telepon lagi kok" sudah lama aku tidak bertukar kabar sama mama.

Itu sih mereka nekat pindah ke china, kayaknya papa dan mama emang suka pindah tempat tinggal. Dulu mereka tinggal di jakarta terus pindah ke singapura, vietnam,  thailand terakhir ini mereka pindah ke china.

"Bubu sehat, kamu sesekali datang kesini liburan, jangan di jakarta mulu emang itu pikiran gabisa sumpek?"

"Maunya ma, nanti aku kesana kok. Udahan ya ma" aku langsung menutup telepon.

Astaga.. Aku ini anak yang sangat durhaka. Sudah hampir satu tahun aku tidak telepon mama. Kalau dipikir pikir aku bole juga liburan kesana. Sekalian cuci mata kan, hubunganku dengan cayden juga tambah parah tiap hari.

Aku juga tidak datang ke pernikahan enzie. Bukan malas ataupun cemburu hanya saja entah kenapa aku tidak mau.

Mama juga tidak tahu kalau aku pernah tinggal di bali hampir satu tahun, dia hanya tahu kalau aku putus dengan topher dan menitipkan bubu untuknya. Kalau tentang jason dan cayden aku masih merahasiakannya.

Aku ke china sendiri atau bareng cayden ya? Sama dia aja mungkin bisa memperbaiki hubungan kita.

"Halo cayden, kamu masih di kantor?" aku memutuskan untuk meneleponnya.

"Ini lagi di jalan ke rumah, kenapa? Mau makan apa? Sekalian aku beliin" tanyanya.

"Engga kamu pulang aja ada yang mau aku tanya nanti"

Aku mematikan sambungan lalu menyuruh bibi membuat makan malam.

Aku kemudian duduk di ruang tamu sambil menonton drama korea, menunggu itu ternyata ga gampang.

"Kay, aku udah pulang kamu mau tanya apa tadi?" dia membangunkan aku yang tertidur.

"Oh.. Kamu duduk dulu, begini jadi tadi mama aku telepon, dia maunya aku liburan disana. Jadi kamu mau ikut aku kesana?" cayden tampak berpikir serius tidak mau pilihannya berubah menjadi sesuatu yang salah.

"Bole juga, aku bisa kok tinggalin pekerjaan aku ke sekretaris" katanya.

"Aku maunya besok pagi langsung berangkat, jadi sampai sana udah sore"

"Terserah kamu, aku suruh sekretarisku urusin jetnya dulu" dia lalu pergi ke atas mengurus semuanya mungkin.

Aku lalu naik ke atas kamar, dia tidak ada di kamar. Sepertinya di ruangan kerjanya.

"Oh iya cayden, aku juga mau nanya" aku berjalan masuk ke ruangan kerjanya dan memegang bahunya.

"Iya kenapa?"

"Kamu sebenarnya masih cinta sama aku gak? Semenjak aku balik ke jakarta kita makin dingin satu sama lain" dia mungkin terkejut lalu melihatku.

"Dengar ya, aku cinta kamu dan tak akan pernah berubah"

"Tapi sikap kamu tidak menunjukkan itu" harusnya kalau dia cinta sama aku, harusnya dia tunjukkin dong.

"Emang harus ditunjukkin?" dia malah bertanya balik.

"Ya harus! Ga ada orang di dunia ini yang cinta sama orang dengan cara dia cuekin orang itu!"

"Ya sini aku tunjukin" dia menyuruhku mendekat.

"Kamu maunya diginiin ya?" dia menarik tanganku dan sekarang aku duduk di pangkuannya.

"Iya" gila aku jawabnya iya.

Lalu kita hanya diam, tapi aku tetap duduk di pangkuannya.

"Besok aku pasti bertemu calon mertua kan?" dia mengagetkan aku yang hampir terlelap.

"Iya" jawabku.

"Nanti kalau kita nikah, aku mau punya 11 anak sama kamu"

"Ih sotoy, lahirin sendiri" aku mencubit pipinya.

Emang kadang dia ngomongnya enak ya tanpa disaring dulu. Punya anak 11 dia pikir lahirinnya gampang?

"Aku gendongin kamu ke kamar ya?" dia mungkin melihat aku yang sudah tak berdaya karena ngantuk.

"Hmmm" itu yang aku jawab.

Mungkin sekarang aku di kamar, atau lagi otw ke kamar.

Mama papa bubu, aku segera kesana!!!!



















Jangan lupa divote ya guys!















                                                        Salam,
                                                       Author.











Hurt me BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang