I Could Already Feel Your Kiss

919 129 9
                                    

Semenjak 'kencan pertama' pada malam itu di pantai, dinamika hubungan Jimin dan Taehyung sedikit berubah. Jika dulu Taehyung tidak pernah meneleponnya, setiap malam Taehyung akan meneleponnya, atau paling tidak memberikan pesan singkat kepada Jimin. Aku sudah sampai di rumah, misalnya.

Jika dulu Taehyung mengatakan bahwa ia lebih suka duduk di hadapan Jimin sehingga bisa melihat wajah Jimin yang sedang serius, sekarang ia memilih untuk duduk di samping Jimin.

"Lebih dekat. Aku juga bisa tahu kamu lagi baca apa" ujarnya sambil kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Jimin.

Terkadang, Taehyung tidak segan untuk melingkarkan tangannya di bahu Jimin.

"Aku kedinginan dan kamu selalu hangat. Kalo begini, kamu bisa ngasi aku kehangatan"

Dan Jimin tidak akan menolak. Ia menyukai setiap hal yang dilakukan Taehyung kepadanya. Ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Semua yang terjadi antara dirinya dan Taehyung adalah hal-hal yang pertama kali dirasakan dan dilakukannya.

Jimin sejak dulu tahu bahwa ia tidak pernah tertarik kepada wanita. Ia tahu bahwa ia lebih tertarik kepada pria. Akan tetapi, selama ini tidak seorang pun pernah membuat ia merasakan hal-hal yang ia rasakan saat ia bersama Taehyung. Ia bisa mengerti apa yang dibilang orang lain tentang 'jantung yang berdebar lebih cepat', ia bisa mengerti bagaimana rasanya tersipu malu, ia bisa mengerti bagaimana perutnya seperti terlilit, ia merasakan banyak hal bersama Taehyung. Jimin merasa istimewa.

Jimin menyukai tangan Taehyung. Tangan Taehyung lebih besar daripada tangannya. Jemarinya lebih panjang dan lebih lentik. Jimin menyukai bagaimana jemari panjang Taehyung terlihat begitu manis ketika dikaitkan dengan jemarinya. Ia menyukai tangannya yang tenggelam di dalam tangan Taehyung. Ia menyukai sensasi yang ia rasakan saat Taehyung mempererat genggaman tangan mereka berdua.

Jimin bahkan tidak segan mengambil foto akan genggaman tangannya bersama Taehyung.

"Kau sesuka itu sama tanganku?"

Jimin hanya tersenyum dan mengangguk, menyembunyikan wajahnya yang merona. Ini cocok banget buat wallpaper handphoneku!

Dulu, Jimin merutuki dirinya yang kecil, yang pendek dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Sekarang? Ia merasa bersyukur. Taehyung memiliki badan yang lebih tinggi dari dirinya. Bahunya juga lebih lebar dibandingkan bahu Jimin. Perbedaan tersebut terasa sempurna ketika Jimin menyandarkan dirinya di dada Taehyung. Seperti malam ini, ketika Taehyung mengajaknya ke pantai yang sama di kencan pertama mereka.

Taehyung membiarkan Jimin duduk diantara kedua kakinya dan menjadikan dadanya sebagai tempat sandaran Jimin. Taehyung menyukai posisi ini karena ia bisa memeluk Jimin dari belakang, ia bisa mencium aroma rambut Jimin. Lemon.

"Kau kedinginan?"

Jimin menggeleng.

Walaupun begitu, Taehyung mempererat pelukannya.

"Kau tahu, ini adalah musim panas yang paling mengesankan untukku"

"Kenapa?"

"Karena ada kamu" sahut Taehyung sambil membiarkan dagunya mengelus rambut Jimin.

"Aku dulu sempat menolak untuk datang kesini" Jimin mengingat bagaimana ia sangat kesal dengan keputusan kedua orang tuanya untuk menghabiskan liburan musim panas tahun ini di Busan.

"Kenapa?"

"Busan berisik. Aku ga suka."

"Aku berisik. Kamu juga ga suka sama aku?"

"Kamu bukan Busan, Kim Taehyung"

Taehyung tertawa. "Kenapa kalo Busan berisik?"

"Aku ga suka suasana yang berisik. Aku lebih suka suasana yang sunyi. Aku juga tidak terlalu suka berbaur dengan orang lain"

"Tapi kamu suka kan berbaur denganku?"

"Mungkin"

Taehyung adalah Taehyung. Ia berisik. Ia tidak pernah kehabisan cerita. Ia selalu mendapatkan topik pembicaraan yang baru setiap hari. Ia menceritakan pengalaman hidupnya, ia menceritakan berbagai lukisan dan musik favoritnya, ia menceritakan setiap hal yang ia ketahui dan ia alami. Taehyung memang berisik. Ia seperti Busan yang berisik di siang hari. Akan tetapi, berisiknya Taehyung berbeda dengan Busan. Berisiknya Taehyung jauh lebih menyenangkan dan Jimin tidak segan membuat pengecualian untuk itu. Kamu bukan Busan, Kim Taehyung.

"Jimin?"

Jimin menolehkan kepalanya ke belakang dan bertemu dengan tatapan Taehyung. Dari jarak sedekat ini, ia bisa mencium aroma rokok di setiap hembusan nafas Taehyung. Ia bisa merasakan tatapan Taehyung yang tiba-tiba berubah menjadi sayu ketika melihat bibirnya. Detik berlalu, dan ia merasakan kepala Taehyung semakin mendekat, semakin bisa merasakan nafas Taehyung di wajahnya.

Taehyung menatapnya kemudian bibirnya dan menatapnya lagi, seperti meminta ijin untuk melakukan sesuatu yang tentu saja akan Jimin ijinkan dengan senang hati. Hingga pada akhirnya Taehyung menutup jarak antara mereka berdua dengan menautkan bibirnya dengan bibir milik Jimin. Taehyung tidak menuntut banyak. Ia mencium Jimin dengan pelan, membiarkan Jimin memegang kerah jaketnya dengan erat. Jimin membiarkan dirinya terlena dalam ciuman pertama di hidupnya. Ciuman pertama yang bercampur rasa. Manis seperti stroberi, pahit seperti rokok.

Strawberries And CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang