Rain memperhatikan keadaan sekitar. Raut muka siswa sudah sangat masam, namun belum ada juga tanda-tanda pembina di depan untuk menghentikan amanahnya. Wajah mereka bahkan sudah memerah karena teriknya matahari pagi ini. Sudah satu jam lebih sang pembina mengoceh panjang lebar dari A sampai Z di tengah lapangan.
Keadaan upacara yang tadinya khidmat berubah total menjadi ribut. Berbagai keluhan terdengar dari bibir siswa, bahkan tidak sedikit yang mengumpat karena sudah tidak tahan. Beberapa dari mereka malah sudah ada yang duduk-duduk di belakang. Palingan hanya siswa yang berbaris di depan yang masih mengikuti upacara dengan khidmat, itupun terpaksa akan pelototan para guru yang berbaris di tempat teduh bawah pohon.
"Woi anjir udah gak ngotak ini guru kasih amanah. Gak tau apa kaki gue udah keram dari tadi, mana dia ngomongnya muter-muter mulu perasaan. Kesel sumpah!"
Suara itu tentu saja bukan berasal dari Rain. Sekesal-kesalnya Rain terhadap guru, dia hanya berani mengumpat di dalam hati, tidak untuk mengutarakannya. Dia masih takut kualat dan berujung pada ilmunya yang tidak berkah.
Serapah itu berasal dari orang di samping kanannya, Bayu Fernandes. Bayu merupakan satu di antara anak kelas yang cukup akrab dengan Rain. Fisik Bayu lumayan tampan dengan style ala boyband korea. Mulutnya suka berkata pedas dan nyelekit.
Jadi Rain tidak heran bila dia mengeluarkan sumpah serapahnya, bahkan tidak jarang di beberapa waktu dia menyebut guru hanya dengan nama tanpa embel-embel Bapak/Ibu. Namun walau seperti itu, dia tergolong sebagai murid yang pintar dan aktif di kelas.
"Setuju. Udah mau pingsan ini rasanya, mana panas lagi." Kalau yang berbicara barusan itu Safana Adila, chairmate Rain dari kelas XI. Berbeda dengan Rain yang agak kaku, Safa merupakan pribadi yang humble dan mudah berbaur dengan orang lain. Kepribadiannya yang asik didukung dengan parasnya yang cantik membuat dia mudah diterima banyak orang.
"Yeuu, lebay lu," celetuk Bayu membuat Safa memandangnya sengit.
Rain tidak terlalu fokus dengan ocehan mereka berdua karena dia sibuk menahan perih di ulu hatinya. Persediaan sereal dan roti di rumahnya habis, dan dia tidak bisa sarapan dengan nasi yang membuat perutnya sakit dan berakhir di toilet sekolah. Jadilah dia tidak sarapan pagi ini yang berujung pada kambuhnya penyakit magh yang dia derita.
Mendengar ringisan pelan Rain, Bayu dan Safa serentak menoleh pada gadis itu yang memegangi perutnya dengan mata sudah berkaca.
"Rain kenapa? Magh lo kambuh lagi ya? Muka lo udah pucat banget ini kayak mayat hidup," celetuk Safa.
Rain semakin meringis kesakitan. Ulu hatinya benar-benar perih dan dia mulai merasakan sesak di dadanya.
"Iya, lupa sarapan pagi tadi," jawabnya lemah.
Bayu yang mendengar jadi berdecak pelan.
"Kebiasaan ini bocah. Udah ke uks aja atau mau gue gendong?" Kata Bayu yang langsung mendapat tabokan dari Safa.
"Lah itu mah mau lo, kerdus dasar."
Bayu yang tidak terima dengan tuduhan Safa sontak balas menggeplak kepala gadis itu.
"Sembarangan lo. Modelan rata macam Rain ngapain dimodusin, gak napsu."Fix jika di keadaan normal Rain pasti sudah menjambak rambut Bayu yang seenak jidatnya menghina Rain. Bodyshaming itu namanya. Tapi karena di situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan seperti sekarang, jadi dia hanya memandang malas kedua orang yang suka ribut itu.
"Udah kalian berdua jangan bacot mulu, pusing nih gue. Anterin aja gue ke posko anak PMR biar ntar ke uks sama mereka, malu gue jalan sendirian."
Safa langsung tersenyum cerah, " ayo sama gue aja, sekalian gue juga mau istirahat di uks."
"Lo sehat walafiat gitu ngapain ikut-ikutan ke uks. Ketahuan sama penjaga abis lo." Tukas Bayu.
Safa merengut sebal, dia sudah akan membalas ketika bayu dengan cepat memotong ucapannya,
" udah lo di sini aja yang anteng. Biar gue yang anterin Rain."Bayu langsung meraih tangan Rain yang pasrah digeretnya. Rain menundukkan kepala kala perhatian orang-orang beralih pada mereka yang berjalan menuju posko PMR. Alasan kenapa dia tidak mau jalan sendirian ya ini, dia tidak suka menjadi pusat perhatian.
To be Continoued
-----------------
Like & CommentJngn meniru sikap Bayu ya gais. Emang suka kurang ajar anaknya xixi
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaina
Teen FictionNo, this is not a story about a girl who likes rain, but this story is about a stupid girl and her idiot feeling. *** -Rain POV- Gue terlalu naif gak sih kalau suka sama orang kayak dia? Pernah kalian dihantuin rasa suka sama minder? Apa cuma gue...