🔞Candu. Menghabiskan waktu bersama Taehyung membuat Jimin candu. Jimin tidak bisa berhenti memikirkan Taehyung. Jimin tidak bisa menghilangkan wajah Taehyung dari penglihatannya. Ia tidak bisa melupakan senyuman Taehyung, ia tidak bisa melupakan hangatnya pelukan Taehyung, ia tidak bisa melupakan genggaman erat Taehyung di tangannya dan tentu saja, ia tidak bisa melupakan bagaimana cara Taehyung menciumnya.
Jimin tidak bisa melepaskan dirinya lagi dari Taehyung. Ia candu dan terjebak di dalam pesona seorang Kim Taehyung. Ia candu dan membiarkan Taehyung melakukan apapun yang ia inginkan terhadap Jimin.
Dari duduk berhadapan, duduk bersampingan dan sekarang, ia duduk di atas pangkuan Taehyung. Tidak ada yang melihat mereka berdua, terutama Jimin dan Taehyung selalu memilih daerah perpustakaan yang paling ujung, paling pojok dan jauh dari pintu keluar masuk perpustakaan. Tempat yang sunyi, jauh dari jangkauan orang lain.
Jimin tidak lagi bisa membaca dengan serius dengan posisi seperti ini. Tidak dengan bagaimana Taehyung mulai memberikan kecupan-kecupan kecil ke lehernya, ke telinganya, dan ke dagunya. Terkadang ia menggigit telinga Jimin dengan pelan, membuat Jimin menjadi resah tetapi tidak mampu menolak kenikmatan yang diberikan.
"Taehyung"
"Hmm?"
"Geli"
Taehyung tidak akan berhenti. Jika Jimin mengatakan geli, ia akan membenamkan wajahnya di lengkungan leher Jimin. Sesekali menghembuskan nafas disana, membuat Jimin mendesah sepelan mungkin.
Terkadang, Taehyung tidak akan ragu mencuri kesempatan untuk mencium Jimin. Ciuman pertama yang pelan kini telah berubah menjadi ciuman yang dalam, yang lebih bergairah. Taehyung tidak akan segan untuk mengeksplorasi bibir dan mulut Jimin. Jimin menikmatinya, tidak bisa berbohong bahwa satu hal yang dilakukan Taehyung terhadap dirinya tidak membuatnya mabuk.
Kencan yang dulu hanya sebatas memeluk dari belakang, kini berubah menjadi lebih banyak sentuhan selain pelukan hangat. Jimin tidak bisa menggunakan logikanya, tidak bisa menggunakan akal sehatnya, tidak ketika tangan Taehyung berada di tubuhnya, tidak ketika Taehyung menatapnya dengan mata yang penuh permohonan, tidak ketika Taehyung membaringkan tubuh Jimin dan menguncinya dengan tubuhnya sendiri.
Jimin memberikan segalanya untuk Taehyung. Genggaman tangan pertamanya, pelukan pertamanya, ciuman pertamanya, bahkan kali pertamanya. Taehyung memberikan segala sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sekali pun oleh Jimin akan dilakukannya. Jimin menikmati setiap hal yang diberikan Taehyung, salah atau benar, ia menikmati semuanya.
Satu hal yang tidak terlintas di pikiran Jimin adalah Taehyung akan menghilang secepat ini. Setelah malam yang dilalui Jimin bersama Taehyung, Jimin tidak mendapat satu sms atau satu telepon pun dari Taehyung. Handphonenya tidak memberikan notifikasi kepadanya. Handphonenya membisu.
Jimin mencoba mengirim sms, sekedar mengucapkan salam selamat pagi, tetapi hingga pagi di keesokan hari datang, Taehyung tidak memberikan balasan. Jimin menelepon, tidak diangkat. Sekali lagi mencoba menghubungi Taehyung, tidak ada jawaban.
"Kau sejak kapan dekat dengan pria bernama Kim Taehyung itu?"
Jimin tidak tahu kapan Jihoon masuk ke dalam kamarnya. Ia bahkan tidak mendengar suara pintu kamarnya diketuk.
"Tolong ketuk pintu dulu sebelum masuk dan hubunganku dengan Taehyung bukan urusanmu" sahut Jimin dengan ketus.
"Aku sudah mengetuk pintu kamarmu berkali-kali dan karena tidak ada jawaban, aku masuk. Jimin, kau tidak tahu Kim Taehyung itu berbahaya"
Berbahaya?
"Kim Taehyung bukan tipikal orang yang mudah untuk berkomitmen, Jimin. Ia melakukan sesuatu semaunya"
"Kau..kau tahu apa tentang Taehyung? Kau bahkan tidak pernah bertemu dengannya"
"Aku memang tidak tahu apa-apa tentangnya, tetapi seluruh Busan tahu siapa itu Kim Taehyung"
Jimin hanya diam. Jimin lebih mengetahui Taehyung dibanding seisi Busan, kan?
"Taehyung...Taehyung tidak akan pernah bisa serius dengan hanya satu orang. Ia datang dan pergi sesuka hatinya, Jimin. Ia tidak akan bertahan lama. Ia tidak bisa setia kepada satu orang saja. Ia akan pergi ketika ia sudah merasa bosan"
Bosan? Benarkah?
"Bukan urusanmu" Jimin tidak tahu caranya menanggapi informasi yang ia dapatkan dari Jihoon. Apa benar Taehyung seperti yang dikatakan Jimin?
"Aku peduli padamu. Jadi tolong, jangan jatuh terlalu dalam, Jimin"
Ketika Jihoon keluar dari kamarnya, Jimin menatap handphonenya kemudian menelusuri galeri fotonya. Ia melihat fotonya dan foto Taehyung. Ia merindukan Taehyung. Ia merindukan kehangatan tubuh Taehyung, merindukan sentuhan tangan Taehyung dan merindukan ciuman Taehyung di seluruh tubuhnya.
Ia menghela nafasnya dengan panjang. Ia masih bisa mencium aroma Taehyung di pakaiannya. Tidak peduli sudah berapa kali ia mandi, ia masih bisa mencium aroma perpaduan stroberi dan rokok khas Taehyung.
Apakah..apakah Taehyung sama seperti yang dikatakan Jihoon barusan?
Jimin berharap Jihoon hanya memberikan kebohongan. Akan tetapi bagaimana ia bisa yakin bahwa Jihoon berbohong ketika Taehyung masih tidak memberikan tanggapan untuk sms dan teleponnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberries And Cigarettes
FanfictionJimin tidak pernah menyukai musim panas. Jimin tidak pernah menyukai Busan. Apabila ia bertemu dengan Taehyung di Busan saat musim panas, masihkah ia akan membenci Busan dan musim panas? vmin lokal fic, terinspirasi dari lagu troye sivan - strawbe...