IV. PENGANIAYAAN OLEH KALVINIS DI BELANDA MELAWAN KAUM ARMINIAN

21 0 0
                                    

"Jika kita berpindah ke Belanda, kita juga akan menemukan bahwa para reformator di sana, kebanyakan mereka, mendukung prinsip-prinsip dan tindakan-tindakan penganiayaan. ...perselisihan yang paling menggemparkan adalah antara kaum Kalvinis dan Arminian. ... Pada saat kedua pihak memiliki suatu dogma untuk diperdebatkan, kontroversi tersebut menjadi tidak lagi dapat diselesaikan, dan dilaksanakan dengan kekerasan yang mencengangkan. Para pelayan dari pihak predestinasi tidak mau sama sekali membuat kesepakatan; para remonstran [non-Kalvinis] menjadi objek semangat mereka yang membara, yang mereka sebut sebagai orang-orang bodoh, setan-setan dan tulah-tulah; menggerakkan para magistrasi untuk menghancurkan mereka; dan ketika waktu pemilihan baru mendekat, mereka meminta kepada Allah orang-orang yang menggebu-gebu, bahkan hingga penumpahan darah, sekalipun harus membayar harga seluruh perdagangan kota-kota mereka. Pada akhirnya, sebuah sidang sinode berkumpul, bertindak dalam tata cara yang biasa; mereka memproklamirkan prinsip-prinsip iman dengan yakin,

menghukum doktrin para remonstran; mengusir antagonis mereka dari jabatan-jabatan mereka; dan

mengakhiri dengan rendah hati meminta Allah dan para petinggi mereka, untuk mengeksekusi dekrit-

dekrit mereka, dan untuk meratifikasi doktrin yang telah mereka ekspresikan. Pemerintah menuruti

mereka dalam permintaan yang kristiani yang penuh kasih ini, karena segera setelah sidang sinode

berakhir, Barnwelt, seorang teman dari kaum remonstran dan pendapat mereka, dipenggal kepalanya, dan Grotius dijatuhi hukuman penjara seumur hidup; dan karena para pelayan yang berbeda pendapat tidak mau berjanji secara total dan terus menerus untuk tidak menjalankan tugas-tugas religius mereka, negara mengeluarkan resolusi untuk pengusiran mereka, dengan ancaman, jika mereka tidak menerima hal tersebut, bahwa mereka akan diperlakukan sebagai pengganggu ketenangan umum" (J.J. Stockdale, The History of the Inquisitions, 1810, hal. xxviii, xxix).

Penganiayaan Kaum ProtestantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang