1. Sebelum memegang prinsip-prinsip Baptis, pemimpin Anabaptis, Conrad Grebel (1498-1526), Felix Manz, dan George Cajacob, bekerja sama dengan Zwingli pada permulaan pekerjaan Zwingli di Zurich. Namun berbeda dengan Zwingli, mereka bergerak maju melampaui Protestanisme dan konsep gereja negara menuju iman dan praktek Perjanjian Baru yang sejati.
2. Sampai dengan akhir 1524, Grebel dan Manz telah mengambil posisi menentang baptisan bayi dan mereka mau mendirikan suatu gereja yang sejati yang hanya terdiri dari anggota-anggota yang telah lahir baru dan dibaptiskan, yang hanya melakukan Perjamuan Tuhan secara sederhana hanya sebagai suatu makanan peringatan.
3. Pada 17 Januari 1525, sebuah perdebatan antara Zwingli dan orang-orang yang menentang baptisan bayi dilaksanakan di Zurich di hadapan dewan kota. Keputusan diambil tidak lama setelah itu. Pada hari berikutnya, 18 Januari, dewan kota mendekritkan bahwa semua bayi harus dibaptis dalam waktu delapan hari setelah kelahiran, dan mereka yang tidak mau membaptis bayi mereka akan diusir dari kota itu. Sebuah dekrit lainnya pada 21 Januari melarang semua penentang baptisan bayi untuk berkumpul bersama atau berbicara di hadapan publik.
4. Pada hari peraturan kota yang pertama itu diserukan, Grebel, Manz, Cajacob, dan orang-orang lain yang sepikiran, berkumpul bersama untuk menentang dekrit itu dalam ketaatan kepada Firman Tuhan dan menetapkan hati untuk membentuk suatu gereja yang didasarkan pada prinsip-prinsip Alkitab sebagaimana mereka pahami dalam hal ini. Cajacob pertama dibaptis oleh Grebel berdasarkan pengakuan imannya pada Kristus; Cajacob, setelah itu, membaptis yang lainnya. Baptisan itu pertama mereka lakukan dengan cara menuang, tetapi belakangan mereka menyadari bahwa yang benar adalah menyelam, dan setelah itu mereka memakai penyelaman. Dalam waktu seminggu, 35 orang lagi dibaptis.
5. Pada bulan Maret tahun yang sama, dewan kota yang dipengaruhi oleh Zwingli, mengeluarkan peraturan yang kuat melawan kaum Anabaptis, yang diratifikasi pada bulan November:
"Kalian tahu tanpa keraguan, dan telah mendengar dari banyak orang bahwa sejak waktu yang lama, beberapa orang yang aneh, yang berimajinasi bahwa mereka terpelajar, telah tampil secara mengagetkan, dan tanpa bukti apapun dari Kitab Suci, yang diberikan sebagai alasan oleh orang-orang yang sederhana dan saleh, dan telah mengkhotbahkan, dan tanpa izin dan persetujuan dari gereja, telah memproklamirkan bahwa baptisan bayi tidak berasal dari Allah, tetapi dari Iblis, dan oleh karena itu, tidak boleh dipraktekkan. ... Jadi, kami, menetapkan dan menuntut bahwa sejak sekarang semua laki-laki, perempuan, anak lelaki dan anak perempuan, meninggalkan baptisan ulang, dan sejak sekarang ini tidak boleh mempergunakannya, dan harus membiarkan bayi dibaptis; siapapun yang bertindak berlawanan dengan aturan umum ini akan didenda untuk setiap pelanggaran, satu mark; dan JIKA ADA YANG TIDAK TAAT DAN KERAS KEPALA, MEREKA AKAN DIPERLAKUKAN DENGAN KERAS; karena, kami akan melindungi yang taat; yang tidak taat akan kami hukum sesuai dengan yang pantas baginya, tanpa gagal; dengan inilah semua orang harus memperhatikan kelakuannya. Semua ini kami konfirmasikan dengan dokumen publik ini, dicap dengan cap kota kita, dan diberikan pada hari St. Andrew, 1525 AD."
6. Para Anabaptis dan pemimpin-pemimpin mereka, termasuk Grebel dan Manz, dicampakkan ke dalam penjara.
7. Pada bulan Desember 1527, Felix Manz, Jacob Falk, dan Henry Reiman, dihukum mati dengan penenggelaman. Dewan telah memutuskan, Qui mersus fuerit mergatur, atau "Dia yang menyelamkan akan ditenggelamkan." Pemimpin Protestan, Gastins, menulis, "Mereka suka penyelaman, jadi baiklah kita menyelamkan mereka" (De Anabaptiami, 8. Basite, 1544, dikutip oleh Christian). Para Baptis itu diserahkan kepada algojo, yang mengikat tangan mereka, menempatkan mereka dalam sebuah perahu dan melemparkan mereka ke dalam air. Ada orang Protestan yang yang dengan nada mengejek menyebut ini "baptisan ketiga."
Martis Baptis, Felix Manz (atau Mans, Mentz) (1498-1527) adalah seorang yang sangat terpelajar. Sambil dia digiring melewati kota Zurich ke perahu, dia memuji Allah bahwa dia akan mati bagi kebenaran Firman Allah. Ibunya yang tua dan saudara lelakinya yang setia menghibur dia untuk tetap setia hingga kematian. Setelah menyerukan, "Ke dalam tanganmu, Tuhan, aku menyerahkan rohku," dia dengan kejam ditenggelamkan. Pemimpin Protestan, Henry Bullinger di Jenewa menulis sebuah catatan peristiwa tentang eksekusi Manz dan mendukung hal tersebut (Reformations Geschichte, II. 382, dikuti oleh Christian).
KAMU SEDANG MEMBACA
Penganiayaan Kaum Protestant
Non-Fictionoleh Dr. David Cloud (Penerjemah: Dr. Steven Liauw) Walaupun para Reformator Protestan dari abad ke-16 hingga abad ke-18 menuntut kebebasan beragama dari Gereja Roma Katolik, dalam banyak kasus mereka tidak memberikan kebebasan itu kepada pihak la...