Akankah bertemu akhir?

Chapter5

Semua berjalan menuju lapangan yang dipinggirnya banyak sekali pedagang. Aku berjalan di belakang sembari aku menunggu Raihan yang belum kembali
"Darr" ucap raihan menepuk pundakku
"Duh kaget" ucapku dengan tenang
" Ye telat mana ada kaget biasa aja sambil bilang duh tenang" ucap Raihan
"Terserah dung" ucapku
"Jajan yuk" ajak ku
"Ayo" sambil berjalan menghampiri yang lain

Aku dan sabrina membeli sesuatu. Setelah aku mendapatkan aku duduk di lapangan tepat didepan ku berdiri seorang cowo yang aku ga tau siapa

"Belum makan ini jajan aja" ucapnya
Aku melihat ke atas dan ternyata Raihan yang berdiri didepanku
"So tauuu, kira siapa aja" ucapku
" Duduk disana yu yang lain juga disana" ucap raihan sambil menunjuk ke pembatas antara lapangan sepak bola dan volly.

Aku duduk disebelah Bagas tapi ga liat Raihan dimana
"Gas liat Raihan ga?"tanyaku ke bagas mau panggil apa aku tu ke bagas kalo bag takut nya so inggris kalo gas disangka elpiji ya terpaksa aku panggil gas.
"Tadi disana" sambil menunjuk kerumunan pedagang
"Oh yaudah"

Aku sibuk memainkan ponselku ga lama yang lain dihebohkan sama video yang diputar oleh orang yang duduk disebelahku yang ku kira Bagas tadi. Aku bersender ke Bagas untuk melihat video tersebut karena bagas dan aku sudah seperti sahabat, ketika yang kusenderi tertawa
" Ko mirip ketawa Raihan" fikirku
Ketika ku liat wajahnya ngakak! Ternyata Raihan bukan Bagas auto kaget ngorejat. Aku kembali membenarkan posisiku seperti semula

"Eh kirain Bagas" ucapku dengan keadaan gugup dan malu pastinya
Raihan terdiamm.
" ayo kumpul disana" ucap Sabrina dengan suara cempreng nya
" ayo han" ucapku ke Raihan yang terdiam entah mengapa

Setelah diaula aku duduk disebelah Raihan dengan lesehan karna kalo pake kusri ga cukup. Hanya saja pendamping duduk di kursi, dari awal hingga akhir ku perhatikan Raihan diam saja meskipun ada adegan film kocak dia tidak tertawa atau bahkan merespon nya

"Lah kenapa ni anak? Kesurupan setan mana" tanyaku dalam hati
"Han? Kenapa?" Tanyaku ke Raihan
Dia menggelengkan kepala. Rasa nya aku ingin mencopot layar didepan

Aku meminjam ponsel sabrina yang didalamnya terdapat aplikasi Ludo aku mengajak Raihan untuk bermain denganku
Diakhir permainan aku yang menang

"Yeaaay!" Teriaku sembari mendorong Raihan yang sedikit menjadi sorotan orang lain
Raihan tersenyum.
Akhirnya aku bisa mencairkan suasana. Acara telah selesai, Raihan pamit kepadaku untuk mengambil motor dan pulang bersama Bagas

"Pulang bareng siapa?" Tanya Raihan
"Ga tau, sama Sabrina mungkin" ucapku
"Tunggu disini yaa aku ngambil motor" ucap Raihan
Tak lama pa gilang datang mengendarai motor beliau adalah salah satu guru di sekolah
" yang pulang nya searah sama bapa hayu bareng" ucap pa gilang
Yang searah dengan pa gilang hanya aku yang belum pulang karena aku nunggu Raihan, tapi masih ada Bagas Fahreza dan bu Titin karena beliau bawa motor bersama anaknya sedangkan bu sari dijemput oleh suaminya.

"Aku aja pak" ucapku
"Yaudah Hayu deket didepankan" ucap pa gilang
"Iya pak" jawabku
Tanpa memikirkan Raihan aku pulang bersama Pa gilang fikirku Raihan bakal pulang bareng sama Bagas, waktu itu jam sudah menandakan pukul 22.00 tiba di gang rumah aku mengucap terimakasih ke pa gilang

Setiba dirumah aku langsung membuka layar ponselku dan memberitahu Raihan kalo aku udah pulang bareng pa gilang
*Raihan*
Me   : Aku udah pulang bareng pa gilang maaf tadi ga ngasih tau hati hati yaa pulang
Me   : kalo udah sampe chat aku
Ga lama Raihan membalasnya
Raihan: Iyaa doain yaa semoga ga kenapa napa
Me      : Iyaa
Karena jalan menuju rumah Raihan lewat semacam hutan dan waktu itu posisinya tengah malam

Notif Raihan.
Raihan: Aku udah sampe yangg
Me      : Syukur atuh kalo udah sampe
Me      : Tadi kenapa diem aja?
Raihan: Ga kenapa napa
Aku menanyakan ke Raihan soal kenapa dia diem pas tadi, Raihan mencoba tidak menceritakan tetapi aku tetap saja memaksanya dan akhirnya..