---🍋🍋🍋---Bel istirahat baru saja berbunyi membuat murid-murid segera berhamburan keluar kelas. Sekolah mereka memiliki kantin yang sangat nyaman juga luas, tidak lupa dengan persediaan makanan yang sangat milenial. Tidak hanya itu, ada juga koperasi yang menjual stok makanan yang tidak kalah lezat dari kantin. Biasanya tipikal siswa pemalas yang lebih sering mendominasi isi koperasi, karna malas berjalan menuju kantin yang letaknya memang terbilang jauh.
Rain sendiri masuk ke tipe itu, namun tidak tiap hari. Terkadang dia akan mampir juga ke kantin bila sedang ingin. Termasuk sekarang, Safa mau makan di kantin, jadilah mereka berjalan menuju tempat tujuan.
"Gue mau pesen nasgor nih, lo mau?" Rain menggeleng pelan. Dia sudah sarapan nasi goreng dari pagi, rasanya dia lebih berselera makanan dengan bumbu kacang saat ini.
"Gue beli ketoprak aja Saf."
Safa mengangguk. Mereka lantas pergi ke tempat penjualan makanan yang berbeda. Rain menghela napas pelan, ketoprak mang ujang memang tidak pernah sepi. Tiap hari selalu saja dipenuhi oleh antrian siswa, hal yang kadang membuat dirinya malas dan memilih untuk menyamakan saja pesanannya dengan Safa.
"Berapa neng?" Setelah lama mengantri akhirnya gilirannya tiba.
"Satu mang, lontong daun ya dikit aja. Tahu sama kuah kacangnya dibanyakin ya mang."
"Siapp meluncur. Di tunggu ya neng geulis," ujar mang ujang seraya mengangkat jempolnya ke udara.
Rain tidak membalas. Dia mengedarkan pandangan pada sekitar kantin dan menemukan Safa yang sudah duduk anteng dengan sepiring nasi goreng dan es teh manis. Tak lama kemudian, dia ikut bergabung dengan membawa seporsi ketoprak serta es lemon tea nya.
"Yeuu lama banget sih mba. Mau masuk ini bentar lagi," tukas Safa.
Rain menatap datar, " gak liat antrian penuh? Buta mata lu?" Katanya dengan nada bergaya ala tiktok.
Safa hanya menaikan sudut bibir atas kanannya tanda kalau dia malas berdebat. Mereka makan dalam diam. Tapi tidak dengan mata Rain yang terus berkeliaran mengedari seisi kantin. Sampai akhirnya berhenti di satu titik.
"Orang biasa manggil dia Ares. Prince charmingnya anak IPA. Gak cuma anak IPA doang sih, ciwi-ciwi IPS juga banyak yang demen ama dia. Ya wajarlah, muka ganteng, otak encer juara olim eko juga, futsalnya jago, tampang good boy tapi tetep ada sisi coolnya. Kayak apa ya, kayak sejenis kalem tapi misterius gitu."
Rain menoleh cepat pada Safa yang berada di depannya. Dengan alis terangkat sebelah, dia memandang penuh tanya pada temannya itu.
"Kenapa? Lo dari tadi liatin Alfares Lenadro Assegaf kan," ucap Safa lagi.
Rain mendengus pelan.
"Sotoy lu," balasnya walau dalam hati membenarkan apa yang diucap oleh gadis berlesung pipit itu."Dia anak kelas kita kan? Kok anak IPA ikut olim Ekonomi sih?" Safa menyengir jahil.
"Katanya sotoyy," tukasnya dengan alis naik turun.
Rain memutar bola matanya malas membuat tawa Safa meledak seketika.
"Apaan si Saf gak lucu."
Safa tidak menghiraukan, dia sibuk memegang perutnya sambil berusaha meredam tawa. Rain yang melihatnya menampilkan raut wajah datar. Sumpah dia tidak merasa sedang ngelawak sekarang.
"Ya suka-suka dia lah. Kenape lu yang ribet mba."
Mata Rain menyipit, kenapa Dia merasa Safa hari ini sangat menyebalkan.
"Tapi dia tu emang idaman parah sii. Good looking, pinter, pendiem gak neko-neko, cool, ah pokonya cocok banget buat jadi calon imam gue."
Menatap kembali objek yang sedang dibicarakan, Rain tersenyum miring.
"Gak neko-neko? Yakin? Emang lo tau apa aja yang dia lakuin?"
Gantian Safa yang berdecak malas. "Lo tuh ya. Gak bisa apa sekalii aja berpikiran positif sama orang. Nethink mulu perasaan.
Menyeruput es lemon tea nya, Rain menatap Safa licik.
"Ya udah kalo gak percaya," balasnya pendek.
.
.
.To be Continoeud
------------------
Like & Comment
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaina
Teen FictionNo, this is not a story about a girl who likes rain, but this story is about a stupid girl and her idiot feeling. *** -Rain POV- Gue terlalu naif gak sih kalau suka sama orang kayak dia? Pernah kalian dihantuin rasa suka sama minder? Apa cuma gue...