"Abi..tuh liat anaknya jadi murung, jangan bahas soal nikah dulu bi, kasihan Hafsah nanti jadi kepikiran, In syaa Allah..kalau jodoh mah, gak akan kemana.." Bisik Ibunda Hafsah,
"Hafsah, sebelum pulang mau mampir ke toko buku? Hafsah bebas mau pilih buku yang mana aja! Nanti Abi yang bayar.." Ajak Pak Lukman ingin memperbaiki mood Hafsah,
"Gak deh bi, lain kali saja.." Ucap Hafsah pelan, di iringi tangan yang memainkan ringan gantungan kelinci yang terpasang di Al-Qur'an nya.
"Iyaa bi, benar kata Hafsah mungkin bisa lain kali saja. Hafsah juga kemungkinan sudah capek hari ini seharian full pergi. Ditambah siang tadi Hafsah tidak tidur, jadi alangkah baiknya kita langsung pulang saja ya bi, biar Hafsah juga bisa istirahat." Ucap Ummi sesekali melirik ke arah Hafsah yang sedang murung.
"Iya sudah, bismillah..semoga kita sampai di tujuan dengan selamat In syaa Allah.."
Mobil pun melaju dari halaman masjid menelusuri jalan menuju Bogor. Suasana kota Depok begitu indah, banyak terlihat di pinggir jalan penjual makanan, terutama makanan khas Depok. Lampu hias jalanan memperindah suasa malam serta di temani bulan purnama yang cahaya nya begitu menawan. Hafsah hanya diam dan berdzikir di dalam mobil sembari mengisi waktu luang hingga sampai di tujuan.
*********************
"Jadi gimana ceritanya kamu bisa sampai ke bogor bi? Kan bukannya berencana kuliah bukan di Bogor? Tapi, kenapa tiba-tiba aku ketemu kamu di Bogor." Tanya Ilham kepada Qolbi,
"Iyaa panjang ceritanya ham, awalnya gak kefikiran juga mau kuliah di Bogor, karena kamu tau sendiri dari dulu aku gak pernah yang namanya keluar kota, sama lah seperti kamu mungkin ham hhe.."
"Sama apa maksudnya bi?"
"Sama gak pernah keluar kota." Ucap Qolbi, "di depan sana stasiunnya, mau ikut nganter ke dalam atau sampai parkiran saja ham?" Lanjut Qolbi bertanya kepada ilham dan menunjuk stasiun yang jarak nya dapat dilihat oleh kesat mata.
"Mungkin sampai parkiran saja ya bi, soalnya aku juga belum mandi, dan di kosan juga kosong, lampunya belum di hidupkan."
"Iya tidak masalah ham, kapan-kapan kalau ada waktu luang dan libur, main-main ke Bogor ya ham.."
"Aman kalau itu mah.."
Setiba di stasiun, ternyata sudah lumayan sepi pengunjung, banyak juga kereta yang sudah tidak beroperasi. Qolbi pun turun dari motor, membenarkan rambut dan berkata kepada Ilham.
"Makasih banyak ya ham, ini ada sedikit ongkos. Hitung-hitung buat bensin ham.." Sahut Qolbi serta memberikan sedikit uang ke telapak tangan Ilham,
"Haha, bi..kayanya anak asrama lebih membutuhkan uang ini dari pada yang sudah kerja." Ledek Ilham kepada Qolbi, "sudah bi ambil saja, nih aku kembalikan. Hitung-hitung menghemat uang anak asrama gitu kan." Lanjut Ilham meledek yang membuat wajah Qolbi sedikit memerah karena malu.
"Haha iya deh yang sudah kerja, apa daya anak asrama ini kan ya. Makasih ya ham buat tumpangannya, semoga murah rezeki dan Allah mudahin segala urusanmu."
"Aamiin..iya sudah, aku pamit dulu ya bi. Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.."
Motor legenda itu pun berjalan meninggalkan stasiun, di akhiri dengan lambaian tangan dan senyuman manis antara kedua sahabat itu, kini Qolbi mulai melangkah menuju gerbong kereta untuk kemudian bersiap-siap kembali ke Bogor.
***********
Beberapa jam berlalu, Pak Lukman dan keluarga sampai di halaman rumah. Halaman rumah Pak Lukman malam hari samgatlah indah, dihiasi oleh ayunan di bagian kanan yang di naungi oleh pohon yang cukup rimbun daunnya. Halaman yang cukup luas, banyak bunga yang tumbuh di halaman rumah seperti bunga matahari, bunga mawar. Dan tidak lupa, di halaman rumah Pak Lukman juga di tanami pohon jeruk bali, yang dimana sudah mulai tampak berbuah. Dan yang paling mengesankan adalah, dimana sayuran segar seperti sawi, selada, kakung, dan lainnya tumbuh subur dan sehat menggunakan sistem hydroponic. Yang dimana sistem hydroponic sendiri tidak membutuhkan lahan yang luas, halaman rumah sudah bisa menjadi tempat yang cukup untuk sistem hydroponic sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/151291236-288-k589494.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pantas Ku Merindu
Novela JuvenilBercerita tentang laki-laki bernama 'Rahman Qolbi' berusia 19 tahun, mempunyai hobi menulis, tiba-tiba bertemu dengan sosok perempuan misterius saat di stasiun salah satu kota yang dijuluki kota hujan di Indonesia, dikarenakan pada saat itu Qolbi ba...